Penyelundupan Satwa
Hendak Jual Anak Orangutan ke Luar Negeri, WNA Rusia Ditangkap di Bandara Ngurah Rai
Kasus penyelundupan orangutan terungkap setelah WNA Rusia, ZA tertangkap di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai
Sampai kemarin kondisi anak orang utan yang dibius ZA menggunakan obat jenis CTM berangsur pulih setelah mendapat perawatan dari tim medis Bali Safari & Marine Park, Gianyar.
“Saat ini dia dalam kondisi baik dan sehat, walaupun mungkin agak sedikit stres karena banyak orang di sini dan belum terbiasa dengan banyak orang di sekitarnya,” ungkap Kepala Balai KSDA Bali, Budhi Kurniawan, Senin (25/3).
Budhi menyampaikan pihaknya segera melakukan tes DNA untuk mengetahui asal orang utan tersebut.
Setelah pulih, anak orangutan itu bakal dilepas kembali ke habitatnya.
"Kami pastikan asal-usul melalui tes DNA, sebab di Indonesia ada dua spesies yaitu di Pulau Sumatera dan Kalimantan," tuturnya.
Tes DNA akan dilakukan di Jakarta karena di Bali tidak memiliki alatnya.
Proses tes DNA akan memakan waktu kurang lebih satu hingga dua bulan.
Ia menambahkan, proses pemulihan anak orang utan tersebut memakan waktu kurang lebih satu hingga tiga bulan.
Selama proses pemulihan, orang utan itu dititipkan di Bali Safari & Marine Park.
"Kami titipkan di Bali Safari karena di sana berhasil breeding, jadi ada orang utan seumuran, minimal ada temannya," imbuh Budhi.
Baca: Malaysia Terancam Bangkrut! Utang Negara Rp 3.500 Triliun, Perdana Menteri Minta Sumbangan ke Rakyat
Baca: Hikmah Peristiwa Isra Miraj 27 Rajab, Ustaz Abdul Somad Sebut Soal Tuai Pahala dengan Harta
Baca: Cara Unik Tawar Menawar Rian Subroto, Akhirnya Deal Vanessa Angel dan Avriellya Rp 135 Juta
Baca: Kronologi Penyewa Vanessa Angel Rp 80 juta Terbongkar, Pengusaha Tambang Ini Digerebek Tanpa Busana
Baca: Demi Beli Tas dan Kebutuhan Sekolah, Orang Tua Nekad Curi Pisang di Pasar
Anggota tim medis Bali Safari, drh. Novita mengatakan, nafsu makan anak orang utan itu makin membaik.
“Sejauh ini sudah tampak aktif. Kita akan lakukan pemeriksaan lagi karena satwa ini dalam fase karantina,” ungkap drh. Novita.
Menurut dia, perut satwa tersebut sudah mengempis. Tidak seperti waktu pertama diserahkan BKSDA Bali ke Bali Safari & Marine Park pada Sabtu 22 Maret 2019.
“Kemarin kan tight (ketat akibat kembung) sekali. Sekarang sudah mulai mengempis. Mukosa mata sudah membaik,” tambahnya.
Novita menjelaskan, fase karantina di Bali Safari & Marine Park kurang lebih 30 hari.