Hinaan Media Asing Tak Buat Nyali Ciut, 3 Menit Beraksi Kopassus Buat Gempar Dunia di Thailand

Hinaan Media Asing Tak Buat Nyali Ciut, 3 Menit Beraksi Kopassus Buat Gempar Dunia di Thailand

Editor: Andreas Eko Prasetyo
kompas.com
Aksi Kopassus saat membebaskan sandera dari Pesawat Woyla yang dibajak teroris 

TRIBUNJAMBI.COM - Sejarah pernah mencatat bahwa Komando Pasukan Khusus (Kopassus) pernah membuat dunia gempar dari aksinya.

Berawal dari hinaan media di Thailand, 3 menik aksi Kopassus pun buat dunia tercengang. Seperti apa kisahnya, selengkapnya hingga akhir artikel.

Komando Pasukan Khusus (Kopassus) menjadi salah satu pasukan elit yang dimiliki militer Indonesia.

Soal kemampuan pasukan khusus TNI memang tak bisa dipandang sebelah mata oleh negara lain.

Baca Juga:

Operasi Kopassus di Papua, Kapten Pandu Kisahkan Pembebasan Sandera, 4 Prajurit Gugur Diserang

Akun FB Andhre Marozz Diburu Karena Hina Prajurit Kopassus yang Gugur Lawan KKB Berhadiah Rp1 Miliar

Rp 1 Miliar Bagi Yang Menangkap Penghina Kopassus Yang Gugur Saat Berperang Lawan KKB Papua

Mardi Rambo Gembira Dikirim ke Bosnia, Kopassus yang Tak Pernah Mendarat Pakai Pesawat

Meski masih saja ada yang nyinyir dan melihat sebelah mata, tapi akhirnya decak kagum dan angkat topi pasti terjadi setelah pasukan musuh memandang remeh Indonesia.

Seperti kisah berikut ini, dilansir TribunJambi.com dari Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.

Sebelumnya, prestasi mengagumkan telah terbukti membawaKomando Pasukan Khusus (Kopassu) TNI AD patut disegani.

Mulai dari penumpasan G30S/PKI operasi Dwikora, Operasi Trikora pembebasan Irian Barat, Operasi Seroja di Timor-timur hingga pembebasan sandera oleh sekelompok teroris.

Operasi Woyla yang Naikkan Nama Kopassus
Operasi Woyla yang Naikkan Nama Kopassus (Sripoku)
 

Begitu juga dengan Operasi Woyla Maret 1987.

Kopassus diperintahkan melumpuhkan para teroris yang menyandera pesawat Garuda Indonesia.

Cerita berawal pada 28 Maret 1981, pesawat DC-9 Woyla milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan 48 penumpang dibajak 5 orang teroris.

Pesawat tersebut dibajak ketika dalam penerbangan dari Bandara Kemayoran menuju Bandara Polonia Medan.

Oleh kelima teroris pesawat sebenarnya akan diterbangkan menuju Lybia, negara yang pada tahun 1980-an berada di bawah pimpinan Presiden Moamar Kadhafi dan dikenal ‘suka membantu teroris’.

Selain itu, jika sudah mendarat di Lybia, para teroris merasa lebih aman karena upaya militer Indonesia (ABRI) untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera jadi makin sulit.

Mujur akhirnya pesawat mendarat di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand sehingga militer Indonesia bisa lebih leluasa melaksanakan operasi pembebasan sandera dengan cara mengirimkan pasukan khusus.

Baca Juga:

Rawan Terjadi Korupsi, Manajemen Aset di Jambi Masih Rendah

VIDEO Viral Prabowo Bentak Aparat Viral di Twitter, Begini Penjelasan Juru Bicara BPN, Dahnil Anzar

TVBERSAMA: Sedang Berlangsung! Hasil Shan United vs Persija Jakarta 1-0, Ini Link Live Streaming

Rusunawa tanpa IMB di Tanjab Timur, Pol PP Tunggu Rekomendasi Dinas Terkait

Melihatnya Saja Musuh Gentar! Kopaska TNI AL Masuk Jajaran Pasukan Elite dengan Wajah Seram di Dunia

Tanggung jawab untuk mengirimkan pasukan khusus diberikan kepada Letkol Sintong Panjaitan yang menjabat sebagai Asisten 2/Operasi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda/Kopassus).

Singkat cerita 30 personel pasukan antiteror dari Grup 4/Sandiyudha yang telah menyiapkan diri untuk melakukan operasi pembebasan sandera dikirim ke Thailand menggunakan pesawat DC-9 Garuda pada 30 Maret 1980.

Kopassus selamatkan pesawat yang dibajak teroris
Kopassus selamatkan pesawat yang dibajak teroris 

Komandan Tim Antiteror dipimpin oleh Letkol Sintong Panjaitan, dan disertai oleh tiga orang perwira menengah yang nantinya memimpin operasi di lapangan yakni, Mayor Sunarto, Mayor Isnoor, dan Mayor Subagyo HS.

Mengingat kasus pembajakan DC-9 Woyla sudah diberitakan secara internasional di seputar Bandara Dong Muang ternyata sudah penuh dengan aparat keamanan Thailand dan wartawan dari berbagai media massa.

Televisi nasional Thailand bahkan menyiarkan perkembangan penyanderaan secara langsung dan kamera televisi terus mengarah ke pesawat DC-9 Woyla yang dijaga ketat tentara Thailand dengan formasi melingkar.

Untuk menghindari tembakan nyasar jika terjadi tembak menembak dengan para pembajak yang bersenjata pistol dan granat tentara Thailand membentuk penjagaan pagar betis sehingga para awak media massa terbatasi gerakannya.

Pasukan antiteror Kopassus tiba di Don Muang pada 30 Maret 1981 dan pesawatnya langsung parkir dalam posisi tidak jauh dari DC-9 Woyla yang dibajak.

Semua pasukan antiteror segera melakukan konsolidasi dan persiapan operasi di bawah kendali Letkol Sintong.

Tapi Sintong ternyata tak mau semua anak buahnya stres dan kelelahan.

Baca Juga:

Ditolak Hadiri Seminar di Jambi, Rocky Gerung Akhirnya Batal Datang, Ini Alasannya Menurut Panitia

Kuasa Hukum Penggugat Nilai Keputusan KPU Sarolangun Salah dan Tidak Berdasarkan Hukum

Hasil Evalusai KPK, Pencegahan Korupsi di Jambi Masih di Bawah Rata-rata

Ramalan Zodiak 13 Maret 2019, Aries Wajib Fokus pada Keuangan, Gemini Lagi Penuh Kasih Sayang

20 Ribuan Surat Suara DPR Provinsi dan RI yang Ada di KPUD Merangin, Ditemukan dalam Kondisi Rusak

Oleh karena itu, ia keluar dari ruangan tempat anak buahnya istirahat dengan alasan ada yang memanggil.

Sintong juga bilang bahwa operasi pembebasan sandera dibatalkan dan semua pasukan sebaiknya tidur saja.

Padahal semua itu dilakukan oleh Sintong hanya berpura-pura agar semua anak buahnya yang sudah lelah dalam latihan bisa istirahat total dan besok dapat melakukan operasi pembebasan sandera secara optimal.

Semua pasukan antiteror yang ‘dikibuli’ oleh komandannya sendiri itu pun tertidur lelap.

Pukul 02.00 dini hari (31 Maret 1980) semua pasukan antiteror tiba-tiba dibangunkan dan harus bersiap untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera.

Aksi Kopassus saat membebaskan sandera dari Pesawat Woyla yang dibajak teroris
Aksi Kopassus saat membebaskan sandera dari Pesawat Woyla yang dibajak teroris (kompas.com)

Dalam kondisi segar karena cukup tidur semua pasukan bergerak menuju sasaran tapi dalam pergerakan santai tidak seperti pasukan komando agar tidak menarik perhatian.

Semua senjata pun tampak disembunyikan ketika para pasukan antiteror yang sedang membawa tangga untuk memasuki pintu pesawat malah berjalan lebih santai lagi.

Televisi nasional Thailand yang terus menerus memantau perkembangan di seputar pesawat yang dibajak malah berkomentar bahwa pergerakan semua pasukan antiteror seperti orang piknik (Sunday picnic).

Kopassus saat pembebesan sandera di pesawat
Kopassus saat pembebesan sandera di pesawat (kolase/TribunJambi)

Namun, ketika pasukan antiteror sudah berhasil mendobrak pintu dan masuk ke pesawat mereka pun berubah jadi pasukan yang ganas dan akhirnya sukses melumpuhkan penyandera serta membebaskan para sandera dalam hitungan menit.

Atas prestasi yang luar biasa itu, semua pasukan antiteror Kopassus mendapat penghargaan tertinggi dari negara, yakni medali Bintang Sakti.

Baca Juga:

Dugaan Korupsi PT JIM, Di Persidangan Terdakwa Mengaku Tidak Pernah Transaksi dengan PT Kuda Laut

Setelah Luncurkan Seri V, Vivo X27 Bakal Keluar Bulan Ini, Simak Harga dan Spesifikasi Unggulannya

Begini Jawaban Pep Guardiola yang Dikabarkan Tinggalkan Manchester City Untuk Melatih Juventus

Zidane Kembali ke Real Madrid, Lima Pemain Ini Terancam Terdepak dari Tim Squad

(Sumber : Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:

IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK:

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved