Supertasmar 'Menganulir' Supersemar, Tapi Mengapa Naskahnya 'Hilang'? Ini Kronologi Lengkapnya

Supertasmar dan Supersemar. Misteri yang belum terjawab selain keberadaan naskah asli, beda interpretasi Soekarno-Soeharto.

Editor: Duanto AS
IST
Presiden Soekarno dan Letjen Soeharto. 

Membolak-balik kertas-kertas antik tidak dapat dilakukan dengan tergesa, harus dapat dinikmati satu persatu kekunoannya. Perintah Siasat No. 58/ SP/CPD/49 ditandatangani seorang Komandan dengan potlod berwama biru, di atas kertas merang yang sudah mulai bulukan.

CPD ternyata berarti Comarido Pertempuran Daerah. Mayor S. Sokowati selaku komandannya. Dengan wilayah Madiun dan sekitarnya.

Adakah namanya berubah? S. Sokowati menjadi Soekowati, saya merasakan adanya perubahan itu. Entah kalau saya yang salah dengar. Sekarang meningkat pada surat antik yang bernomor Kode 104/III C/'48.

Surat keputusan Komandan Brigade III, untuk memberhentikan dengan hormat, Letnan Muda III Suwardjo Stb. No. 06365. Komandan Regu 1, Sie 3, Cie Bantuan Bat. II. Alasan berhenti karena permintaan sendiri, terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1948.

Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961
Bekas Komandan Detasemen Kawal Presiden Soekarno, Mangil Martowidjojo, ketika menyalami Presiden Soekarno yang genap berusia enam puluh tahun pada tahun 1961 (Ipphos)

Oleh sebab itu dalam SK itu Letnan Muda III Suwardjo diperkenankan mengambil tunjangan sebulan gaji.

SK dalam kertas merang ini diketik dengan rapi tetapi karena pitanya yang sudah kering kelihatan tidak begitu terang. Tanggal SK tsb. ialah 11-9-1948, Komandan Brigade III Staf, P.D. Tng (artinya Pejabat Tertinggi?), Letkol Soeharto.

Tanda tangannya agak naik, ada gelung pada huruf S dan T. Hingga muka dan belakang bergelung. Dengan coretan tajam kebawah.

Tinta spesial seperti tinta stempel Brigade III. Perubahan tandatangan itu nampak jelas pada panjang dan gelung.

Begitu pula garis makin menaik dengan goresan tajam sudah tidak nampak lagi, setelah pak Harto menjadi Presiden RI.

(Ditulis oleh P.K. Poerwantana. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Januari 1974, artikel ini telah tayang di Intisari online)

IKUTI KAMI DI IG

 Mahaguru Pelempar Pisau Kopassus Berlatih, Pohon di Pusdikpassus sampai Ambruk

 Hasil Liga Spanyol Real Madrid vs Real Valladolid Skor 4-1, Sepakan Luka Modric Lengkapi Kemenangan

 Pendaki Kopassus Iwan Terayun Kencang di Tebing Puncak Everest, Hantu Gunung Hanya Bisa Melongo

 Perwira Kopassus Berdoa, Minum Air Aneh Suguhan Warga Sambil Tahan Napas karena Rasa Hormat

 Pasukan RPKAD Temukan Peti Penuh Uang, Benny Bilang Tinggalkan saja, nanti kamu mati

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved