Supertasmar 'Menganulir' Supersemar, Tapi Mengapa Naskahnya 'Hilang'? Ini Kronologi Lengkapnya

Supertasmar dan Supersemar. Misteri yang belum terjawab selain keberadaan naskah asli, beda interpretasi Soekarno-Soeharto.

Editor: Duanto AS
IST
Presiden Soekarno dan Letjen Soeharto. 

Tintanyapun macam-macam, ada yang memakai potlod tinta ada yang memakai pensil warna biru dan tidak ketinggalan tinta stempel dipakai juga sebagai tinta tulis.

Kertas-kertas antik ini betul-betul saya perlakukan sebagai orang sedang memisahkan gabah dari beras yang akan dimasak. Apalagi kalau akan memasukkan kedalam map atau rak penyimpanan.

Harus hati-hati benar, supaya tidak lekas rusak tertindih tumpukan-tumpukan lainnya. Lipatan-lipatan kecilpun dapat merontokkan kertas telo itu.

Memperlakukan kertas semacam ini dengan umurnya yang rata-rata sudah lebih dari dua puluh tahun, rasanya seperti menyimpan barang purbakala saja. Belum lagi yang dirusak oleh kutu kertas atau cecunguk.

Soekarno, Soeharto dan misteri Supersemar
Soekarno, Soeharto dan misteri Supersemar ()

Bahkan ada juga yang sudah robek-robek dikrikit tikus piti. Seolah-olah merupakan persediaan makanan darurat, sewaktu tikus-tikus itu mengalami masa paceklik.

Maka kertas telo itu merupakan sasaran yang masih tinggi kadar gizinya bagi rata-rata tikus kecil itu. Ini kentara sekali dari bekas kotoran yang ditinggalkan tikus-tikus pada lemari kertas antik.

Dimulai saja dari surat resmi Let. Kol. J.F. Warrow, Komandan Brigade 16 dengan nomer surat yang terdiri dari sepuluh angka: 1616111200 dar '49 tertanggal 16 Nopember 1949. Isinya tentang adanya persetujuan bersama di antara para Komandan Batallion di daerah Malang.

Yang berarti tembak menembak dan rasa permusuhan di antara anak buah Bat. 17 dibawah Mayor Abdullah, Bat. 32 Mayor Abdul Manan dan dari Be IV Mayor Rusman sudah harus dihentikan.

Yang agak aneh ialah cap dari Brigade 16 ini terdirf dari bulat telur dan bulat.

Sebaliknya diharapkan agar saling dapat menjamin keamanan. Memberi penerangan kepada rakyat, pengembalian tahanan-tahanan. Campagne memberantas berita-berita yang bukan sebagai adanya dan masing-masing pasukan kembali ke tempat semula.

Demikianlah instruksi Komandan Brigade 16 atau Wehrkreise Arjuna, Jawa Timur.

Lain halnya siapakah yang menjadi Komandan Operasi “Selatan" ? Daerah Bojonegoro merupakan daerah Operasi Selatan dengan Komandan Mayor Basuki Rachmad.

Surat No. 665/VI/Sec/Dos/49 merupakan peringatan dari Komandan C.M.D. Bojonegoro Major Basuki Rachmad kepada Sie Gerindo pimpinan Sersan Sutrisno supaya consolidasi pasukan tidak sampai mengganggu keamanan daerahnya.

Basuki Rachmad yang kita ketahui sebagai Menteri Dalam Negeri pada akhir-akhir hidupnya itu, menerakan tanda tangannya diatas kertas tik biasa.

Ketikannya rapi dan masih jelas dibaca. Hanya pinggirannya yang sudah koyak-koyak, mungkin karena terus-menerus pindah dari map yang satu ke map yang lain tanpa sempat meluruskan pinggiran-pinggirannya. Atau berdandan, berbenah diri.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved