Prostitusi Online Via Line Terbongkar, Member Siswi SMA Pintar Kelabuhi Polisi Pakai VCS dan LSS
Membernya siswi SMA. Grup ini menyediakan fasilitas video call s3x, phone s3x dan live show. Begini cara mereka beraksi ...
Polres Jakarta Barat menangkap lima tersangka terkait penyedia jasa prostitusi online menggunakan aplikasi Line. Foto diambil di Polres Jakarta Barat, Senin (4/2/2019).
Menurut Edi, setiap member grup harus membayar uang senilai Rp 100.000-Rp 200.000 setiap bulan untuk bergabung dan menikmati fasilitas yang disediakan.

"Setiap anggota member punya kewajiban membayar iuran, nominalnya tergantung fasilitas yang didapatkan."
"Artinya, semua kalangan bisa mendapat fasilitas itu dengan nominal yang cukup terjangkau," ujar Edi.
Edi mengatakan, salah satu tersangka penyedia jasa prostitusi online berinisial RM (23) mengendalikan sebuah grup Line yang menyediakan fasilitas berhubungan badan secara langsung.
Fasilitas itu dilakukan oleh seorang perempuan yang merupakan anggota dari grup Line yang dikendalikan oleh RM.
Edi mengungkapkan, salah satu talent perempuan itu masih pelajar SMA di Jakarta.
"Dia (RM) memberikan fasilitas berhubungan badan secara live."
"Pemerannya adalah talent yang merupakan anggota di grup tersebut, sementara kliennya ditentukan oleh talent itu."
"Yang membuat miris adalah ada talent yang masih pelajar di salah satu SMA di Jakarta," kata Edi.
Kenapa Pisang, Jeruk dan Kue Keranjang Wajib Ada saat Imlek? Ternyata Ada Maknanya Lho!
Hasil Penelitian Baru, Peneliti Kembangkan Pengobatan Untuk Diabetes Tipe 1
Mengapa saat Imlek Selalu Hujan? Karena Kebetulan atau Ada Hal Lain, Ini Jawabannya
Edi mengungkapkan, pihaknya telah memanggil talent perempuan tersebut untuk dimintai keterangan.
Berdasarkan pengakuan talent tersebut, ia juga menyediakan layanan booking out (BO) untuk melakukan hubungan seksual di suatu tempat.
"Kami akan melakukan penyidikan lebih lanjut kepada anggota yang tergabung dalam grup, termasuk talent-talent-nya juga," sambungnya.
Edi mengatakan, tersangka penyedia jasa prostitusi online menggunakan aplikasi Line untuk melakukan aksinya agar tidak termonitor oleh aparat kepolisian.
"Menurut tersangka, Line itu sudah jarang digunakan oleh masyarakat. Mereka menganggap Line tidak dapat termonitor oleh aparat kepolisian," kata Edi.