Buaya Pemangsa Deasy Tuwo Dievakuasi, Sebanyak 20 Orang Bopong Buaya Sepanjang 5 Meter Itu
Seekor buaya sepanjang 5 meter yang sebelumnya memangsa Deasy Tuwo (44) dievakuasi dengan sebanyak 20 orang menggotongnya
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Sulawesi Utara (BKSDA Sulut) harus menyita buaya yang diberi nama Merry itu karena kepemilikannya tidak berizin
TRIBUNJAMBI.COM - Seekor buaya sepanjang 4,4 meter yang sebelumnya memangsa Deasy Tuwo (44) dievakuasi dengan sebanyak 20 orang menggotongnya.
Petugas dari Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikoko mengevakuasi buaya yang memangsa perempuan bernama Deasy Tuwo (44) pada Jumat (11/01/2019) lalu.
Evakuasi dilakukan di lokasi kandang buaya di area perusahaan budidaya mutiara di Desa Ranowangko, Kecamatan Tanawangko, Minahasa, Senin (14/01/2019).
Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam Sulawesi Utara (BKSDA Sulut) harus menyita buaya yang diberi nama Merry itu karena kepemilikannya tidak berizin.
Baca Juga:
Gelar Perkara Pelanggaran Pemilu Oleh Rahmat Derita Digelar Tertutup di Bawaslu Provinsi Jambi
Dapat Dana Rp 3,9 M, Bidang Pengairan Ini Rencana Pembangunan Dinas PUPR Tanjabtim Tahun 2019 Ini
Terungkap, Tim Rydder Flight di Balik Pesawat Asing Dipaksa Mendarat, Ini Kata Panglima TNI
Pernah Disebut Transgender, DJ Katty Butterfly Patahkan Isu Itu dengan Pamerkan Perut Buncitnya
Daftar 4 Ranperda Oleh DPRD dan 15 Ranperda Pemkab Muarojambi yang Diparipurnakan Senin Hari Ini
Pemilik buaya yang dipelihara di dalam kandang berukuran panjang sekitar 15 meter itu tidak dapat ditemui.
"Buaya ini dievakuasi karena jangan sampai membahayakan lagi orang lain," kata Sekretaris BKSDA Sulawesi Utara Hendrik Rundengan, Senin.
Evakuasi itu ikut disaksikan warga di sekitar lokasi.
Warga tegang melihat petugas PPS Tasikoki berusaha menaklukkan reptil raksasa yang berukuran panjang 4,4 meter dan lebar 90 centimeter itu.
Dibantu dengan pihak kepolisian dan warga, buaya dievakuasi dengan cara dijerat menggunakan tali, lalu dituangkan cairan obat bius sehingga buaya bisa dikendalikan.
Menurut Kepala Bidang Tata Usaha BKSDA Sulut Hendrik Rundengan secara teknis proses penangkapan buaya harus makan waktu lama dengan tujuan untuk membuat buaya tersebut menjadi lelah.
Hendrik juga berharap proses evakuasi ini dilakukan agar tidak kembali terjadi kasus yang sama.
"Saya harap agar selesai evakuasi ini tidak kembali menimbulkan korban akibat buaya," katanya.

Nantinya buaya tersebut akan dibawa ke Pusat Penangkaran Satwa Tasikoki yang berlokasi di Kota Bitung.
Tim evakuasi pengangkat buaya bernama Merry di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa, harus bersabar berjam-jam saat mereka mengangkat buaya berjenis kelamin perempuan itu dari kandangnya.
Merry dibius lewat kepalanya agar kondisinya melemah, Senin (14/1/2019).
Setelah Merry lemah kekuatannya berkurang, tim evakuasi kemudian mengikat mulut Merry dengan lakban hitam dan badannya diikat agar tidak merontak.

Kurang lebih 20 orang bahu membahu membopong Merry.
Kemudian buaya tersebut langsung dibawa ke penangkaran di Minahasa Utara di bawah Pengawasan Pusat Penyelamatan Satwa, Tasikoki.
"Kita sudah lakukan evakuasi bersama BKSDA serta yang terkait untuk dibawa ke Bitung," kata Kapolres Tomohon, AKBP Raswin Sirait.
"Tidak sembarang melakukan evakuasi, kita harus berhati-hati dan paham betul bagaimana seharusnya mempelakukan satwa liar," ujar rescuer PPS Tasikoki, Noldy.
Manajer PPS Tasikoki Billy Lolowang menjelaskan bahwa seharusnya satwa liar tidak untuk dipelihara.
Baca Juga:
Mantan Bunda Paud Hadir, Berikan Keterangannya Sebagai Pembina
Debby Sahertian Ungkap Perjuangan Robby Tumewu Gara-gara Penyakit Ini, 8 Tahun Menderita
Akan Disampaikan Malam Ini, Prabowo Subianto Ancam Mundur dari Pilpres 2019. Ini Kata Ketua BPN
Diparkir di Dalam Rumah 2 Sepeda Motor Warga Sarolangun Raib, Modus Pencurian Dilakukan Saat subuh
Tahun 2019 Akan Terjadi Fenomena Supermoon, Catat Waktu dan Daerah Mana Untuk Menyaksikannya
Seperti diberitakan, Deasy Tuwo (44) karyawan CV Yosiki tewas diterkam buaya peliharan pimpinan perusahaan yang berlokasi di Jaga VII Desa Ranowangko Kecamatan Tombariri, Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (11/01/2019).
Warga Desa Suluun Tumpaan Minahasa Selatan merupakan Kepala Laboratorium CV Yosiki tempat pembibitan mutiara.
Wanita lajang ini dikenal warga sangat rajin.
Seperti dikatakan Nasran saat berbincang dengan Tribun Manado, Jumat (11/1/2019).
Ia mengetahui Deasy merupakan sosok wanita yang ulet dan teliti.
"Apalagi dia sebagai kepala lab mutiara, sosok yang pendiam juga sih," kata Nasran saat ditemui di lokasi kejadian.
Ia pun kaget saat mendapat informasi bahwa wanita berumur 44 tahun itu hilang setengah badan dimakan buaya.
"Bingung juga kenapa bisa sampai dimakan buaya, memang kesehariannya selain menjaga lab, dia memberi makan buaya setiap pagi dan menjelang malam," kata dia.
Bahkan ia mengatakan, anaknya juga sering menemani Deasy saat memberi makan buaya.
"Buaya itu setiap hari diberi makan ikan tuna, ayam bahkan hewan babi," katanya.
Deasy Tuwo (44) ditemukan tak bernyawa tepat di kandang buaya, Jumat (11/1/2019).
Baca Juga:
Tahun 2019 Akan Terjadi Fenomena Supermoon, Catat Waktu dan Daerah Mana Untuk Menyaksikannya
Sebelum Dibekuk, Polisi Ungkap Innova Plat Merah Bawa Vanessa Angel Check In ke Hotel
2 Keanehan yang Terjadi dari Fenomena Meletusnya Gunung Anak Krakatau, Warna Air Laut Jadi Orange
Lokasi kejadian di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa ini terus dipenuhi warga.
Salah satu saksi yang juga meweteng jaga 7 yakni
Erling Rumengan, wakil kepala Jaga 7, Desa Ranowangko mengatakan kaget saat mereka hendak mencari keberadaan korban.

Kemudian mereka mengecek ke lokasi perusahaan pembibitan mutiara milik warga negara Jepang.
Mereka mengecek ke dalam lokasi perusahaan kemudian masuk ke dalam areal perusahaan pembibitan mutiara tersebut sesampainya di dalam tidak ada orang yang ditemukan.
Namun, mereka melihat ada benda terapung yang menyerupai tubuh manusia berada diatas kolam tempat peliharaan seekor buaya.
"Kami penasaran saat melihat ke arah kolam buaya, ada benda mengapung, ternyata tubuh Deasy. Kami takut menyentuhnya dan melaporkan kejadian tersebut di Polsek Tombariri," kata pria berusia 37 tahun itu.
Polisi Cari Pimpinan Perusahan
Hingga saat ini pimpinan perusahaan pembibitan mutiara yang berlokasi di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, belum tahu keberadaannya.
Pemilik perusahaan tersebut diketahui bernama Mr Ochiai, pantauan Tribun Manado, bukan hanya buaya yang dipelihara, melainkan hewan mahal juga ada terpelihara di perusahaan tersebut berupa, ikan arwana serta alat-alat pembibitan mutiara.

Mengetahui Karyawannya dimakan buaya, Mr Ochiai tak ada ditempat.
Kapolres Tomohon, Raswin Sirait mengatakan, pihaknya hingga saat ini masih mencari pemilik buaya berukuran 5 meter tersebut.
"Kita masih mencari pemilik buaya tersebut, selain itu jiga kami sudah berkoordinasi dengan Camat dan hukum tua ," katanya.(fer)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul BUAYA 4,4 METER PEMANGSA DESYI TUWO DIEVAKUASI, Dibopong 20 Orang, Ini Foto-fotonya
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:
NONTON VIDEO TERBARU KAMI DI YOUTUBE:
IKUTI FANSPAGE TRIBUN JAMBI DI FACEBOOK: