Begini Tekanan Batin & Kondisi Penumpang Garuda yang Disandera Teroris Sebelum Kopassus Bertindak
Begini Tekanan Batin & Kondisi Penumpang Garuda yang Disandera Teroris Sebelum Kopassus Bertindak
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Dibukanya matanya yang sudah hendak tidur tadi.
Astagafirullah! Benda tersebut ternyata sepucuk senjata api yang berada dalam genggaman seorang yang berjambang dang berjenggot lebat.. Sorot matanya begitu tajam.

Serasa copot segala persendiannya, tatkala ingatannya sampai kepada sepak terjang para teroris-teroris internasional.
Tangan diangkat keatas kepala terasa berat bagaikan dibanduli beban seribu kilo, toh ia harus mampu mengangkatnya bila tidak ingin ditembus melinjo panas.
Pelan dan gemetar, diikuti perintah pembajak agar berpindah duduk ke belakang.
Sempat dengan sudut matanya, dilihatnya seorang pramugari sudah menitikkan airmata dan juga digebah berjalan ke belakang.
Selanjutnya semua tempat duduk juga dipisah semua.
Para penumpang yang semula duduk terpencar sesuai nomor kursi, dikumpulkan merapat ke depan.Laki-laki dikumpulkan disebelah kiri gang, kecuali orang asing, sedangkan perempuan disebelah kanan.
Kedua tangan tetap diangkat keatas kepala entah sampai kapan.
Para sandera tak boleh berkomentar mengenai ceramah tersebut.
Baca Juga:
Ngaku Berpangkat Brigjen & Ajak Indonesia Bernegosiasi, Wiranto Sebut Egianus Kogoya Tak Sadar Diri
Honorer Berpeluang Besar Jadi P3K, Ini Jumlah Gaji Menurut Menpan RB
Operasi Rahasia Sempat Bocor, Strategi Kucing-kucingan Benny Moerdani Tumbangkan Marinir Belanda
Tangan penumpang harus diangkat ke atas dan kedua telapak tangan harus di bagian atas sandaran kursi.
Penumpang baru boleh menurunkan tangannya setelah pesawat Woyla tiba di Bangkok, Thailand.
Pesawat tersebut mendarat di Bandara Don Mueng, Bangkok, Sabtu sekitar pukul 17.00.
Penderitaan yang dialami oleh penumpang pesawat belum berakhir.
Bahkan, penderitaan yang dialami mereka semakin menjadi-jadi.
Mereka hanya diberi selembar roti tawar dan air putih.