Ngaku Berpangkat Brigjen & Ajak Indonesia Bernegosiasi, Egianus Kogoya Disebut Wiranto Seperti ini
Ngaku Berpangkat Brigjen & Ajak Indonesia Bernegosiasi, Egianus Kogoya Disebut Wiranto Seperti ini
Ngaku Berpangkat Brigjen & Ajak Indonesia Bernegosiasi, Egianus Kogoya Disebut Wiranto Seperti ini
TRIBUNJAMBI.COM - Menkopolhukam RI, Wiranto sampai dibuat berang dengan pernyataan Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Egianus Kogoya.
Pasalnya, pria yang mengaku menyandang pangkat Brigjen itu serta sebagai Panglima Kodap III Ndugama, Papua, coba-coba mengajak Indonesia bernegoisasi.
Sampai akhirnya, Wiranto pun mengeluarkan pernyataan tegas ini.
Pemerintah Indonesia tidak akan melakukan negoisasi dengan kelompok bersenjata di Papua.
Baca Juga:
Sempat Serbu Pos TNI, Korps Brigade Mobil (Brimob) Pun Balas Hancurkan Markas KKB di Pedalaman Papua
Sebelum Markasnya Dihancurkan, Komandan KKB Papua Egianus Kogoya Sempat Serukan Ini
DETIK-DETIK Polisi Hancurkan Markas KKB, Ini Fakta-fakta tentang Egianus Kogeya
Egianus Kogoya dan anggotanya tidak setara dengan Pemerintah Indonesia melainkan hanya kelompok kriminal bersenjata.
Meski menyandang status brigadir jenderal di kelompoknya, Pemerintah Indonesia menilai Egianus khilaf dan tak sadarkan diri.

-------
Fakta-fakta terbaru kasus pembantaian pekerja di Papua oleh kelompok kriminal bersenjata atau KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya terungkap.
Menkopolhukam Wiranto menegaskan tidak ada opsi negosiasi yang dilakukan Indonesia dengan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Wiranto juga mengingatkan KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya telah melakukan propaganda yang tidak perlu dipercayai.
Berikut sejumlah fakta baru kasus pembantaian pekerja oleh KKB Papua.
1. Tidak ada negoisasi
Menkopolhukam Wiranto menegaskan tidak ada opsi negosiasi kepada KKB Papua.
"Kita tidak pernah kompromi sebenarnya dengan kelompok itu karena kita enggak equal tidak ada satu kesetaraan antara negara yang sah NKRI dengan kelompok-kelompok seperti itu apakah kelompok kriminal apakah kelompok-kelompok yang menentang keberadaan NKRI," ujar Wiranto, di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).