Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB
Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB
Ia lantas menjelaskan bahwa anggota dari KKB di Nduga merupakan anak-anak muda yang mendapatkan kenyamanan dengan melakukan sederet aksi anarkis.
"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas."
"Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa.
"Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?," jelas Paulus.
Kemudian Paulus mengungkapkan bahwa senjata yang diperoleh oleh kelompok KKB merupakan hasil rampasan dari milik aparat yang bertugas di Papua.

Mereka merampas senjata aparat yang sedang lengah atau sedang sendirian.
Setelah melakukan pemantauan kondisi sekitar, anggota KKB selanjutnya melakukan perampasan.
"Tidak jarang aparat ini, baik TNI ataupun Polisi jalan sendirian atau kelompok yang tidak besar untuk menyisir ke hutan-hutan."
"Pergerakan mereka ini terpantau oleh mereka. Nah, di saat lengah, senjata dirampas."
"Kalau kelompok aparat ini cukup besar, mereka berondong peluru. Semakin banyak peluru yang bisa dirampas ini, mereka semakin tinggi begitu. Tinggi hati gitu." ungkapnya.
Baca Juga:
Indonesia Enggan Bernegosiasi dengan KKB di Papua, Wiranto Sampai Sebut Egianus Kogoya Seperti ini
Awalnya Hanya bermaksud Mencuri Mobil, Tiba-tiba 4 Pemuda Merudapaksa Wanita Cantik Ini
Hormati yang Ibadah, Wabup Minta Masyarakat Jangan Berlebihan, Peringati Malam Pergantian Tahun
Terkait latar belakang kasus-kasus yang ada di Nduga, Paulus mengungkapkan bahwa sebelumnya memang sudah ada masalah serupa.
"Dulu, kalau di Nduga ini memang ada 11 masalah yang harus diselesaikan. Terutama masalah HAM."
"Pak Luhut, dulu sempat minta saya dan pihak TNI untuk segera menyelesaikan masalah-masalah ini."
Ia lantas melanjutkan bahwa sudah pernah menyelesaikan masalah yang muncul di Papua, namun untuk masalah yang terakhir, Paulus menjelaskan bahwa dirinya belum mengetahuinya.
"Beberapa sudah selesai. Kalau untuk yang penembakan terakhir ini, saya tidak tahu persis apa latar belakangnya."