Relationship
Prihatin 2 Pasangan Artis Proses Cerai, Luhut Binsar Panjaitan Berbagi Tips 47 Tahun Merawat Cinta
Risiko punya staf milenial, Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator bidang Kemaritiman-Red) jadi ikutan mendengar informasi
Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM - Risiko punya staf milenial, Luhut Binsar Panjaitan (Menteri Koordinator bidang Kemaritiman-Red) jadi ikutan mendengar informasi dua pasangan artis yang sedang proses cerai. Luhut sendiri mengaku lupa namanya.
"Lewat obrolan di kantor, kadang otak saya disusupi konten-konten infotainment yang terus terang saya tidak ikuti." tulis Luhut di akun facebooknya, Sabtu (1/12) pukul 11.48 WIB.
Kemudian saya setengah dipaksa untuk posting tentang kehidupan berkeluarga.
Tanya staf saya, "Pak, kok bisa menikah sampai 47 tahun. Nggak bosan apa?"
Baca juga
6 Fakta Praktik Operasi Kelamin di Indonesia, Dilakoni Artis Transgender Hingga Bisakah Orgasme?
Satu Lagi Manfaat Kopi, dengan Mencium Aromanya Saja Ternyata Berefek pada Kerja Otak
Caption Menohok Mulan Jameela Diduga Singgung Maia Estianty, Sampai Diperingatkan Netizen
2 Jam Usai Suaminya Meninggal, Wanita Ini Ditemukan Anaknya Juga Berpulang di Samping Jasad Ayahnya
"Akhirnya saya menulis ini karena kebetulan baru 27 November lalu saya merayakan ulang tahun pernikahan saya bersama Devi Pandjaitan br Simatupang yang ke-47.
"Harapannya, semoga dapat memberi manfaat bagi para pasangan masa kini," harap Luhut.
Kalau ditanya mengapa perceraian seperti menjadi tren saat ini dan apa alasannya, Luhut pun mengaku tidak tahu.
"Yang saya tahu, cinta itu harus dirawat. Kalau tidak dipelihara, ia akan luntur."
Sampai usianya 71 tahun sekarang ini, Luhut masih melakukannya.
Di hari Sabtu dan Minggu ia musti mencari salah satu restoran untuk makan berdua bersama istri.
"Ya tentu tempat dan menunya harus `canggih' untuk istri saya tercinta," jelasnya.
Di hari kerja pun kadang saya suka menyelinap diam-diam keluar kantor untuk makan berdua dengan istri di jam makan siang.
Misalnya seperti pada saat foto ini diambil 27 November lalu.
Kami merayakan ulang tahun pernikahan di sebuah rumah makan.
Dan harus diagendakan khusus, karena jajaran di kantor atau rapat-rapat penting selalu siap menemani makan siang saya di kantor setiap hari kerja.
Baca juga
Tips Mencegah si Kecil Mempunyai Tubuh Pendek saat Ia Dewasa
Terpotong saat Dikhitan, 8 Tahun Kemudian Keluarga Korban Tuntut RS karena Tidak Tumbuh Kembali
Rujuk Kembali Setelah Suami Sempat Direbut Pelakor, Intip Yuk Kediaman Tata Janeta Sekarang
Anak-anak Berkemampuan Super di Dunia, dari Penyalur Energi hingga Bisa Banyak Bahasa
Selain itu, saya juga sering berkirim pesan WA yang selalu dibacanya meski kadang tidak dibalas.
"Yang penting bagi saya, istri selalu tahu saya sedang di mana."
Bicara tentang teknologi zaman now, menurut Luhut sebenarnya memudahkan komunikasi kita dengan pasangan. Tidak seperti zaman old saat ia muda dulu.
"Bayangkan, kalau Anda adalah tentara yang harus bertugas di daerah perbatasan Kalimantan-Malaysia di tahun 1970-an," ujarnya.
Luhut menyebut, ia mengalami masa-masa itu, di mana harus bertugas di daerah operasi misalnya seperti di Desa Nanga Kantuk Kalimantan Barat, atau Kecamatan Paloh yang berbatasan langsung dengan Sarawak.
Waktu itu jaringan telepon saja belum tersedia. Maka, surat cintalah yang menjadi andalan.
Surat itu harus menempuh perjalanan panjang sebelum sampai ke tangan istri, begitu pula surat balasannya.
Helikopter TNI adalah satu-satunya moda yang paling memungkinan untuk mengangkut surat cinta kami para prajurit yang bertugas di pelosok belantara perbatasan negara.
"Setiap minggu saya rajin menulis surat. Bahkan kadang lebih sering dari itu, ketika rindu melanda," ujarnya.
Tidak jarang setumpuk surat hasil menulis beberapa hari Luhut kirimkan akibat helikopter yang ditunggunya tak kunjung datang.
Baca juga
Kehilangan 50 Kg Berat Badannya dalam 5,5 Bulan, Wanita Ini Justru Merasa Tertekan dengan Kulitnya
6 Tahun Jadi Pajangan, Bahtera yang Terinspirasi dari Kisah Nabi Nuh Seharga Rp 22 M Bakal Berlayar
Lima Pantangan yang Perlu Anda Perhatikan Pasca-operasi Caesar
VIDEO: Apa yang Dilakukan Pilot saat Tahu Mantan Guru jadi Penumpang Pesawat Diterbangkannya?
Apa boleh buat, tidak ada cara lain untuk mengirim surat. Jalan di sana belum sebagus sekarang, sehingga waktu itu tidak mungkin dikirim lewat darat.
Ketika waktu berlalu, Luhut dan Devi pun menikah di tahun 1971 dan akhirnya dikaruniai sampai 4 orang anak.
Luhut memahami bahwa tidak pernah mudah menjadi istri seorang anggota TNI yang sering tugas operasi ke luar daerah.
"Maka dari itu, melihat anak-anak dan cucu-cucu saya tumbuh dengan baik, membuat saya merasa berhutang pada istri. Seorang yang cantik dan pintar, yang rela mengorbankan cita-cita pribadinya demi keluarga," ungkapnya.
Hutang itu dibayarnya sampai sekarang dengan berusaha menjadi seorang suami yang belajar menjaga komitmen.
"Tentu saya tidak sempurna, tapi sebagai laki-laki saya tahu kapan harus memimpin, kapan harus memperhatikan, kapan harus diam, mengalah, dan mendengar."
Orang bilang laki-laki pada dasarnya sulit menjaga kesetiaan. Tidak salah. Tapi pengalaman hidup mengajarkan pada Luhut bahwa seorang pria bisa belajar untuk berkomitmen, kalau dia mau.
Maka ketika dimintai tips oleh seorang staf di kantor, Luhut mengatakan bahwa laki-laki harus belajar menjaga pikiran, menjaga hati, dan menjaga waktu doa setiap hari.
Dengan demikian usia pernikahanmu akan panjang.
Tidak perlu doa yang panjang-panjang. Doa kami saja setiap pagi hanya, "Tuhan berikan kami kekuatan berdua supaya tetap bisa hidup baik dan damai, merawat anak-anak kami merawat perkawinan kami."
Baca juga
GALERI FOTO: Mengantar Ajal ke Puncak Everest, Ratusan Jasad Tidak Dievakuasi
Pencipta Kartun Spongebob Stephen Hillenburg Meninggal Dunia karena Penyakit ALS, Idap Sejak 2017
Pilot Ketiduran, Bandara Terlewat Hingga 46 Kilometer
Banyak yang Berharap Ariel Noah Kembali Bersama Luna Maya, Ariel: Terlalu Banyak Asumsi Orang
Kami tidak pernah meminta supaya dijadikan pasangan yang selalu se-iya sekata, karena itu tidak mungkin.
Yang paling mungkin dilakukan dua insan adalah membiarkan waktu yang menguji apakah masing-masing mampu menjaga egonya atas nama cinta.
Demikian tulisan saya kali ini yang banyak menggunakan perasaan karena bicara tentang cinta.
Lain seperti saat kita bicara tentang ekonomi nasional atau konsep poros maritim dunia yang harus banyak berdasarkan data. Tapi kalau bicara tentang cinta, tidak bisa pakai data.
"Semoga bermanfaat untuk adik-adik atau anak-anakku yang membaca postingan kali ini. Selamat berakhir pekan, selamat menemukan dan memelihara cinta," ujarnya mengakhiri.
Sumber: Facebook/Luhut Binsar Panjaitan