Sejarah Indonesia

Siapa Sangka, Jenderal Pembangkang Itu yang Mampu Tumpas Kelompok PKI di Tanah Air

Ibarat sebentuk gambar yang terdiri atas banyak potongan kertas, belum terbentuk gambar yang utuh. Celakanya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Soeharto dan Soekarno 

Menurut Hartini, "Suasana hari itu sangat tegang. Raut muka Bapak suram dan bolak-balik membaca rancangan naskah dengan tangan gemetar."

Sewaktu dimintai tanggapan, Chaerul Saleh mengatakan, "Het is beter, dot U tot God gaat bidden en vrugt zijn antwoord (Lebih baik berdoalah dulu ... mohon petunjuk Tuhan)."

Komentar Leimena lugas, "No comment. Ik laat het helemaal aan U over (Tak ada komentar. Semuanya terserah kepada pertimbanganmu.)"

Sementara Soebandrio mengingatkan, "Als u deze brief tekent dan valt U in de trap (Jika surat itu sudah ditandatangani, sama saja artinya kamu masuk perangkap)."

Beberapa kali dilakukan perbaikan, tapi agaknya Bung Karno tidak berhasil menemukan langkah lain kecuali memberikan persetujuan.

Surat dibawa Kolonel Udara Kardjono, ajudan Presiden, dan diberikan kepada Mayor (Inf) Ali Ebram, perwira Seksi I Tjakrabirawa, untuk diketik.

Komentarnya, "Saya merasa ngetiknya agak lama, karena tidak biasa ngetik dan isinya, ketika mulai saya baca, kok serem."

Baca: Lorenzo Menuntut Marc Marquez Minta Maaf

Baca: Gunung Kemukus Simpan Sejuta Cerita - Makna Ziarah hingga Praktek Ritual Seks

Setelah surat kembali kepada Bung Karno, Sabur memberi tambahan komentar, "secara administratif, surat ini memang punya kekeliruan karena kata pertama pada lembar kedua tidak tercantum pada baris terakhir halaman pertama, sebagaimana kebiasaan surat resmi."

Ali Ebram kaget. Dalam hati ia mengaku, "Wah, itu jelas kesalahan saya."

Amirmachmud langsung menukas, "Sudahlah, dalam revolusi tidak usah njelimet."

"Bagaimana Bandrio? Kamu setuju?" Tanya Bung Karno.

"Bagaimana lagi? Bisa berbuat apa saya? Bapak telah berunding tanpa kami diikutkan."

"Tetapi kamu setuju?" desak Bung Karno.

"... kalau bisa, sebenarnya perintah lisan saja."

Menurut Soebandrio, mendengar ucapan dia, ketiga jenderal di hadapannya langsung melotot.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved