Kunjungi Kantor Istri yang Lembur Malam Hari, Pria Ini Kaget Lihat Pasangan Asyik di Atas Meja
Ternyata menikah tidak semudah yang dipikirkan. Mungkin itulah yang terjadi pada pria ini. Banyak yang bilang menikah itu bakal
TRIBUNJAMBI.COM - Ternyata menikah tidak semudah yang dipikirkan.
Mungkin itulah yang terjadi pada pria ini.
Banyak yang bilang menikah itu bakal bahagia.
Ternyata himpitan kenyataan hidup untuk memenuhi nafkah keluarga membuat pria ini menyerah.
Dia membiarkan istrinya bekerja.
Baca: Berdua dalam Lift, Cewek Ini Cepat-cepat Turunkan Celana. Kejadian Selanjutnya Bikin Melongo
Dilansir dari Eberita.Org, kisah ini terjadi di Malaysia.
Pria ini bernama M Najib.
Dia mengaku bertemu dengan istrinya di acara perjodohan.
Karena merasa nyaman, Najib menjalin komunikasi dan berhubungan lebih dekat.
10 bulan kemudian, pasangan ini memutuskan menikah.
Berikut kisahnya :
Aku menikah dengan Suci.
Saat itu ibu mertua kami minta agar kami membeli rumah.
Baca: Tunggakan Dana Perimbangan Royalti dan Iuran Tetap Perusahaan Tambang Masih Tinggi
Baca: Al Haris: Jika Ada Upload Foto Jalan Rusak di Medsos, PUPR Harus Tanggap
Dia bersedia membayarkan uang mukanya.
Awalnya aku sempat menolak.
Karena ibu mertua bersikeras, akhirnya aku menyetujuinya.
Setelah menikah, aku baru menyadari kehidupan pernikahan tidak semudah yang dibayangkan.
Setiap bulan, banyak kebutuhan yang harus dipenuhi.
Ditambah kami memiliki buah hati.
Jujur saja, ada rasa senang dan rasa was-was.
Kadang aku tidak yakin bisa menghidupinya sampai anakku besar atau tidak.
Baca: BEI Jambi Berencana Kembangkan Desa Nabung Saham, Tiga Desa Ini Sedang Dijajaki
Baca: KFC Hadir di Trona Ekpres
Baca: Ibunya Tak Hadir Saat Wisudanya, Curhatan Gadis Ini Bikin Netizen Terharu
Dengan segala tekanan itu, aku mengalah.
Saku membiarkan Suci bekerja.
Sebenarnya saya tidak setuju jika dia bekerja.
Tetapi kenyataan hidup berkata lain.
Dengan dia bekerja, kehidupan kami seakan lebih ringan.
Suci memang seorang berpendidikan, pintar, dan cukup berprestasi di sekolahnya.
Karena itu banyak perusahaan mau menerimanya.
Dia memulai karir sebagai sales asuransi.
Baca: Fasha: Warga Diminta Waspada. Awasi Anak-anak Bermain di Sungai
Baca: Banjir, Pemerintah Kota Siapkan 22 Titik Evakuasi. Di Sini Lokasinya
Baca: VIRAL - Seorang Siswa SMP Tewas Dibunuh Teman-temannya? Dengar Curhat Sang Ayah
Baca: AWAS! Malaria Mewabah di Merangin
Enam bulan bekerja, karir Suci bak melompat cepat menanjak.
Kini sudah dia menjadi seorang manajer.
Bahkan soal gaji, dia mendapat lebih besar dari gajiku sekarang.
Ini anugrah besar dan keluarga kami lebih lega bernafas.
Setelah diangkat menjadi manager, istriku sering lembur.
Ada yang aneh dengan sikapnya.
Dia terlihat misterius dan sering sengaja keluar untuk mengangkat telepon.
Suatu hari isriku menelepon dan memberi tahu bahwa dia akan pulang larut malam karena harus lembur.
Hatiku tidak tenang mendengar hal tersebut.
Akhirnya aku memutuskan pergi ke kantornya.
Sesampainya di kantor, aku mendengar bunyi suara desahan dari dalam ruang.
Aku tidak ingin mencampuri urusan orang dan hendak pulang.
Namun, aku ingat bahwa istriku sedang lembur.
Dengan hati berdebar, aku membuka pintu perlahan.
Dari celah pintu, aku melihat pasangan yang sedang asyik ‘main’ di atas meja kantor.
Ternyata itu bukan seperti yang aku pikirkan.
Hatiku sedikit tenang.
Tiba-tiba istriku menepuk pundak dari belakang.
Suci mengajakku ke ruangannya.
Aku melihat sangat banyak berkas menumpuk di atas meja kerja itu.
Nyaris saja aku berpikiran sempit.
Saat kuadukan yang kulihat, wajah Suci langsung marah.
Sebagai manajer, dia memanggil dua pegawai yang berbuat tak senonoh itu.
Namun sampai sekarang aku masih was-was.
Banyaknya lembur istriku apakah akan berujung dengan dua pegawai itu.
Tapi jika aku maksa dia berhenti bekerja, keluarga kami juga akan kembali kesulitan.