Beralasan Sama-sama Berjuang Keras, PKB Tak Ingin Jatah Kursi Menteri Digabung dengan NU
Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB menyakini jatah kursi Menteri dari PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) akan berbeda dalam kabinet Kabinet Kerja Jilid II,
Beralasan Sama-sama Berjuang Keras, PKB Tak Ingin Jatah Kursi Menteri Digabung dengan NU
TRIBUNJAMBI.COM - Rebutan kursi Menteri Jokowi, masih menjadi topik perbincangan di masyarakat.
Tidak hanya partai di Koalisi Indonesia Kerja, namun beberapa organisasi dan partai non koalisi juga turut mengincar kursi Menteri Jokowi.
Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB menyakini jatah kursi Menteri dari PKB dan Nahdlatul Ulama (NU) akan berbeda dalam kabinet Kabinet Kerja Jilid II, nanti.
Hal itu disampaikan Ketua DPP PKB, Abdul Kadir Karding kepada Tribunnews.com, Senin (8/7/2019).
Baca: Selalu Jujur di Situasi Apapun, 6 Zodiak Ini Dikenal Tidak Bisa Berbohong, Kamu Termasuk?
Baca: Sejak Tahun 1989, Sejarah Awal Munculnya Profesi Pramugari, Dulu hanya Dilakoni Kaum Pria
Baca: Lirik Lagu Korban Janji yang Dipopulerkan oleh Via Vallen dan Nella Kharisma
Menurut Wakil Ketua TKN Joko Widodo (Jokowi)-KH Maruf Amin, baik PKB dan NU bekerja sesuai dengan cara masing-masing.
"Berbeda ya, kalau ada jatah-jatah pasti beda.
Karena NU juga bekerja, PKB sebagai partai juga bekerja, jadi beda," ujar anggota DPR RI ini.
Lebih lanjut kata dia, tidak ada yang salah, jika partai-partai memberi aspirasi terkait permintaan jatah kursi Menteri.
Namun semuanya kembali kepada hak prerogratif Presiden terpilih Jokowi untuk memilih skuad terbaik dalam susunan Kabinetnya 2019-2024.
"Kita tunggu saja seperti apa nanti," ucap Abdul Kadir Karding.
Hal senada juga disampaikan Wakil Sekjen PKB, Daniel Johan.
Menurut Dabiek Johan, jatah kursi menteri partainya dengan Nahdlatul Ulama (NU) dalam Kabinet Kerja Jilid II, dipisah porsinya.
"Karena memang kan PKB itu dilahirkan oleh NU tapi kan PKB bukan NU.
Tentu itu suatu yang terpisah," kata Daniel dalam diskusi Polemik, Jakarta, Sabtu (6/7/2019).