Berita Politik
PDIP Balik Serang Ahmad Ali PSI: Loyalitas ke Jokowi Cuma Strategi Bertahan Hidup dari Kasus Hukum
Guntur Romli mengatakan Ahmad Ali belakangan ini membela Jokowi secara vokal adalah murni upaya mencari perlindungan dari masalah hukum.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Keputusan PSI langsung mendudukkan Ahmad Ali sebagai Ketua Harian disebut Romli sebagai langkah yang disengaja untuk menciptakan panggung politik baru.
"Di PSI ia langsung didudukkan sebagai Ketua Harian, sebuah panggung baru untuk memoles diri sekaligus menyerang siapa pun yang mengkritik Jokowi demi menunjukkan kesetiaannya. Publik pun tertawa kecil, karena ini bukan lompatan ideologis. Ini lompatan oportunis," tandas Romli, menyimpulkan kritik pedas PDIP terhadap manuver politik Ketua Harian PSI tersebut.
Sebelumnya, Ketua Harian DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ahmad Ali merasa tidak sepakat apabila ada pihak yang menilai kalau Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) masih ikut campur soal urusan politik atau cawe-cawe usai tidak lagi menjadi Presiden RI.
Baca juga: Jokowi Dibela Eks Pejabat Istana: Pidanakan Roy Suryo Cs Memperjuangkan Nama Baik, Wajar Tersangka
Baca juga: Akhir Pilu Pencarian Alvaro: Bocah 6 Tahun Hilang 8 Bulan di Pesanggrahan Ditemukan Meninggal
Kata Ahmad Ali, apa yang dilakukan oleh Jokowi belakangan ini adalah sah-sah saja dilakukan. Sebab di partai lain, masih ada tokoh senior yang juga mantan Presiden justru menjabat sebagai Ketua Umum Partai.
Hanya saja, Ahmad Ali tidak berbicara secara gamblang siapa tokoh yang dimaksud.
"Terus ketika dia, bicara politik, 'ya sudah waktunya beristirahat', Oh, ada nenek-nenek yang sudah puluhan tahun jadi Ketua Partai, sudah disuruh berhenti," ucap Ahmad Ali saat ditemui usai memberikan arahan dalam Rakorwil PSI Kepulauan Riau di Kota Batam, Minggu (23/11/2025).
Tak hanya itu, Ahmad Ali juga menyinggung adanya tokoh senior politik lainnya yang kini masih aktif sebagai petinggi partai padahal yang bersangkutan juga mantan Presiden.
Atas hal itu, Ahmad Ali berpandangan, penilaian cawe-cawe terhadap Jokowi yang beredar belakangan ini hanyalah bentuk ketidaksukaan atau ketakutan dari partai lain terhadap kemampuan Jokowi.
"Ada Bapak Presiden yang sekarang sudah 20 tahun juga tidak sudah disuruh berhenti. Apa sih takutnya Pak Jokowi ini? Bagi kami melihat Pak Jokowi, melihatnya itu hanya senyum-senyum saja," ucap dia.
Padahal kata Ahmad Ali, Jokowi bukanlah sosok yang lahir dari keluarga ningrat yang memiliki kekuatan atau privilege.
Oleh karenanya, PSI kata dia, menjadikan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sebagai patron atau suri tauladan yang harus dicontoh.
"Pak Jokowi itu orang deso. Bukan keturunan. Bukan keturunan siapa-siapa. Nah itu lah kemudian diingatkan. Karena PSI itu menjadikan dia sebagai patron, kami ingin anak-anak Indonesia itu menjadikan dia, tidak perlu jadi anak ningrat kok. Tidak perlu lahir di piring emas. Anak-anak desa juga punya kesempatan, contohnya Jokowi," kata dia.
Hanya saja, Ahmad Ali menyayangkan soal sikap Jokowi yang cenderung pendiam dalam menyikapi tudingan-tudingan tersebut.
"Tapi Pak Jokowi kan gini, dia dihina, dimaki-maki, tapi ketika dia melawan, dia disuruh, ya sudah Pak Jokowi harus jadi negarawan, ya kan?" tandas Ahmad Ali.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20251124-Ahmad-Ali-Guntur-Romli-Jokowi-dan-Megawati-Soekarnoputri.jpg)