Berita Viral

Terkuak Rekam Medis Dosen Untag yang Tewas di Hotel, Keluarga Kaget Bisa Satu KK dengan AKBP B

Polisi akhirnya membeberkan catatan medis milik dosen Untag Semarang berinisial DLL (35) yang ditemukan tewas di sebuah kamar hotel dan

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Terkuak Rekam Medis Dosen Untag yang Tewas di Hotel, Keluarga Kaget Bisa Satu KK dengan AKBP B 

TRIBUNJAMBI.COM – Polisi akhirnya membeberkan catatan medis milik dosen Untag Semarang berinisial DLL (35) yang ditemukan tewas di sebuah kamar hotel dan menjadi dasar kuat dugaan awal penyebab kematiannya karena sakit.

Temuan rekam medis itu menjadi perhatian lantaran kasus tewasnya dosen muda tersebut sempat memunculkan banyak spekulasi dan tanda tanya besar di publik.

Seperti diketahui, dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang itu ditemukan meninggal dunia di kamar sebuah kost-hotel di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.

Kasus ini semakin menyedot perhatian setelah diketahui bahwa seorang perwira polisi berpangkat AKBP berinisial B merupakan sosok pertama yang melaporkan penemuan jenazah tersebut ke pihak hotel dan kepolisian.

Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir menjelaskan bahwa dugaan awal kematian korban tidak mengarah pada unsur kriminal, melainkan kuat mengarah ke kondisi medis yang diderita korban sebelumnya.

Menurut AKP Nasoir, DLL tercatat menjalani pemeriksaan medis di RS Telogorejo Semarang secara berturut-turut pada 15–16 November 2025 atau hanya sehari sebelum ia ditemukan tak bernyawa.

“Dugaan sementara penyebab kematian korban karena sakit. Dua hari berturut-turut korban berobat ke RS Telogorejo Semarang,” ujar AKP Nasoir, Selasa (18/11/2025).

Baca juga: Kedekatan AKBP Basuki dengan Dosen Dwinanda yang Tewas Tak Berbusana di Hotel, Rupanya Beda 18 Tahun

Baca juga: Kejanggalan Kematian Dosen Semarang Tanpa Busana, Tingkah AKBP Basuki Dicurigai Keluarga Korban

Dari rekam medis yang diperoleh polisi, tekanan darah korban tercatat sangat tinggi di angka 190 mmHg dan kadar gula darahnya mencapai 600 mg/dl, jauh di atas batas normal.

Saat itu korban hanya menjalani rawat jalan dan kembali ke kamar usai pemeriksaan dokter.

“Tim Inafis tidak menemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Karena itu kami menduga kuat kematian disebabkan faktor kesehatan,” tambahnya menegaskan.

Fakta Keluarga Ungkap Satu Kartu Keluarga dengan Polisi

Di sisi lain, informasi berbeda datang dari keluarga yang mengaku merasa banyak kejanggalan dari kematian DLL.

Tiwi, salah satu kerabat korban, menyebut DLL dikenal sebagai sosok pendiam yang merantau ke Semarang sekitar empat tahun lalu setelah kedua orang tuanya wafat.

Korban yang berasal dari Purwokerto itu diketahui masih lajang dan bekerja sebagai dosen tetap di Untag Semarang sejak 2021 atau 2022.

Selama tinggal di Semarang, DLL sebenarnya tidak menetap di kamar kostel tempat ia ditemukan, namun belakangan dikabarkan sering keluar masuk tempat itu.

Menurut keluarga, selama ini korban dikenal sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit serius yang pernah diceritakan sebelumnya.

Hingga saat ini, keluarga masih menunggu hasil autopsi resmi dari rumah sakit untuk memastikan penyebab kematian sebenarnya.

Yang semakin mengejutkan keluarga adalah fakta bahwa korban dan saksi AKBP B ternyata tercatat dalam satu Kartu Keluarga (KK) tanpa sepengetahuan keluarga besar korban di Purwokerto.

“Kami baru tahu tadi siang bahwa mereka satu KK. Katanya agar korban bisa pindah KTP Semarang,” kata Tiwi tak menyembunyikan keterkejutannya.

Keluarga juga mempertanyakan mengapa AKBP B yang disebut-sebut sebagai saudara dekat itu tidak hadir saat proses autopsi jenazah dilakukan.

“Kalau benar saudara, semestinya hadir. Tapi sampai sore dia tidak muncul,” imbuhnya.

Pengakuan AKBP Basuki: “Saya Hanya Mendampingi Karena Sakit”

Dalam pernyataannya kepada wartawan, Rabu (19/11/2025), AKBP B atau Basuki (56) mengaku mendampingi DLL karena kondisi korban yang memburuk sejak Minggu (16/11/2025).

Ia mengatakan bahwa korban selama ini memiliki masalah tekanan darah tinggi dan gula darah tidak stabil.

Basuki bahkan mengaku mengantar korban ke rumah sakit setelah DLL muntah-muntah pada Minggu sore.

“Terakhir saya lihat dia masih memakai kaus biru-kuning dan celana training,” ujarnya.

Ia mengaku terkejut saat mendapati DLL sudah tidak memakai busana dan mengeluarkan darah dari hidung dan mulut pada pagi harinya, namun menyebut hal tersebut sebagai reaksi tubuh saat kondisi kritis.

Basuki juga membantah tudingan adanya hubungan asmara antara dirinya dan korban, menyebut hubungannya lebih karena rasa simpati setelah mengetahui korban hidup sebatang kara.

Bahkan ia mengklaim pernah membantu biaya wisuda S3 korban sebagai bentuk dukungan.

“Saya sudah tua, tidak ada hal-hal seperti yang orang pikirkan,” tegasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved