Berita Viral

Keberadaan AKBP B Polisi yang Temukan Dosen Untag Tewas Tak Berbusana di Hotel, Gelagatnya Disorot

Keberadaan serta gelagat anggota polisi berinisial AKBP B yang pertama kali menemukan dosen Untag Semarang tewas tanpa busana di sebuah kostel kini

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Keberadaan AKBP B Polisi yang Temukan Dosen Untag Tewas Tak Berbusana di Hotel, Gelagatnya Disorot 

TRIBUNJAMBI.COM – Keberadaan serta gelagat anggota polisi berinisial AKBP B yang pertama kali menemukan dosen Untag Semarang tewas tanpa busana di sebuah kostel kini menjadi sorotan tajam publik.

Perilaku AKBP B saat menemukan dosen berinisial DLL (35) dalam keadaan tidak bernyawa di kamar kostel tersebut semakin disorot setelah muncul fakta bahwa keduanya ternyata tercatat dalam satu Kartu Keluarga (KK).

Ya, AKBP B sebagai orang pertama yang melihat DLL tewas di kamar kostel-hotel (kostel) di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.

Keluarga korban pun buka suara dan mempertanyakan sejumlah kejanggalan dari sikap AKBP B yang dianggap tidak wajar bagi seorang saksi kunci.

“Iya, korban satu KK dengan saksi pertama. Katanya saudara. Kecurigaan muncul ketika adik saya tanya alamat korban, ternyata mereka ada dalam KK yang sama,” ujar Tiwi, kerabat DLL, Rabu (19/11/2025).

TW menambahkan bahwa korban selama ini tidak pernah bercerita soal hubungan kedekatan apa pun dengan AKBP B.

Baca juga: Terancam Seumur Hidup, Ammar Zoni Nekat Mau Nikahi Dokter Kamelia, Orang Tua pacar Bereaksi

Baca juga: Sopir Ambulans Asik Main Voli, Pasien Awalnya Kritis Kini Meninggal Dunia, Keluarga Lapor Walikota

Baca juga: Pantas Habib Bahar Minta Kakinya Dicium Sehabis Salat, Helwa Bachmid Bongkar Borok Suaminya

Keluarga juga mengungkap informasi bahwa DLL dimasukkan dalam KK AKBP B agar lebih mudah ketika mengurus perpindahan KTP ke Semarang.

Meski demikian, keluarga merasa heran mengapa AKBP B tidak muncul ketika jenazah korban hendak diautopsi.

“Kalau memang saudara, seharusnya hadir. Tapi sampai sore tidak datang,” kata TW.

Kondisi korban yang ditemukan tanpa busana makin memperkuat kecurigaan keluarga bahwa ada sesuatu yang belum terungkap mengenai hubungan AKBP B dan DLL.

Pasalnya, AKBP B mengaku berada satu kamar dengan korban sebelum DLL ditemukan meninggal dalam kondisi telanjang dan tergeletak di lantai kamar.

Diketahui, AKBP B merupakan perwira menengah yang bertugas di Direktorat Samapta Polda Jawa Tengah, khususnya bagian Pengendalian Massa (Dalmas), dan ia juga diketahui sudah berkeluarga.

Mengutip laporan TribunBanyumas.com, Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Artanto memastikan bahwa AKBP B benar bekerja di bagian Dalmas.

“Polda Jateng akan memonitor penyelidikan kasus ini dan mengawasi proses yang dilakukan Polrestabes Semarang,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa Satreskrim Polrestabes Semarang akan melaporkan perkembangan penyelidikan kepada Ditreskrimum Polda Jateng.

“Kalau nanti ditemukan pelanggaran dari AKBP B, tentu kami tindak sesuai aturan,” tegas Artanto.

Terkait hubungan antara korban dan AKBP B, Kapolsek Gajahmungkur AKP Nasoir membenarkan ada keterkaitan keduanya, namun enggan menjelaskan detailnya.

“Silakan tanyakan ke Propam,” kata Nasoir singkat.

Nasoir juga menyebut bahwa AKBP B yang mengantarkan korban ke rumah sakit usai ditemukan.

Sementara itu, kepolisian menyatakan kematian DLL diduga kuat disebabkan oleh penyakit yang sudah diderita sebelumnya.

Kesimpulan awal itu didasarkan pada rekam medis korban yang dua hari berturut-turut mendapat perawatan di RS Tlogorejo Semarang sebelum meninggal dunia.

“Dugaan kuat korban meninggal karena sakit. Dua hari berturut-turut, 15-16 November, ia berobat ke RS Tlogorejo,” papar AKP Nasoir.

Informasi yang diperoleh Tribun Jateng menyebut korban sudah menempati kostel tersebut selama dua tahun terakhir.

Fakta medis terakhir menunjukkan tensi darah korban mencapai 190 mmHg dan kadar gula darahnya mencapai 600 mg/dL, sebelum ia pulang menjalani rawat jalan.

“Tidak ada tanda kekerasan di tubuh korban berdasarkan pemeriksaan Inafis Polrestabes Semarang,” jelas Nasoir.

AKBP B sebagai saksi pertama juga disebut langsung melapor ke resepsionis hotel ketika mengetahui DLL tidak bernapas.

Kasatreskrim Polrestabes Semarang AKBP Andika Dharma Sena membenarkan bahwa ada seorang polisi berpangkat AKBP yang menjadi saksi pertama di tempat kejadian perkara.

“Kami memang sudah meminta keterangan dari polisi tersebut untuk mengetahui kronologi sebenarnya,” katanya kepada Tribun.

Namun, Andika mengaku pihaknya belum mengetahui secara jelas hubungan keduanya dan masih mengumpulkan bukti tambahan termasuk rekaman CCTV hotel.

Menurut Andika, hasil visum luar tidak menunjukkan kekerasan, tetapi autopsi tetap dilakukan demi memastikan penyebab kematian DLL.

“Autopsi sedang dilakukan hari ini untuk memastikan penyebab kematian, terutama agar keluarga mendapat kejelasan,” tambahnya.

Korban ditemukan tewas dalam keadaan telanjang dan tergeletak di lantai di samping tempat tidur kamar kostel.

Keluarga Soroti Kejanggalan: Kondisi Tanpa Busana, Keluar Darah, dan Lambatnya Informasi

Salah satu pertanyaan besar keluarga adalah perbedaan waktu antara saat korban ditemukan dan saat keluarga diberi tahu.

DLL ditemukan meninggal pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB, namun keluarga baru menerima kabar pada Senin petang, selisih waktu yang dianggap terlalu lama.

Korban terlihat pada foto dalam kondisi telanjang, telentang di lantai kamar, tanpa alas atau perlindungan apa pun.

Kondisi tersebut membuat keluarga semakin curiga, terlebih wajah korban pada foto terlihat sangat berbeda dibanding keadaan sehari-hari.

“Informasinya ada darah keluar dari hidung dan mulut korban. Dari foto yang kami terima juga terlihat ada bercak darah di bagian intim. Itu yang membuat keluarga merasa janggal,” tutur Tiwi.

Tiwi menegaskan bahwa korban tidak memiliki riwayat penyakit serius selama tinggal di Semarang.

“Selama ini dia terlihat sehat, tidak ada tanda-tanda sakit berat,” ujarnya.

Keluarga mengaku belum menerima hasil autopsi secara lengkap hingga saat ini.

Walaupun banyak kejanggalan yang mereka rasakan, keluarga masih menunggu keputusan keluarga besar untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.

“Sebenarnya keluarga sudah sangat ingin bertindak, tapi kami serahkan nanti kepada kakak kandung korban dan keluarga besar,” ujar Tiwi.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved