Berita Politik

Prabowo Bantah Dikendalikan Jokowi, Analis Sebut Hubungan 'Retak Tapi Tak Terbelah', Golkar: Kompak

Prabowo Subianto secara tegas membantah isu yang menyebut dirinya masih dikendalikan atau takut kepada Jokowi.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Istimewa
Prabowo Subianto dan Jokowi 

TRIBUNJAMBI.COM - Presiden RI, Prabowo Subianto secara tegas membantah isu yang menyebut dirinya masih dikendalikan atau takut kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo atau Jokowi

Pernyataan keras ini dilontarkan Presiden Prabowo saat meresmikan pabrik PT Lotte Chemical Indonesia di Cilegon, Banten, Kamis (6/11/2025).

Ucapan Prabowo itu langsung menuai beragam interpretasi, termasuk dari kalangan pengamat politik dan politisi senior.

Dalam respons yang mencuri perhatian publik, Prabowo menepis tudingan bahwa keputusannya dipengaruhi oleh Jokowi

Ia bahkan mempertanyakan dasar dari isu ketakutan tersebut, mengingat hubungan personal keduanya.

"Saya bukan Prabowo takut sama Jokowi, Prabowo masih dikendalikan sama Jokowi, nggak ada itu," tegas Prabowo. 

"Pak Jokowi itu nggak pernah nitip apa-apa sama saya, ya saya harus katakan sebenarnya. Untuk apa saya takut sama beliau? Aku hopeng (berteman baik) sama beliau kok takut, ya kan?"

Pernyataan ini dinilai sebagai respons terhadap isu yang berkembang liar, termasuk spekulasi mengenai utang proyek kereta cepat Whoosh. 

Baca juga: Roy Suryo Cs Tersangka, Donny Setuju Dipenjara Jika Asli: Jokowi Wajib Diadili Jika Ijazah Palsu

Baca juga: Waspada! Geng Motor Bersajam Teror Subuh Warga Telanaipura Jambi

Baca juga: Harta Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo Kena OTT KPK Capai Rp6,3 Miliar, Didominasi Tanah

Presiden Prabowo menyoroti budaya menjelekkan pemimpin yang dinilainya kurang baik dan mengajak semua pihak untuk menghormati Jokowi yang telah memimpin Indonesia selama 10 tahun dengan capaian inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang stabil.

Analisis Pengamat: Hubungan 'Retak Tapi Tidak Dibelah'

Pengamat politik Ray Rangkuti melihat pernyataan Prabowo sebagai indikasi adanya keretakan tersembunyi dalam hubungan antara Presiden saat ini dan pendahulunya. 

Menurut Ray, penegasan Prabowo untuk mengambil alih tanggung jawab utang Whoosh, misalnya, dipandang publik sebagai respons terhadap dugaan tekanan dari mantan presiden.

Ray Rangkuti meyakini Prabowo ingin menunjukkan independensi dan menepis dugaan adanya intervensi politik dari Jokowi.

"Hubungan Pak Prabowo dengan Joko itu sebetulnya retak," ujar Ray, meski mengakui keduanya mungkin masih menjaga hubungan pertemanan (kongkow, ngopi).

Dalam konteks politik, Ray Rangkuti mengistilahkan dinamika ini sebagai hubungan yang "diretakkan tapi tidak dibelah". 

Ini artinya, meskipun ada jarak atau perbedaan kebijakan, Prabowo tetap memerlukan dukungan politik dari Jokowi untuk kelanggengan kekuasaannya.

Baca juga: Tolak Gelar Pahlawan! Organisasi Sipil Serukan Soeharto Diadili KKN, Jokowi Akui 12 Pelanggaran HAM

Baca juga: Detik-detik 3 Remaja Madesu di Jambi Kecelakaan saat Kabur Usai Tawuran

"Karena bagaimanapun saya Pak Jokowi tetap penting bagi kekuasaan Pak Prabowo sehingga enggak mungkin akan dilepas begitu saja. Itu yang saya istilahkan itu diretakkan tapi tidak dibelah," jelas Ray.

Soliditas Kabinet dan Peran Wapres Gibran

Bertolak belakang dengan analisa Ray Rangkuti, Politikus Senior Partai Golkar, Nurdin Halid.

Dia justru membantah adanya keretakan dan menegaskan bahwa pemerintahan Prabowo-Gibran berada dalam kondisi yang solid.

Nurdin Halid mengungkit peran Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi, sebagai bukti soliditas. 

Wapres Gibran, kata Nurdin, masih aktif dalam sidang kabinet, melaksanakan penugasan, dan meresmikan sejumlah proyek, yang menunjukkan perannya sebagai "pembantu presiden" berjalan normal.

Kekompakan Kabinet: Nurdin mengutip Ketua Umum Golkar dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang menyebut Kabinet Merah Putih sangat kompak dan dinamis.

Penghargaan ke Pendahulu: Ia juga menyoroti sikap Prabowo yang sangat menghargai para pendahulunya, bahkan tidak malu mengakui Jokowi sebagai guru politiknya. 

Hal ini, menurutnya, adalah cerminan komunikasi yang baik dan berkelanjutan antar-pemimpin.

Nurdin menegaskan, melihat aktivitas Gibran sebagai tanda keretakan adalah pandangan yang "sangat jauh" dari kenyataan.

Pernyataan dari ketiga pihak ini, Presiden Prabowo, Pengamat Ray Rangkuti, dan Politikus Golkar Nurdin Halid menegaskan adanya narasi yang berbeda-beda mengenai dinamika hubungan politik antara pemimpin negara yang sedang menjabat dengan pemimpin sebelumnya, menjadikannya isu yang terus hangat diperbincangkan di ranah publik.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kecelakaan Antara Mobil dan Sepeda Motor di Depan WTC Jambi, Diduga Melibatkan Geng Motor

Baca juga: Kode Redeem ML Mobile Legends Terbaru Sabtu 8 November 2025, Spesial Banjir Skin dan Diamond

Baca juga: Waspada! Geng Motor Bersajam Teror Subuh Warga Telanaipura Jambi

Baca juga: Harta Kekayaan Sugiri Sancoko, Bupati Ponorogo Kena OTT KPK Capai Rp6,3 Miliar, Didominasi Tanah

 

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved