Berita Viral

Rencana Busuk Bripda Waldi Habisi Dosen Erni, CCTV RSUD Rekam Taktik Sang Propam Hilangkan Jejak

Langkah-langkah tersusun rapi yang dilakukan Bripda Waldi untuk menghilangkan jejak kini mulai terbongkar satu per satu, termasuk dari rekaman CCTV

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Rencana Busuk Bripda Waldi Habisi Dosen Erni, CCTV RSUD Rekam Taktik Sang Propam Hilangkan Jejak 
Ringkasan Berita:
  • Terkuak Skenario Licik Bripda Waldi Usai Bunuh Dosen Cantik di Bungo
  • Penyamaran Sempurna: Sarung Tangan, Masker, dan Helm
  • chat Aneh dari Ponsel Korban Jadi Awal Terbongkarnya Kasus

 

TRIBUNJAMBI.COM - Skenario licik yang dijalankan Bripda Waldi, anggota Propam Polres Bungo yang menjadi pelaku pembunuhan sekaligus rudapaksa terhadap dosen cantik Erni Yuniarti (EY), perlahan terkuak.

Langkah-langkah tersusun rapi yang dilakukan Bripda Waldi untuk menghilangkan jejak kini mulai terbongkar satu per satu, termasuk dari rekaman CCTV di area parkir RSUD H Hanafie, Muara Bungo.

Potongan rekaman video itu kini viral di media sosial, memperlihatkan bagaimana Bripda Waldi berusaha menyamarkan identitasnya dengan sangat matang.

Dari CCTV Ungkap Persiapan Rapi Pelaku Bripda Waldi.

Dalam video berdurasi singkat yang beredar melalui akun Instagram @jambihits_id, terlihat seorang pria yang diduga Bripda Waldi tengah duduk di atas motor di pintu masuk parkiran RSUD H Hanafie.

Ia tampak menunggu untuk mengambil karcis parkir. Namun yang mencuri perhatian adalah cara pelaku menutupi identitasnya.

Dalam suasana malam, sosok tersebut terlihat memakai helm tertutup, masker, serta sarung tangan-tanda bahwa aksinya sudah direncanakan dengan penuh perhitungan.

Baca juga: Cair BLT Kesra 2025 Rp 900 Ribu Hari Rabu: Cek Disini https//cekbansos.kemensos.go.id Via Online

Baca juga: 4 Syarat Dapat Pemutihan Tunggakan BPJS Kesehatan

Langkah ini diduga bertujuan untuk menghindari rekaman wajah di CCTV sekaligus mencegah sidik jari tertinggal di lokasi.

Keterangan dalam unggahan itu menegaskan, motor yang dikendarai pelaku merupakan Honda PCX merah milik korban, dosen Erni Yuniarti. Motor tersebut dititipkan di parkiran rumah sakit seolah milik pasien atau pengunjung biasa.

Trik untuk Mengelabui Petugas

Kapolres Bungo AKBP Natalena Eko Cahyono membenarkan bahwa pelaku terekam CCTV saat meninggalkan motor korban di RSUD H Hanafie.

Menurut Kapolres, tindakan itu merupakan bagian dari skenario Waldi untuk mengelabui aparat agar jejak kejahatannya sulit dilacak.

“Pelaku ini cukup pintar dan licik. Dari hasil rekaman CCTV terlihat ia membawa motor korban dan memarkirkannya dengan tenang, seolah tidak terjadi apa-apa,” jelas AKBP Natalena, Rabu (5/11/2025).

Motor itu dibiarkan di tempat umum agar tampak seperti kendaraan yang ditinggal pemilik, bukan barang bukti dari tindak pidana keji.

Awal Terbongkarnya Kasus: Dari Pesan Chat yang Janggal

Kasus ini mulai terungkap setelah teman korban, Dewi, yang juga dosen di kampus yang sama, merasa curiga karena Erni Yuniarti tiba-tiba absen dari kegiatan perkuliahan.

EY diketahui mengajar di Institut Administrasi dan Kesehatan Setih Setio Muara Bungo. Ia tak hadir mengampu mata kuliah Kesehatan Reproduksi pada Jumat (31/10/2025).

Dewi mencoba menghubungi korban melalui panggilan telepon dan WhatsApp. Meski nada sambung terdengar, pesan hanya dibalas dengan teks yang aneh.

“Biasanya EY memanggil saya ‘Kak’, tapi kali ini tertulis ‘kk’. Dari situ saya curiga yang membalas bukan dia,” ungkap Nanik Istianingsih, Pjs Rektor Institut Setih Setio Muara Bungo, Senin (3/11/2025).

Upaya Teman Kampus yang Mencurigakan

Keesokan harinya, Dewi bersama rekan dosen lainnya, Hela, datang ke rumah EY di Perumahan Al Kausar, Kecamatan Rimbo Tengah.

Namun rumah tampak sepi, motor dan mobil korban tidak terlihat. Pintu tertutup, hanya teralis jendela yang terbuka sebagian.

Karena tak berani masuk, mereka kembali ke kampus dan meminta bantuan seorang kerabat yang kebetulan anggota kepolisian untuk melacak posisi ponsel EY.

Dari hasil pelacakan, posisi ponsel berada cukup jauh dari rumah korban. Fakta itu memperkuat kecurigaan bahwa sesuatu telah terjadi.

Penemuan Jasad dan Fakta Mengejutkan

Akhirnya, pada Sabtu (1/11/2025), Dewi bersama warga dan aparat lingkungan kembali mendatangi rumah EY. Saat pintu dibuka, mereka mendapati pemandangan mengerikan.

Erni Yuniarti ditemukan tak bernyawa di dalam rumah, dengan tubuh penuh luka dan lebam. Dari hidung dan mulutnya mengalir darah yang sudah mengering kehitaman.

Temuan itu langsung dilaporkan ke Polres Bungo. Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan forensik, terungkap bahwa korban mengalami kekerasan fisik dan pelecehan seksual sebelum dibunuh.

Polisi Telusuri Motif dan Skenario Lengkap Pelaku

Setelah penyelidikan intensif, polisi berhasil mengidentifikasi pelaku sebagai Bripda Waldi, anggota Propam Polres Bungo.

Fakta keterlibatan anggota polisi dalam kasus keji ini mengejutkan publik dan menimbulkan keprihatinan mendalam.

Polisi kini menelusuri motif di balik pembunuhan tersebut, termasuk apakah pelaku memiliki hubungan pribadi dengan korban atau motif lain seperti dendam dan obsesi pribadi.

Gelombang Reaksi Publik

Kasus ini memicu gelombang reaksi warganet. Banyak yang mengecam tindakan biadab pelaku sekaligus mempertanyakan integritas aparat penegak hukum.

Unggahan video CCTV yang menunjukkan “penyamaran dingin” Bripda Waldi kini viral di berbagai platform media sosial, terutama di Instagram dan X (Twitter).Publik mendesak agar pelaku 

dihukum seberat-beratnya, bahkan dipecat secara tidak hormat dari kepolisian.

Polri Pastikan Penindakan Tegas

Kapolda Jambi sebelumnya menegaskan bahwa institusi Polri tidak akan mentoleransi pelanggaran berat, apalagi yang mencoreng nama baik kepolisian.

“Siapa pun yang terbukti melakukan tindak pidana, apalagi pembunuhan dan pemerkosaan, akan diproses secara pidana dan etik. Tidak ada perlindungan bagi pelaku,” tegasnya.

Kini, penyidik tengah menyusun berkas lengkap untuk diserahkan ke kejaksaan, sementara proses etik internal juga mulai berjalan.

Kasus Bripda Waldi menjadi cermin kelam bagaimana penyalahgunaan wewenang dan moralitas individu bisa mencoreng profesi penegak hukum.

Publik kini menanti, apakah keadilan benar-benar ditegakkan tanpa pandang bulu.

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved