Berita Nasional
Kabar Gembira! Ribuan Petani Miskin Siap Dapat Lahan Produktif dari Negara
Cak Imin menegaskan bahwa kepemilikan lahan adalah kunci untuk memutus mata rantai kemiskinan dan ketergantungan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ringkasan Berita:Tanah Produktif untuk Petani Miski
- Pemerintah tengah mematangkan rencana besar pembagian tanah produktif bagi petani kecil.- Program ini bertujuan mengubah struktur ekonomi pedesaan dari pola buruh tani menjadi petani mandiri.- Menko PM Muhaimin Iskandar mengumumkan rencana ini setelah Rapat Terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto.- Pembagian lahan dianggap sebagai investasi sosial jangka panjang.- Selain lahan, pemerintah juga fokus memperkuat UMKM.
TRIBUNJAMBI.COM - Kabar gembira bagi petani kecil di Indonesia.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto tengah mematangkan program besar berupa pembagian tanah produktif yang ditujukan khusus bagi kelompok masyarakat termiskin di Indonesia.
Program ambisius ini bertujuan untuk mengubah nasib petani dari sekadar buruh tani menjadi pemilik alat produksi yang mandiri.
Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar (Cak Imin), menjelaskan sasaran utama program ini adalah petani yang tergolong dalam desil 1 dan desil 2 (kelompok masyarakat sangat miskin dan miskin-rentan).
"Kami ingin masyarakat desil 1 dan 2 memiliki lahan sendiri agar tidak terus bergantung. Pemerintah sedang menyiapkan skema pembagian tanah bagi kelompok petani miskin dengan teknis yang kini sedang dimatangkan," ujar Cak Imin, seusai Rapat Terbatas (Ratas) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/11/2025) malam.
Mengubah Pola Buruh Tani Menjadi Petani Mandiri
Cak Imin menegaskan bahwa kepemilikan lahan adalah kunci untuk memutus mata rantai kemiskinan dan ketergantungan.
Langkah ini merupakan fokus utama pembahasan dalam Ratas yang dipimpin langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Baca juga: 315 Hektare Lahan Jagung Ditanam di Batang Hari Jambi, Pemerintah Dorong Program Pangan Desa
Baca juga: Sinyal Projo Mulai Tinggalkan Jokowi: Budi Arie Segera Temui Probowo, Pintu Gabung Gerindra Menguat
Baca juga: CCTV RSUD Ungkap Taktik Licik Bripda Waldi Sembunyikan Motor Dosen EY: Pakai Sarung Tangan, Masker
Pemerintah bertekad mengubah struktur ekonomi pedesaan dari pola buruh tani menjadi petani mandiri.
Melalui program ini, kelompok miskin diharapkan mendapatkan akses langsung terhadap alat produksi, yang mencakup lahan, bibit, hingga teknologi pertanian.
"Langkah ini bukan sekadar bantuan, tapi investasi sosial jangka panjang. Ketika petani miskin punya lahan sendiri, mereka akan punya kendali terhadap hasil panen dan penghidupan mereka," kata Cak Imin, seperti dikutip Antara.
Arahan Prabowo: Perkuat Ekonomi Rakyat, Batasi Impor Barang Bekas
Dalam rapat yang sama, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya mendorong kemandirian ekonomi rakyat kecil, tidak hanya petani tetapi juga pelaku UMKM.
Presiden Prabowo meminta seluruh fasilitas milik negara dimanfaatkan secara maksimal untuk memperkuat basis ekonomi rakyat.
Selain isu lahan pertanian, Presiden Prabowo juga menyoroti perlunya pembatasan impor barang bekas, terutama pakaian, yang dinilai merugikan pelaku usaha mikro lokal.
Baca juga: Daftar Lahan Penambangan Emas Ilegal di Jambi Capai 52.059 Ha, Sarolangun dan Merangin Terluas
Baca juga: SIM Gratis Menanti! Polresta Jambi Gelar Sayembara Anti Geng Motor, Ajak Warga Jadi Mata Polisi
Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya menambahkan, pemerintah akan memperkuat pelaku UMKM melalui kemudahan perizinan, digitalisasi, dan akses sertifikasi.
Beasiswa dan Pelatihan Kerja untuk Pekerja Migran
Selain program pertanahan dan UMKM, Seskab Teddy juga mengungkapkan bahwa pemerintah tengah menyiapkan beasiswa dan pelatihan kerja bagi lulusan SMA/SMK yang berminat bekerja di luar negeri.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Indonesia dan membuka peluang ekonomi baru.
Menurut Teddy, seluruh rangkaian program pemberdayaan ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk menekan angka kemiskinan ekstrem dan memperkuat ketahanan ekonomi di tingkat akar rumput.
"Tujuan akhirnya adalah kemandirian. Baik petani, pelaku UMKM, maupun tenaga kerja harus punya daya saing dan akses terhadap alat produksi," pungkas Teddy, seorang Letkol Infanteri aktif.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Emas Perhiasan di Jambi 5/11/2025 di Level Rp15 Juta per Suku, Emas Antam Merosot
Baca juga: Forum Masyarakat Tabir Raya Merangin Gelar Aksi, Desak Pemerintah Cabut Moratorium Pemekaran Daerah
Baca juga: Sinyal Projo Mulai Tinggalkan Jokowi: Budi Arie Segera Temui Probowo, Pintu Gabung Gerindra Menguat
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20251105-Petani-tengah-bercocok-tanam.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.