Polemik di Papua

Siapa Sebenarnya Benny Wenda? Disebut Jubir TPNPB Sebagai Presiden

Sosok dan nama Benny Wenda belakangan ini menjadi sorotan dan perhatoian publik usai disebut sebagai Presiden Papua Barat.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist/ Kolase Tribun Jambi
Benny Wenda 

Beliau pernah bertindak sebagai wakil khusus masyarakat Papua di Parlemen Inggris, PBB dan Parlemen Eropa.

Pada tahun 2017 ia ditunjuk sebagai ketua Persatuan Gerakan Pembebasan Papua Barat (ULMWP), sebuah organisasi baru yang menyatukan tiga organisasi politik utama yang berjuang untuk kemerdekaan Papua Barat.

Pada tahun 2020, ULMWP mengumumkan konstitusi baru dan pemerintahan yang menunggu untuk Republik Papua Barat, dengan Wenda menjabat sebagai presiden sementara.

Kepresidenannya diperdebatkan oleh beberapa elemen Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat, mengklaim bahwa keberadaannya di Inggris membuat kepresidenannya tidak sah.

Wenda lahir di Lembah Baliem, di dataran tinggi tengah Irian Jaya, Indonesia. Tanggal lahirnya tidak diketahui secara pasti; di websitenya, dia hanya menulis bahwa dia lahir pada tahun 1970-an.

Pada tahun 1977 terjadi pemberontakan 15.000 orang Lani sebagai tanggapan terhadap kekerasan militer Indonesia terhadap orang Papua.

Militer Indonesia membalas dengan mengebom desa-desa Lani di dataran tinggi dengan pesawat. Mereka yang terbunuh termasuk sebagian besar keluarga Wenda. 

Baca juga: Akhir Pelarian Dugi Telenggen, Pentolan TPNPB di Papua Penembak Polisi Diringkus Tanpa Perlawanan

Baca juga: Rokok Ilegal Marak di Kalangan Remaja, Sekolah di Jambi Perketat Aturan

Saat penggerebekan bom, salah satu kaki Wenda terluka parah sehingga pertumbuhannya terganggu. Antara tahun 1977 dan 1983 Benny dan keluarganya, bersama ribuan penduduk dataran tinggi lainnya, hidup bersembunyi di hutan.

Ia diangkat menjadi pemimpin oleh para tetua sukunya, dan kemudian setelah orang Lani menyerah kepada militer Indonesia ia kuliah di Universitas Cenderawasih di Jayapura, mempelajari Sosiologi.

Kepemimpinan politik

Wenda menjadi Sekretaris Jenderal Majelis Suku Koteka (DeMMAK). 

DeMMAK didirikan oleh para tetua suku dataran tinggi dengan tujuan berupaya mewujudkan pengakuan dan perlindungan adat istiadat, nilai-nilai, dan kepercayaan masyarakat suku dataran tinggi Papua Barat. 

Partai ini menganjurkan kemerdekaan dari Indonesia, dan menolak otonomi khusus atau kompromi politik lainnya yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia. 
Sebagai Sekretaris Jenderal Demmak, Wenda mewakili dewan tetua. 

Organisasi ini mendukung perundingan Presidium Dewan Papua (PDP) dengan Jakarta sejauh perundingan tersebut mewakili aspirasi Masyarakat Papua, yang mereka klaim sebagai kemerdekaan dari Indonesia.

Penjara

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved