Wawancara Eksklusif

Analisis Jebakan Utang di Proyek Kereta Whoosh, Siapa yang Harus Bayar Utang ke Cina

Noorsy menegaskan pernyataan Luhut tentang "barang busuk" proyek Whoosh perlu dijelaskan secara transparan kepada publik. 

Editor: asto s
Istimewa
Jokowi, Presiden ke-7 RI, berfoto di dekat jereta cepat Whoosh. Analisis ekonomi politik Ichsanuddin Noorsy, Cina tuntut bayaran utang ke siapa. 

"Dari Luhut bisa kita tahu bagaimana peranan Rini Soemarno. Dari Rini Soemarno kita bisa tahu bagaimana peranan Jonan. Jadi bisa kita telusuri dari Jonan, ke Rini, ke Luhut, lalu kemudian ke pernyataan Jokowi.”

"Paling tiga, empat nama itu bisa kita tanya, bisa kita bongkar, tanya saja baik-baik di situ.”

Noorsy juga mengkritik pernyataan Presiden ke 7 RI Jokowi yang membenarkan proyek Whoosh dengan alasan "social services”. 

"Lalu kemudian Jokowi kemarin melakukan pembenaran, ‘Jangan dihitung angka-angka, tapi lihat social services-nya’. 

Saya setuju, karena menghitungkan angka-angka nomor dua. 

Pertanyaan besarnya menjadi, bagaimana Anda melihat social services? Ini bukan social services, Bos. Apa sih konsep social services Anda itu?”

Berikut petikan wawancara dengan analis ekonomi politik, Ichsanuddin Noorsy dengan Tribunnews:

Ada empat nama menurut Bapak, tapi tadi Bapak nyebutnya Luhut dulu, baru Jokowi. Jadi menurut Bapak Luhut dulu yang dipanggil ya Pak, baru Jokowi?

Karena Luhut yang pernyatakan secara terbuka, "Saya menerima barang busuk ini.” 

Lalu kemudian Jokowi kemarin melakukan pembenaran, "Jangan dihitung angka-angka, tapi lihat social services-nya.” 

Saya setuju, karena menghitungkan angka-angka nomor dua. 

Pertanyaan besarnya menjadi, bagaimana Anda melihat social services? 

Ini bukan social services, Bos. Apa sih konsep social services Anda itu?

Soal hitung-hitungan proyeksi pendapatan dari Whoosh ini (apakah) cukup pak untuk menutup biaya utang dan operasional Pak?

Nggak bisa. Asumsi saya yang pertama, ketika bergeser menjadi 3-4 persen itu dari asalnya 40 tahun (tenor), 10 tahun grace period, 30 tahun pembayaran cicilan pokok, saya hitung asal-muasalnya menjadi sekitar 60 tahun. 

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved