Polemik di Papua
Data Polda Papua: 17 Kali TPNPB Berulah di Yahukimo, 34 Meninggal dalam 6 Bulan, Termasuk 2 Aparat
Data mengejutkan Polda Papua menunjukkan, dalam kurun waktu enam bulan terakhir, wilayah tersebut telah diguncang oleh 17 insiden kekerasan.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, berada dalam kondisi darurat keamanan yang mengkhawatirkan.
Data mengejutkan dari Kepolisian Daerah (Polda) Papua menunjukkan, dalam kurun waktu enam bulan terakhir, wilayah tersebut telah diguncang oleh 17 insiden kekerasan menonjol.
Kekerasan itu diduga kuat didalangi oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat atau TPNPB, beserta simpatisannya.
Insiden-insiden brutal tersebut telah menelan total 34 korban jiwa, di mana mayoritas adalah warga sipil.
Data terbau itu disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Polisi Cahyo Sukarnito, merilis data tersebut usai kegiatan Analisa dan Evaluasi (Anev) Kamtibmas di Aula Cenderawasih Polda Papua pada Kamis (23/10/2025).
"Insiden-insiden tersebut mengakibatkan 34 korban meninggal dunia, terdiri dari 2 aparat keamanan dan 32 warga sipil," ungkap Kombes Cahyo, Jumat (24/10/2025).
Selain korban tewas, puluhan warga juga dilaporkan mengalami luka-luka akibat gangguan keamanan ini.
Kombes Cahyo menegaskan, anatomi kejahatan di Yahukimo didominasi oleh aksi teror kelompok separatis.
Baca juga: Simpatisan TPNPB Disebut Aniaya Pemilik Kios di Yahukimo: Korban Dihujani Kapak
Baca juga: Duh, Keterlaluan! Mertua Umrah, Menantu Wanita Ajak Mantan Pacar Beraksi Gasak Uang dan Perhiasan
Baca juga: Efek Jera Harga Mati! Reza Gladys Tak Gentar, Minta Nikita Mirzani Dinyatakan Bersalah
"Sekitar 95 persen dari seluruh kejadian tersebut diduga kuat dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) beserta simpatisannya," katanya.
Sebagai respons terhadap gelombang kekerasan ini, kepolisian telah mengambil langkah penegakan hukum yang intensif, di mana 10 orang tersangka terkait insiden-insiden tersebut telah berhasil diproses oleh aparat.
Polda Papua Susun Ulang Strategi di Wilayah Paling Rawan
Tingginya angka kejadian dan korban jiwa, khususnya warga sipil, memicu Polda Papua yang dipimpin langsung oleh Wakapolda Papua, Brigjen Polisi Faizal Ramadhani dan Kapolres Yahukimo AKBP Zet Saalino, untuk menggelar Anev komprehensif.
"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menentukan langkah-langkah konkret serta menindaklanjuti setiap gangguan keamanan yang terjadi di wilayah tersebut," tegas Cahyo.
Evaluasi ini menjadi krusial mengingat Yahukimo memiliki tantangan geografis yang ekstrem.
Dengan luas wilayah mencapai 17.152 kilometer persegi yang terdiri dari 51 distrik, 517 desa, dan 1 kampung, wilayah ini hanya dilayani oleh satu Polres dan dua Polsek.
"Dari seluruh wilayah tersebut, hanya dua distrik, Dekai dan Kurima, yang dapat dijangkau melalui transportasi darat, sedangkan selebihnya hanya bisa ditempuh melalui jalur udara," tambah Kombes Cahyo, menjelaskan kompleksitas penanganan keamanan di lapangan.
Pihak kepolisian berharap, hasil Anev ini dapat memberikan gambaran menyeluruh mengenai “anatomy of crime” serta modus operandi TPNPB.
Baca juga: KNPB: Presiden Prabowo Belum Tunjukkan Upaya Konkret Selesaikan Konflik di Papua
Baca juga: Presiden Prabowo Diminta Baca Jokowis White Paper, Rismon: Sumbangsih untuk Indonesia Lebih Maju
Sehingga Polres Yahukimo dan Polda Papua dapat menyusun cara bertindak yang komprehensif dalam penegakan hukum serta memastikan perlindungan dan pengayoman kepada masyarakat.
Simpatisan TPNPB Disebut Aniaya Pemilik Kios
Gelombang aksi kekerasan terhadap warga sipil oleh kelompok Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat atau TPNPB di Yahukimo kembali terjadi.
Seorang pemilik kios, Ambotang (52), yang merupakan wiraswasta asal Bugis, menjadi korban penganiayaan berat.
Korban dianiaya menggunakan senjata tajam jenis kapak di Perempatan Pasar Baru, Jalan Sosial, Dekai, pada Rabu malam (22/10/2025) sekitar pukul 18.45 WIT.
Aparat gabungan Satgas Operasi Damai Cartenz (Satgas ODC) dan Polres Yahukimo bergerak cepat mengevakuasi korban yang terluka parah.
Berdasarkan analisis awal Satgas ODC, para pelaku diduga kuat merupakan simpatisan TPNPB Kodap XVI Yahukimo yang berupaya menebar teror dan meningkatkan eksistensi kelompoknya.
Korban, Ambotang, ditemukan dengan luka robek serius pada leher kiri, siku kiri, dan rusuk kiri akibat sabetan kapak.
Peristiwa itu terjadi secara tiba-tiba saat korban sedang duduk di depan kios miliknya.
"Dari hasil penyelidikan awal dan keterangan saksi di lokasi, aksi penganiayaan ini terjadi secara mendadak. Dua orang pelaku, yang diduga masyarakat asli Yahukimo, langsung melarikan diri ke arah Jalan Sosial Kalibonto setelah melakukan aksinya," jelas Satgas ODC.
Tim gabungan segera membawa Ambotang ke UGD RSUD Dekai.
Baca juga: TPNPB Klaim Habisi Agen Intelijen, Satgas Cartenz Sebut Korban Warga Sipil, Apa Kata Pengamat?
Baca juga: Menkeu Purbaya Ditantang Anggota Dewan untuk Segera Sikat Mafia Baja dan Tekstil
Meskipun kini dalam keadaan sadar dan mendapatkan perawatan intensif, korban dilaporkan masih mengalami syok berat sehingga belum dapat memberikan keterangan detail kepada petugas.
Motif Teror dan Bukti di TKP
Kepala Operasi Damai Cartenz, Brigjen Pol Faizal Ramadhani, mengutuk keras tindakan brutal tersebut.
Ia menegaskan dugaan keterlibatan simpatisan TPNPB dalam aksi penyerangan ini.
"Kami mengecam keras aksi penyerangan terhadap warga sipil ini. Dari hasil penyelidikan sementara, kuat dugaan pelaku memiliki keterkaitan dengan simpatisan KKB Kodap XVI Yahukimo."
"Tindakan ini diperkirakan dilakukan untuk meningkatkan eksistensi kelompok dan memicu situasi kamtibmas agar tidak kondusif di wilayah Yahukimo," tegas Brigjen Pol Faizal.
Di lokasi kejadian, aparat berhasil mengamankan barang bukti penting berupa satu buah kapak yang digunakan pelaku dan sepasang sandal berwarna putih biru.
Barang bukti ini diharapkan menjadi petunjuk signifikan dalam mengungkap identitas pelaku.
Wakil Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Adarma Sinaga, memastikan bahwa aparat TNI-Polri tidak akan memberikan ruang gerak bagi kelompok mana pun yang berniat mengganggu stabilitas keamanan.
"Kami akan memperkuat patroli dan pengawasan di sejumlah titik strategis. Negara tidak boleh kalah oleh teror dan kekerasan. Kami pastikan masyarakat tetap merasa aman dan terlindungi," ujar Kombes Pol Adarma, sembari menambahkan bahwa penyelidikan intensif tengah dilakukan untuk memburu dan mengungkap jaringan pelaku.
Hingga saat ini, situasi di Dekai dilaporkan aman dan terkendali. Satgas Ops Damai Cartenz mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak mudah terprovokasi, dan segera melapor kepada aparat keamanan bila menemukan aktivitas mencurigakan atau orang tidak dikenal di lingkungan sekitar.
Hingga berita ini dipublikasikan, belum ada keterangan dari pihak TPNPB terkait tudingan simpatisannya melakukan penganiayaan tersebut.
DISCLAIMER
Berita ini bersifat informasi dan tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun, melainkan sebagai bentuk penyampaian informasi publik.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Bupati Bungo Launching Program Seragam Sekolah Gratis Untuk Siswa Baru SD dan SMP
Baca juga: Menangis Safitri Dikasih Uang Segepok dari Shella Sakia Usai Dicerai Suami Lolos PPPK: Sebanyak Ini
Baca juga: Kejamnya Yudi Jual Bayi Rp 25 Juta, Bayi Berusia 5 Hari Dijual Lewat TikTok
Baca juga: Simpatisan TPNPB Disebut Aniaya Pemilik Kios di Yahukimo: Korban Dihujani Kapak
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20251024-Polda-Papua-press-rilis-data-korban-TPNPB.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.