Polemik di Papua

Strategi Lama KKB Papua Dibongkar Tokoh Masyarakat: TPNPB-OPM Sebar Fitnah untuk Ciptakan Perpecahan

TPNPB-OPM atau KKB Papua dituding menjalankan strategi propaganda lama, yakni menyebarkan informasi palsu (hoaks) dan fitnah.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Shutterstock
Ilustrasi aparat TNI Polri 

TRIBUNJAMBI.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) atau Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua dituding menjalankan strategi propaganda lama.

Strategi itu yakni menyebarkan informasi palsu (hoaks) dan fitnah.

Tujuannya demi memecah belah masyarakat dan mendiskreditkan aparat keamanan. 

Kecaman keras datang langsung dari tokoh masyarakat sekaligus rohaniwan di Pegunungan Bintang.

Pendeta Markus Nop, tokoh masyarakat setempat, mengecam narasi menyesatkan yang disebarkan TPNPB-OPM usai serangkaian aksi teror yang mereka lakukan.

Termasuk serangan brutal terhadap masyarakat asli Papua dan warga pendatang belakangan ini.

"Mereka yang membakar sekolah, mengancam guru, tapi malah menuduh TNI mengebom desa. Itu bohong besar. Kami tahu siapa yang sebenarnya membuat kerusakan di sini," tegas Pendeta Markus di Pegunungan Bintang, Jumat (10/10/2025).

Pendeta Markus secara spesifik menyoroti fitnah terbaru KKB Papua mengenai penggunaan pesawat tempur dan bom oleh TNI dalam kegiatan di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Baca juga: Baku Tembak Aparat Vs KKB Papua Pecah di Kiwirok dan Moskona, 2 Prajurit TNI Dikabarkan Gugur

Baca juga: Muncul Dugaan Ammar Zoni Dibekingi Berani Edarkan Narkoba dari Lapas, Kemenimipas Selidiki

Baca juga: Tragis! Gadis Muda Lagi Hamil Tewas di Kamar Hotel Palembang, Mulut Disumpal Pakaian Dalam

Tuduhan keji itu langsung dibantah mentah-mentah oleh tokoh-tokoh masyarakat dan agama di Kiwirok. 

Mereka menjadi saksi mata yang memastikan bahwa keberadaan prajurit TNI di bawah kendali Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III adalah dalam rangka misi kemanusiaan.

Bukan operasi militer atau upaya membumihanguskan wilayah dengan bom.

Menurut Markus, tindakan TPNPB-OPM menyebarkan video editan dan narasi manipulatif adalah upaya untuk menutupi tindakan brutal mereka sendiri sekaligus menggiring opini publik, terutama masyarakat internasional dan OAP (Orang Asli Papua), agar membenci negara.

Baca juga: KKB Papua Tuding TNI Bom Permukiman dan Kuburan Leluhur di Kiwirok, Kapendam Bantah TPNPB-OPM

"Saya jadi teringat peristiwa pilu September 2021 silam di desa kami. Usai bakar puskesmas, OPM melecehkan seluruh nakes (tenaga kesehatan) di mana salah seorang nakes, Ibu Gabriela Meilan, kita temukan tewas mengenaskan di jurang sedalam 500 meter," ungkap Pendeta Markus, menunjuk pada rekam jejak kejahatan kemanusiaan yang nyata dilakukan oleh kelompok separatis tersebut.

Hoaks Adalah Senjata Baru OPM

Senada dengan Markus, Yulianus Kalakmabin, Kepala Distrik Kiwirok, menegaskan bahwa tuduhan terhadap TNI adalah pemutarbalikan fakta (dikenal juga sebagai gaslighting publik), di mana KKB Papua lah yang menjadi pelaku tunggal teror selama ini.

“Saya melihat sendiri bagaimana Kogabwilhan III membantu warga, terutama para guru yang ketakutan akibat pembakaran sekolah. Tidak ada bom, tidak ada pesawat tempur. Yang ada adalah bantuan dan perlindungan,” tegas Yulianus.

Menurut Yulianus, pola lama TPNPB-OPM yang menggunakan propaganda digital dan informasi palsu untuk menggiring opini publik ini menunjukkan bahwa:

“Hoaks adalah senjata baru kelompok separatis. Mereka ingin menciptakan ketakutan dan perpecahan. Tapi masyarakat Papua sudah cerdas, kami tahu siapa yang benar-benar bekerja untuk rakyat.”

Baca juga: Detik-detik Tragis Serangan Diduga KKB Papua Berujung Kematian Guru di Yahukimo, Tewas Dianiaya

Baca juga: Pantas Kakek Tarman Pamer Cek Mahar Rp3 M ke Gadis Pacitan, Ternyata Sosoknya Bukan Kaleng-kaleng

Kehadiran prajurit TNI di bawah Kogabwilhan III di Kiwirok ditegaskan bukan untuk berperang, melainkan untuk menolong, melindungi, dan membantu pemulihan kehidupan masyarakat sipil yang menjadi korban teror KKB Papua

Yulianus mengimbau masyarakat agar selalu waspada dan kritis terhadap berita yang tidak jelas sumbernya, khususnya yang berasal dari kelompok separatis.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Kronologi Gadis Muda Lagi Hamil Tewas di Kamar Hotel Palembang: Mulut Disumpal, Tangan Diikat

Baca juga: Sinopsis Typhoon Family Episode 1, Musim yang Tak Pernah Tenang

Baca juga: Muncul Dugaan Ammar Zoni Dibekingi Berani Edarkan Narkoba dari Lapas, Kemenimipas Selidiki

Baca juga: Perangai Ustaz Yusuf Mansur Jualan Doa Saat Live, Janjikan Doa Khusus Jika Ada Donasi Rp 20 Juta

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved