Makan Bergizi Gratis
Petaka MBG di Jabar Sebabkan Ribuan Siswa Keracunan: Ayam Beli Sabtu, Baru Dimasak Rabu, BGN Heran
Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi gizi bagi siswa di Indonesia justru berbalik menjadi bencana keracunan massal.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang seharusnya menjadi solusi gizi bagi siswa di Indonesia justru berbalik menjadi bencana keracunan massal.
Sorotan tajam kini tertuju pada Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, yang mencatat kasus terparah, dengan pemicu yang disebut Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S Deyang, sebagai "di luar nalar."
Total kasus keracunan MBG di Kabupaten Bandung Barat saja telah menembus angka 1.035 siswa dalam beberapa hari terakhir.
Namun, yang paling mengejutkan adalah temuan BGN terkait pengelolaan bahan baku di dapur penyedia makanan.
Nanik S Deyang mengungkapkan keheranannya terhadap petugas dapur MBG yang menggunakan bahan baku jauh dari kondisi segar.
Ia membeberkan, ayam yang digunakan sebagai lauk untuk menu MBG ternyata sudah dibeli sejak Sabtu, namun baru diolah dan dimasak pada hari Rabu, atau empat hari berselang.
"Saya juga tidak mentolerir bahan baku, bahan baku yang dipakai bila tidak fresh. Karena kejadian di Bandung ini sungguh di luar nalar," ujar Nanik di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
Baca juga: Ulat Jatuh dari Sayur Menu MBG Siswa SMKN 2 Kota Jambi, Untung Saja Langsung Lapor
Baca juga: Ayu Aulia Bela Ridwan Kamil, Yakin Lisa Mariana Jadi Tersangka: Aku Udah Tahu Sih Tak Akan RJ
Baca juga: Geng Motor Viral Bawa Sajam Berkeliaran Siang Hari di Jambi, Warganet Ngadu ke Presiden Prabowo
Menurut Nanik, kelalaian ini diperparah oleh volume bahan baku yang sangat besar.
Penyimpanan ratusan kilogram ayam dalam waktu lama tanpa fasilitas pendingin yang memadai adalah resep pasti menuju pembusukan.
"Bagaimana bahan baku dalam kondisi tidak fresh, ayam dibeli di hari Sabtu, baru dimasak di hari Rabu," katanya.
"Memang kalau di rumah ya enggak apa-apa itu dua ayam kita nyimpannya. Tapi, kalau 350 ayam, freezer mana yang kuat menyimpan? Jadi ada berbagai hal, kami sudah mengeluarkan tindakan-tindakan."
Fakta ini menguatkan dugaan bahwa masalah utama keracunan massal bukan hanya pada sanitasi saat memasak, melainkan sudah dimulai dari tahap pengadaan dan penyimpanan bahan mentah.
Jawa Barat Memimpin Data Keracunan MBG Nasional
Kasus di Bandung Barat hanyalah puncak dari gunung es keracunan MBG yang melanda Jawa Barat.
Berdasarkan data dari Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) per 21 September 2025, Provinsi Jawa Barat memegang rekor tertinggi kasus keracunan MBG di Indonesia.
Provinsi Jumlah Kasus Keracunan (Versi JPPI per 21 September 2025)
| Provinsi |
Jumlah |
| Jawa Barat |
2.012 orang |
| D.I Yogyakarta |
1.047 orang |
| Bengkulu |
539 orang |
| Sulawesi Tengah |
446 orang |
Total Nasional Sekitar 6.452 korban (di 16 provinsi)
Secara spesifik, keracunan MBG di Jawa Barat tidak hanya terjadi di Kabupaten Bandung Barat (yang melampaui 1.000 siswa), tetapi juga di berbagai wilayah lain seperti:
Kota Bandung (320 korban)
Kabupaten Sukabumi (503 korban)
Baca juga: Jokowi Tebas Tudingan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode Akal-akalan Selamatkan Kasus Ijazah Palsu
Baca juga: Pantas 24 Siswa Keracunan MBG, Rupanya Menu Ikan Hiu Goreng, Wakil Kepala BGN: Kearifan Lokal
Cianjur (puluhan siswa)
Sumedang (ratusan siswa)
Garut (ratusan siswa)
Angka keracunan yang terus melonjak, mencapai lebih dari 2.000 kasus di satu provinsi, kini memaksa BGN dan pemerintah daerah untuk mengambil tindakan tegas.
Termasuk penutupan dapur-dapur penyedia makanan yang terbukti melanggar standar kebersihan dan keamanan pangan.
Kelalaian fatal dalam penyimpanan bahan baku ini menjadi tamparan keras terhadap pengawasan program MBG.
Bantah Dapur Fiktif
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan bahwa tidak ada dapur fiktif dalam pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal itu ia sampaikan merespon pertanyaan mengenai isu adanya dapur fiktif dalam program MBG.
"Saya katakan di BGN tidak ada yang fiktif," katanya usai menerima Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa di Kantor BGN, Jakarta, Jumat, (26/9/2025).
Ia mengatakan isu tersebut muncul karena adanya mitra yang tidak serius dalam menjalani proses pendaftaran dan persiapan program MBG. Dadan lalu menjelaskan prosedur untuk menjadi mitra dapur MBG.
Diantaranya mengikuti pendaftaran mitra dengan menunjukkan bukti legalitas lahan, legalitas yayasan, termasuk data geospasial.
"Kalau lengkap, kita verifikasi dan masuk ke proses persiapan,” kata Dadan.
Pada tahap persiapan mitra diberi waktu 30–45 hari untuk membangun dapur baru atau melakukan renovasi. Namun, banyak mitra yang tidak menunjukkan aktivitas meski sudah 20 hari berjalan.
"Nah kasus yang banyak terjadi, banyak yang sudah dapat dan sudah masuk dalam proses persiapan tidak menunjukkan aktivitasnya selama 20 hari," katanya.
Menyikapi adanya calon mitra yang tidak serius maka pihaknya menerapkan kebijakan rollback yaitu mengembalikan status mitra dari proses persiapan ke proses pengajuan.
"Mereka membangun saja belum, kemudian secara proses persiapan tidak serius kita rollback ke belakang," katanya.
Baca juga: Ini Wajah Begal yang Bikin Remaja F Diamputasi Kakinya, Juga Curi Motor di Indekos Suka Karya Jambi
Berdasarkan temuan BGN, ada lebih dari 6.000 mitra yang dianggap kurang serius. Dari jumlah itu, sekitar 2.100 mitra kembali aktif setelah diberikan kesempatan melalui layanan pengaduan.
"Sehingga sekarang lebih dari 3.900 mitra yang tidak serius sebentar lagi akan hilang dari sistem dan akan membuka kuota baru,” kata Dadan.
Menurutnya, istilah fiktif tidak tepat digunakan. Fiktif baru terjadi apabila sebuah dapur sudah disetujui, ditempatkan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), diberikan virtual account, namun tidak beroperasi.
"Jadi tidak ada yang di fiktif. Kalau fiktif itu kami sudah setujui SPPG, sudah kita tempatkan ke SPPG, sudah kasih virtual account, sudah mau harus running, kemudian tidak running. Kemudian mungkin tidak jelas, nah itu namanya fiktif," pungkasnya.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Jokowi Tebas Tudingan Dukung Prabowo-Gibran 2 Periode Akal-akalan Selamatkan Kasus Ijazah Palsu
Baca juga: Profil Hellyana, Wagub Bangka Belitung yang Jadi Tersangka Penipuan, Tersangkut Uang Rp22 Juta
Baca juga: Ayu Aulia Bela Ridwan Kamil, Yakin Lisa Mariana Jadi Tersangka: Aku Udah Tahu Sih Tak Akan RJ
Baca juga: Pengakuan Begal yang Bikin Korbannya Diamputasi di Jambi, Awalnya Diikuti dan Dikejar
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kasus Keracunan Massal MBG di Bandung Barat, BGN: Ayam Dibeli Sabtu, Dimasak Rabu
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/20250927-Menu-Makan-Bergizi-Gratis.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.