Berita Viral
Terpojok Framing Negatif, Kapuspen Bantah Anggotanya Jadi Provokator Demo: TNI-Polri Tetap Solid
Kapuspen TNI, Brigjen (Marinir) Freddy Adrianzah, tegas membantah berbagai tuduhan yang beredar, termasuk klaim bahwa anggotanya menjadi provokator.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Markas Besar TNI melalui Pusat Penerangan (Puspen) angkat bicara terkait serangkaian narasi dan framing negatif yang memojokkan institusi TNI saat aksi unjuk rasa pada Agustus 2025.
Kapuspen TNI, Brigjen (Marinir) Freddy Adrianzah, secara tegas membantah berbagai tuduhan yang beredar, termasuk klaim bahwa anggotanya menjadi provokator.
Dalam konferensi pers yang digelar di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Jumat (5/9), Brigjen Freddy menjelaskan secara detail beberapa insiden yang viral dan menuai kontroversi.
Dia menekankan bahwa berbagai tuduhan tersebut adalah hoaks dan pembingkaian yang tidak benar.
Salah satu insiden yang menjadi sorotan adalah penangkapan seorang anggota Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI oleh anggota Brimob.
Mayor SS, seorang intelijen BAIS, sedang menjalankan tugas di tengah pergerakan massa dan Brimob di dekat Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Saat sedang duduk di atas motor, ia tiba-tiba ditarik dan diinterogasi oleh rombongan Brimob.
Setelah perdebatan, Mayor SS menunjukkan identitasnya. Atas permintaan Brimob, mereka bahkan berfoto bersama.
Baca juga: Siapa Sebenarnya Surya? Ditangkap Polisi Terkait Demo di Jakarta, Perannya?
Baca juga: Perbandingan Gaji DPR RI Sesudah dan Sebelum Pemangkasan Tunjangan-Fasilitas: Selisih Rp40 Juta
Baca juga: Misteri Motif di Balik Kematian Satu Kelurga di Indramayu: Postingan, Warisan, dan Tamu Jadi Sorotan
Namun, foto tersebut kemudian disebarkan dengan narasi palsu yang menuduh Mayor SS sebagai provokator yang hendak membakar pom bensin.
"Puspen TNI membantah dan menegaskan bahwa informasi tersebut tidak benar," ujar Brigjen Freddy.
Dia meluruskan Mayor SS adalah personel intelijen yang tengah bertugas, bukan provokator.
Kasus serupa juga terjadi di Sumatera Selatan.
Sebuah video yang beredar luas menunjukkan seorang prajurit TNI, Pratu Handika Novaldo, sedang "dipiting" oleh anggota Brimob di depan Kantor DPRD Sumatera Selatan.
Video tersebut dengan cepat viral, disertai tuduhan bahwa Pratu Handika adalah perusuh.
Brigjen Freddy menyebut, aksi pemitingan itu sangat mudah untuk dijadikan framing negatif bagi TNI.
"Ya, dengan agak dipiting gitu ya, jadi wajar kalau misalnya di-framing cepat sekali sebarannya," katanya.
Setelah klarifikasi, terungkap bahwa Pratu Handika tidak terlibat dalam aksi unjuk rasa, melainkan sedang mencari makan.
Dansat Brimob Polda Sumsel langsung meminta maaf atas kesalahpahaman tersebut.
Baca juga: Viral 2 Mahasiswa Terbakar saat Demo dan Bakar Ban di Depan DPRD Seram Bagian Timur
Baca juga: Misteri Penemuan Kerangka Manusia di Atap Ruko Akhirnya Terungkap, Identitas: Buruh, Agustus Hilang
Brigjen Freddy juga meluruskan beberapa informasi hoaks lainnya.
Di Ternate, seorang pelajar berusia 16 tahun bernama Pascal Mamangkey disebut-sebut sebagai anggota TNI yang membuat onar.
Kapolres Ternate telah mengklarifikasi bahwa Pascal adalah warga sipil, bukan tentara.
Kasus lain melibatkan Fajri Buhang (26), warga sipil yang mengaku sebagai anggota TNI, serta pengakuan palsu dari seorang tersangka anarkis berinisial M.
Tersangka M menuduh dirinya disuruh oleh anak anggota TNI untuk menyerang Markas Brimob Cikeas.
Namun, setelah diselidiki, pengakuan M hanyalah alibi untuk menghindari proses hukum.
Menutup konferensi pers, Brigjen Freddy menegaskan komitmen TNI untuk tetap solid bersama Polri dalam menjaga stabilitas keamanan nasional.
"Sampai saat ini TNI-Polri itu solid dalam menjaga stabilitas keamanan nasional, serta akan terus bersinergi untuk menciptakan rasa aman, tertib, dan kondusif," tegasnya.
Pernyataan ini diperkuat oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, yang hadir dalam acara tersebut.
Dia menyebut konferensi pers ini sebagai bukti nyata soliditas antara dua lembaga penjaga keamanan dan pertahanan negara.
Baca juga: Misteri Penemuan Kerangka Manusia di Atap Ruko Akhirnya Terungkap, Identitas: Buruh, Agustus Hilang
Baca juga: Perbandingan Gaji DPR RI Sesudah dan Sebelum Pemangkasan Tunjangan-Fasilitas: Selisih Rp40 Juta
Baca juga: 2 Polisi Ngaku Perintah Atasan, Eks Kabareskrim Susno Heran Perintah Siapa soal Lindas Driver Ojol
Baca juga: Sebelum Didemo Gaji dan Tunjangan DPR RI Capai Rp230 juta, Kini Rp65,5 Juta per Bulan
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.