Perdagangan Manusia di Jambi
Sosok Dinda dan TW Bibi yang Jual Keponakan Perempuan di Jambi, Bawa ke Mendalo
Dengan suara bergetar karena menahan amarah, sang ibu, TW (35), menceritakan kondisi anak perempuannya yang menjadi korban perdagangan manusia
Penulis: tribunjambi | Editor: asto s
WD bersama rekannya, Dinda, menjemput M menggunakan taksi online.
TW membujuk M dengan alasan mengajak nongkrong di sebuah kafe.
M yang tidak menaruh curiga pun ikut.
Setelah di dalam taksi online, bukannya menuju kafe, kendaraan justru melaju ke sebuah perumahan di lokasi yang sepi dan dikelilingi pepohonan, di daerah Mendalo, Kabupaten Muaro Jambi.
M dibawa ke sebuah rumah.
Sesampainya di sana, M dibawa masuk, dipertemukan dengan seorang laki-laki asing.
WD dan Dinda berbicara sebentar dengan laki-laki itu di luar rumah. Diduga mereka melakukan transaksi.
Baca juga: Pilu Gadis Dibunuh Pakai Bantal, Pelaku Akhirnya Akui Perbuatannya
"Di rumah itu, anak saya nunggu di dalam rumah. Mereka ngobrol di luar. Kemudian dia dipaksa," ujarnya.
TW bilang, WD memang sudah terlilit pinjaman online (pinjol). "Mereka itu terlilit pinjol, kalap. Anak saya juga diperas," kata dia.
Setelah pembicaraan selesai, WD meminta M masuk ke rumah, sementara dia dan rekannya, Dinda, menunggu di luar.
M dipaksa masuk ke kamar. Dia dipaksa laki-laki itu untuk berhubungan.
M berusaha melawan dan memberontak.
Namun, laki-laki itu mengancam dengan kalimat, "Aku sudah bayar ke tante kamu".
Kemudian, laki-laki itu mengikat tangan M.
Ancaman Pascakejadian
Sekitar pukul 22.00 WIB, M keluar dari rumah tersebut dan dibawa pulang oleh para pelaku, WD dan Dinda.
