Perampokan di Jambi

Dede Robek-robek BPKB Pajero Sport Buang ke Sungai Musi, Perampok Jambi Gaya di Depan Cewek

Dede merampok mobil pajero Nindia Novrin, untuk gaya-gayaan di depan teman perempuannya.

Penulis: Rifani Halim | Editor: asto s
TRIBUN JAMBI/SYRILLUS KRISDIANTO
ROBEK BPKB PAJERO - Dede Maulana (33), pelaku perampokan di Jambi merobek-robek BPKB Pajero Sport lalu membuangnya di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Perampokan di Talang Bakung, Kota Jambi, mengakibatkan seorang ibu rumah tangga bernama Nindia Novrin (38) meninggal dunia karena dipukul kayu berkali-kali. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Beberapa fakta baru tentang Dede Maulana (33), perampok sadis yang mengakibatkan meninggalnya ibu rumah tangga di Talang Bakung, Kota Jambi, terungkap.

Kapolsek Jambi Selatan, AKP Helrawaty Siregar, mengungkapkan Dede merampok mobil pajero Nindia Novrin, untuk gaya-gayaan kebutuhan di depan teman perempuannya.

"Pelaku perampokan di Talang Baku sudah ditangkap. Alhamdulillah, di Palembang, Sumatera Selatan. Orang ini pintar menipu," ujar AKP Helrawaty Siregar,Kapolsek Jambi Selatan.

Dari hasil pemeriksaan, terungkap Dede Maulana merupakan residivis dan pernah dipenjara tiga tahun. 

"Residivis. Dia juga pernah ditahan tiga tahun dalam kasus penggelapan uang dan kendaraan bermotor," tuturnya.

Sebelumnya, Dede pernah bekerja sebagai tenaga pemasaran di sebuah bank. 

Di sana, dia terlibat penggelapan uang nasabah hingga Rp700 juta, serta kasus penggelapan kendaraan roda empat.

Kata Herlawaty, Dede Maulana juga sering menipu perempuan yang dikenalnya lewat media sosial. 

"Dia pandai mengedit profil dan berpura-pura menjadi orang sukses, seperti direktur atau manajer. Dia googling tentang apa pun biar nyambung ngomongnya. Korbannya banyak, terutama perempuan yang dianggap bisa dia manfaatkan," jelas Kapolsek.

Fakta lain tentang tersangka perampok Dede Maulana juga diungkap AKP Helrawati.

Dede mengatakan dirinya bukan pembunuh, tetapi penipu ulung. 

"Dia, katanya, penipu ulung, bukan pembunuh. Tapi dari pengakuannya, dia memang menyiapkan modus dengan sangat halus, bahasanya pun licin," ujarnya.

Awalnya, Dede berkenalan dengan korban (Nindia) melalui marketplace Facebook, berpura-pura menjadi pembeli mobil Pajero

Setelah janjian, Dede datang ke rumah korban pada malam hari, sekira pukul 20.00 WIB, untuk melihat kendaraan.

Setelah berpamitan malam harinya, Dede kembali lagi ke rumah korban saat dini hari dengan alasan ingin mengetes mobil. 

Saat korban (Nindia) menolak permintaan test drive, pelaku memukul korban dari belakang menggunakan kayu.

"Dia panik, lalu memukul (korban) berulang kali. Awalnya tiga kali, lalu enam kali, dan akhirnya tidak ingat lagi karena ketakutan. Setelah memastikan korban rubuh, pelaku mengikat pintu dengan kain gorden," kata Helrawati.

Pelaku kemudian kabur membawa mobil korban. Sepatunya tertinggal di lokasi karena panik. 

Helrawaty memaparkan bahwa pelaku ini matanya blur, tidak bisa melihat jelas. 

"Dia berkacamata, katanya blur. Karena panik, dia meninggalkan sepatunya," tambahnya.

Robek-robek BPKB Pajero

Setelah merampok hingga Nindia Novrin meninggal, Dede Maulana melarikan diri menggunakan mobil korban ke Sumatera Selatan.

AKP Helrawati mengatakan Dede sempat membuang barang bukti perampokan di sepanjang perjalanan. 

"HP korban dibuang di tengah jalan, sebelum SPBU Pal Merah. Pelat mobil Pajero diganti dengan pelat palsu dari dalam ranselnya,” ujarnya.

Sepanjang jalan tol, Dede juga membuang satu per satu barang bukti, termasuk alat pemukul dan potongan dokumen kendaraan. 

"Dia robek-robek BPKB mobil korban dan buang ke Sungai Ampera (Musi)," lanjutnya.

Setelah itu, Dede menjemput pacarnya di Lampung, kemudian kembali ke Palembang. 

Dede bersembunyi di indekos pacarnya hingga akhirnya ditangkap.

Mengaku untuk Gaya Hidup

Kepada polisi, Dede Maulana mengaku merampok dan mencuri mobil bukan untuk dijual, tetapi untuk gaya hidup.

"Katanya biar ganteng, Bu. Biar cewek-cewek suka Pajero. Dia bilang, saya kan penipu ulung," ujar Helrawati menirukan ucapan Dede Maulana. 

Minumnya Oli, Pintar Omong

Sebelum merampok di Talang Bakung, Kota Jambi, hingga Nindia Novrin meninggal dunia, ternyata Dede Maulana sempat akan beraksi dengan modus COD (cash on delivery) terhadap dua penjual mobil berbeda pada hari yang sama.

"Yang pertama, dengan orang, mobil warna hitam. Lalu ke Pak B. Tapi saat dicek, dia merasa tidak srek karena warna hitam. Dia ketemu sama korban tanpa bawa uang," ujar Kapolsek Jambi Selatan, AKP Helrawaty Siregar.

Setelah dua mobil itu, Dede menemukan iklan mobil milik Nindia.

Dia kemudian meminta menggunakan ojek online untuk berpindah dari satu titik ke titik lain, hingga menuju rumah korban.

"Dia naik ojol berganti-ganti. Dan pintarnya, selalu meminjam HP orang dengan alasan HP-nya mati. Itu yang membuat pelacakan sempat sulit," jelas Helrawati.

Setibanya di rumah Nindia Novrin, Dede Maulana berpura-pura mengecek kendaraan. 

Dari hasil pemeriksaan di aplikasi perpesana di laptop korban, masih tersimpan riwayat percakapan mereka, yang menunjukkan gaya bicara pelaku sangat meyakinkan.

"Bahasanya sangat bagus, membuat orang percaya. Korban diajak janjian malam hari jam delapan untuk melihat mobil," ujar kapolsek.

"Mungkin minumnya oli, bahasanya licin, pintar ngomong," lanjutnya.

Setelah itu, Dede Maulana kembali lagi dini hari dengan alasan ingin mencoba mobil. 

Saat korban menolak permintaan test drive, pelaku menyerang dari belakang menggunakan kayu hingga korban tergeletak, lalu kabur membawa mobil pajero. (Tribun Jambi/Rifani Halim)

Baca juga: Sampai Hati ART Matikan CCTV lalu Tanam Bayi Baru Lahir di Bawah Tempat Suci

Baca juga: Cinta Berakhir Tragis, Ayah di Bengkulu Habisi Nyawa Pacar Putrinya Sendiri, Tak Restui Hubungannya

Baca juga: Mengapa Kulit Jokowi Jadi Putih, Bandingkan Joe Biden yang Pernah Jadi Presiden

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved