Demo di Jambi Ricuh
Demo Ricuh di Jambi, Psikolog Ungkap Peran Media Sosial dalam Menggiring Emosi Massa
Aksi demo yang terjadi di Jambi pada Jumat (29/8/2025) berakhir ricuh, Fasilitas umum, kendaraan hingga pos polisi yang menjadi bulan-bulanan masa.
Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: Heri Prihartono
Oleh karena itu, pengelolaan emosi massa melalui media sosial menjadi krusial.
Dari perspektif psikologi, hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat literasi digital dan literasi emosional agar individu mampu menahan diri sebelum menyebarkan konten yang memicu emosi.
"Narasi yang menekankan empati, solusi damai, dan komunikasi terbuka dapat menjadi counter-narrative terhadap provokasi, sesuai prinsip emotion regulation (Gross, 1998)," ujarnya.
Dessy menambahkan kolaborasi dengan figur publik atau influencer juga penting untuk menenangkan massa, dan penyediaan ruang dialog daring memungkinkan emosi tersalurkan secara konstruktif.
"Dengan pendekatan ini, media sosial bisa berfungsi bukan sebagai pemicu kerusuhan, tetapi sebagai sarana pengelolaan emosi yang menjaga demo tetap aman dan terkontrol," pungkasnya.
Baca juga: Unjuk Rasa di Pekalongan Ricuh: Tanpa Orasi Langsung Bakar Gedung DPRD
| Pasca Demo, Telanaipura Jambi Masih Lengang, Sebagian PNS Tak Pakai Seragam Dinas |
|
|---|
| Daftar Gedung dan Fasum Rusak di Telanaipura Jambi Pasca Demo, Termasuk Taman Anggrek Sri Soedewi |
|
|---|
| Jakarta Sudah 10 Tersangka Perusakan, di Jambi Belum Ada Tersangka |
|
|---|
| Gelap Gulita di Sekitar Kantor DPRD Provinsi Jambi Telanaipura, Lampu Dipadamkan, Pedagang Takut |
|
|---|
| 1.000 Lilin dan Doa Bersama di Polda Jambi, Aksi Solidaritas untuk Ojol Affan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.