Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 30 Oktober 2025 - Penyelesaian yang Tuntas

Bacaan ayat: Matius 9:2 (TB)  Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 30 Oktober 2025 - Penyelesaian yang Tuntas

Bacaan ayat: Matius 9:2 (TB)  Maka dibawa oranglah kepada-Nya seorang lumpuh yang terbaring di tempat tidurnya. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu: "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Mengapa ada penderitaan dalam kehidupan? Mungkinkah Tuhan menciptakan penderitaan?

Tidak bisa dihindari bahwa dua pertanyaan tersebut selalu muncul dalam kehidupan manusia di sejarah. Dalam setiap masa sejarah berbagai penemuan jawaban dibuat untuk sekedar memuaskan.

 Dari penjelasan bahwa penderitaan ialah peristiwa alam, atau melihat penderitaan sebagai masalah, atau penderitaan itu sebagai penetapan, bahkan sampai jawaban yang menyebut bahwa penderitaan ialah ujian yang harus diatasi dan dihadapi.

Faktanya setiap jawaban yang mencoba memuaskan keingintahuan tetap memiliki ruang kosong yang tidak terpuaskan. 

Ketika diperhadapkan pada seorang yang menderita karena kelumpuhan, Yesus memberikan pernyataan menarik, "Percayalah, hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni."

Dipastikan bahwa telah ada banyak upaya yang dilakukan untuk sembuh. Bisa jadi telah menghabiskan biaya yang tidak sedikit.

 Orang-orang peduli sehingga berupaya sedemikian rupa untuk dapat memberikan pertolongan. Itulah yang mereka lakukan.

Mereka bergotong royong membawa si lumpuh pada Yesus. Kemungkinan terbaik tampilnya Yesus telah viral ketika beberapa mujizat kesembuhan terjadi.

Orang-orang memiliki harapan yang sama: temannya yang lumpuh sembuh dan bebas dari penderitaan. 

Pertanyaannya sekarang, apa hubungannya dengan dosa? Mengapa Yesus justru berbincang dengan dosa, yang justru memicu kontroversi baru. 

Yang merasa sebagai penjaga kebenaran, para ahli Taurat terusik. "Ia menghujat Allah. Hanya Allah yang bisa mengampuni dosa!"

Pernyataan Yesus menyiratkan pengajaran penting tentang kehidupan. 

Pertama, dosa ialah sumber masalah bagi kehidupan. Penderitaan ada sebagai konsekuensi dosa yang membuat segala hal baik yang Allah rancang menyimpang dari kehendak-Nya. 

Kedua, Tuhan tidak pernah menciptakan penderitaan. Penderitaan ada karena Allah mengijinkan itu terjadi sebagai bentuk konsistensi Allah.

 Ketika Allah menyatakan, "... sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." , itu realitas; bukan sebatas pernyataan.

Penderitaan adalah bukti bahwa pernyataan Allah benar. Sebelum mati maka kehidupan akan diwarnai oleh penderitaan. Tanpa pandang bulu, setiap orang pasti akan menderita. 

Ketiga, yang bisa menyelesaikan persoalan penderitaan ialah Allah. Dalam hal ini, Allah selalu merancang atau mereka-rekakan yang baik meskipun dalam penderitaan.

Itu sebabnya penting untuk memaknai penderitaan dengan cara yang tepat untuk membangun kehidupan beriman.

Keempat, Yesus menyelesaikan persoalan mendasarinya yaitu dosa. 

Kelumpuhan dan berbagai penderitaan lain, sebatas gejala semata. Sementara sumber masalah yang sesungguhnya ialah dosa. Dengan pengampunan  maka semua gejala akan dibereskan. 

Penderitaan akan selalu ada dalam kehidupan. Namun orang percaya tidak perlu kalah dengan penderitaan.

Kematian dan kebangkitan Yesus menjadi jaminan penyelesaian atas dosa yang menjadi sumber masalah penderitaan. 

Maknai dengan cara yang benar. Orang percaya tidak bisa mengendalikan penderitaan, namun orang percaya dapat memilih respon yang benar dalam penderitaan. 

Jadilah tangguh dalam penderitaan sebab pengampunan  yang Allah berikan telah memperbaharui kehidupan kita. Amin.

     Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved