Ia tak sanggup berjalan jauh, apalagi mencari nafkah dengan berkebun seperti dulu.
Sehari-hari ia hanya berdiam di dalam gubuk, menghadapi panas terik dan hujan tanpa perlindungan memadai.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, ia sepenuhnya mengandalkan bantuan dari warga sekitar.
Beberapa di antaranya kerap membawakan nasi bungkus dan air mineral.
Endan yang berasal dari Pemulutan ini juga mengaku tidak memiliki keluarga dan belum pernah menikah.
Pemandangan menyedihkan terlihat saat ia membuka pakaian batik lusuh yang dikenakannya.
Tulang rusuknya tampak menonjol, pertanda kekurangan gizi.
"Saya belum pernah dapat bantuan sosial dari pemerintah.
"Hanya dapat pemberian dari orang yang kebetulan lewat," ujarnya lirih.
Menanggapi hal ini, Dinas Sosial Kabupaten Ogan Ilir memastikan akan segera melakukan pendataan melalui Sistem Informasi Kesejahteraan Sosial Next Generation (SIKS-NG).
Kepala Dinsos Ogan Ilir, Heriyanto, menyebut pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah desa setempat untuk mengecek status administrasi dan kelayakan bantuan bagi Endan.
"Kami akan cek Kartu Keluarga yang bersangkutan, apakah sudah menerima bantuan dan masuk dalam desil berapa di Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN)," ujar Heriyanto melalui pesan WhatsApp.
Artikel ini telah tayang di TribunSumsel.com dengan judul Kisah Pilu Endan, Lansia 80 Tahun di Ogan Ilir Hidup Miskin dan Sebatang Kara,Andalkan Bantuan Warga
Baca juga: Lirih Anak Lima Tahun usai Dapati Ibu Hilang Nyawa di Tangan Ayah: Nek, Mamakku Dibunuh
Baca juga: Anjing Liar Gigit 11 Warga Dua Malam Beruntun hingga Ada yang Hilang Jari
Baca juga: Penangkapan Bripda Alvian dan Harapan Hukuman Mati dari Keluarga Pacar yang Ia Habisi