TRIBUNJAMBI.COM – Gelombang tsunami setinggi 1,3 meter dilaporkan telah mencapai Pelabuhan Kuji di Prefektur Iwate, Jepang, pada Rabu (30/7/2025) pukul 14.58 waktu setempat. 

Tsunami ini dipicu oleh gempa berkekuatan 8,6 magnitudo yang mengguncang wilayah Kamchatka, Rusia.

Badan Meteorologi Jepang (JMA) mengonfirmasi bahwa peringatan tsunami telah diberlakukan di sepanjang pesisir Pasifik, dari Hokkaido hingga Prefektur Wakayama.

Selain di Kuji, tsunami juga terpantau di sejumlah wilayah lain seperti Kota Hamanaka di Hokkaido dengan ketinggian gelombang 60 cm. 

Sementara itu, di Pelabuhan Tokachi, Kota Erimo, dan Kota Hiroo—yang juga berada di wilayah Hokkaido—ketinggian tsunami tercatat 50 cm.

Melalui siaran NHK dan NHK World, otoritas Jepang terus memantau pergerakan pasang surut di sejumlah titik pengamatan. 

Warga diminta segera mengungsi ke tempat tinggi atau gedung bertingkat dan tidak kembali ke pesisir hingga peringatan resmi dicabut.

“Segera evakuasi ke dataran tinggi. Jika tidak memungkinkan, cari tempat berlindung di atas gedung atau menjauh sejauh mungkin dari pantai dan aliran sungai,” tulis peringatan resmi JMA.

Risiko Tsunami Belum Berakhir

Pihak JMA memperingatkan bahwa tsunami dapat terjadi secara berulang dan gelombang susulan bisa lebih kuat dibandingkan gelombang awal. 

Masyarakat diimbau tetap berada di lokasi aman dan tidak menurunkan kewaspadaan.

Berdasarkan catatan historis gempa dengan magnitudo serupa, gelombang tsunami bisa bertahan hingga 24 jam. 

Jika gelombang bertemu dengan kondisi pasang maksimum, potensi kerusakan akan meningkat.

Dikutip dari Al Jazeera, gelombang setinggi 50 cm juga tercatat di Pelabuhan Ishinomaki, Prefektur Miyagi. 

Sementara gelombang pertama yang melanda wilayah lain terukur antara 20–40 cm. Namun, gelombang kedua dan ketiga diperkirakan bisa lebih besar.