Berita Nasional

TAMPANG 2 WNI Anggota Kartel Narkoba Golden Triangle jadi Buronan Interpol

Penulis: Mareza Sutan AJ
Editor: Mareza Sutan AJ
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KARTEL NARKOBA - Tampang Fredy Pratama (kiri) dan Dewi Astutik (kanan) anggota kartel narkoba Golden Triangle yang menjadi buronan Interpol.

"Kami sampaikan untuk jaringan Fredy Pratama, ini adalah jaringan besar internasional cukup luas maka dari beberapa ungkapan yang kita lakukan, setelah kita pelajari kita analisa, maka itu masih ada kaitannya," ujarnya.

Dalam rentang waktu Februari hingga April 2025, sebanyak 2.038 orang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus yang berkaitan dengan jaringan Fredy.

Para tersangka terlibat dalam peredaran berbagai jenis narkoba seperti sabu, ganja, tembakau sintetis, serta obat keras dan psikotropika.

"Walaupun tidak secara langsung, tapi dia merupakan dulunya kaki-kaki tangan daripada saudara Fredy itu," tambah Ahmad.

Dewi Astutik

BURONAN NARKOBA - Foto paspor Dewi Astutik WNI asal Jawa Timur yang malang melintang sebagai gerbong narkoba di sejumlah negara. Dia menguasai segitiga emas peredaran narkoba di Asia Tenggara. (Tribunnews / tangkapan layar)

Nama Dewi mencuat setelah operasi gabungan antara BNN, Bea Cukai, dan TNI AL menggagalkan penyelundupan dua ton sabu di perairan Kepulauan Riau pada Kamis (22/5/2025).

Enam orang awak kapal diamankan, empat di antaranya WNI yang disebut memiliki koneksi dengan Dewi.

"Keempat WNI yang diamankan memiliki hubungan dengan Dewi Astutik, dan kini berada di jaringan internasional Golden Triangle," kata Kepala BNN, Komjen Marthinus Hukom, dalam konferensi pers, Senin (26/5/2025), dikutip dari Kompas.com.

Di dalam sindikat Golden Triangle, Dewi memiliki dua peranan penting: mengendalikan operasional dan merekrut kurir narkoba untuk jaringan internasional yang beroperasi di Indonesia.

Menurut Marthinus, Dewi terakhir kali terdeteksi berada di wilayah Kamboja.

"Kami bekerja sama dengan BIN untuk mencari Dewi Astutik di Kamboja dan sekitarnya," ujarnya.

Penelusuran lebih lanjut mengungkap bahwa Dewi menggunakan identitas palsu saat bergabung dengan jaringan narkoba tersebut.

Ia diketahui memiliki nama asli PA, warga Dusun Sumber Agung, Desa/Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo.

"Kami sudah ke lokasi. Dewi Astutik itu sesuai KTP merupakan warga Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, tetapi nama aslinya bukan Dewi Astutik," jelas AKBP Andin Wisnu Sudibyo.

"Ibu itu (Dewi Astutik) memang KTP-nya Ponorogo. Identitas yang pertama dipalsukan, punya keluarganya. Orang situ (Ponorogo), tapi kartunya (KTP) dipalsukan," imbuhnya.

Halaman
123

Berita Terkini