Polemik di Papua

KKB Papua Manfaatkan Konflik Pendukung Paslon di Puncak Jaya yang Saling Serang, Tembaki Aparat

Penulis: Darwin Sijabat
Editor: Darwin Sijabat
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BENTROK: Aparat kepolisian dari Polres Puncak Jaya dan BKO Brimob, saat melerai bentrokan antara kelompok massa pendukung yang terjadi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Rabu (2/4/2025). (foto: dok polisi)

KKB Papua Manfaatkan Konflik Pendukung Paslon di Puncak Jaya yang Saling Serang, Tembaki Aparat

TRIBUNJAMBI.COM - Aksi saling serang antar pendukung pasangan calon di Puncak Jaya, Papua Tengah melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua.

Bentrok pendukung Yuni Wonda dan Mus Kogoya (nomor urut 1) serta Miren Kogoya dan Mendi Wonerengga (nomor urut 2) terjadi di Kampung Usir, Distrik Pagaleme.

Insiden itu mengakibatkan puluhan warga mengalami luka akibat terkena busur panah. Selain itu rumah dan honai ikut terbakar.

Kepala Satgas Operasi Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani mengungkapkan bentrok tersebut terjadi sejak 27 November 2024 hingga 4 April 2025.

Hingga saat ini dampak peristiwa itu menyebabkan 12 orang meninggal dunia, ratusan lainnya luka-luka, dan ratusan bangunan terbakar.

Selain korban tewas, jumlah korban luka-luka akibat terkena panah mencapai 658 orang. 

Mereka diantaranya, 423 orang merupakan pendukung Paslon 01, sedangkan 230 lainnya dari kubu Paslon 02.

Faizal menegaskan, sejumlah korban meninggal terkena tembakan senjata api yang diduga dilakukan oleh KKB Papua yang memanfaatkan situasi politik di tengah pelaksanaan Pilkada.

Baca juga: Konflik Pilkada di Papua Berlanjut, Pendukung Paslon Saling Serang, 2 Rumah dan 6 Honai Terbakar

Baca juga: KKB Papua 2 Kali Serang Guru dan Nakes di Anggruk Yahukimo, IKF NTT: Pakai Kapak, Parang, dan Kayu

"Ini menjadi perhatian serius kami, karena KKB sengaja memanfaatkan situasi konflik untuk melancarkan aksinya," tegasnya.

Sementara itu, Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz-2025, Kombes Yusuf Sutejo mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga keamanan dan ketertiban di tengah situasi politik yang memanas.

"Kami mengajak seluruh warga Puncak Jaya untuk bersama-sama menjaga Kamtibmas demi menciptakan lingkungan yang damai dan harmonis. Keamanan adalah tanggungjawab kita bersama," ujar Yusuf.

"Imbauan ini disampaikan sebagai bentuk langkah preventif untuk mencegah terulangnya kekerasan yang berpotensi mengganggu stabilitas keamanan serta pembangunan di wilayah Kabupaten Puncak Jaya," pungkasnya.

Senada juga disampaikan Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara dengan KKB Papua terlibat saat aksi saling serang terjadi.

Saat itu personel Polri berupaya membubarkan massa yang saling serang dengan menggunakan senjata laras licin.

Namun saat berusaha dibubarkan itu terdengar suara tembakan yang diduga berasal dari KKB Papua.

“Pukul 16:15 WIT, adanya bunyi tembakan yang diduga dari Kelompok KKB ke arah Personil Brimob yang melakukan penyisiran di Kali belakang Kampung Usir sehingga terjadi kontak tembak,” ucap Kapolres.

Kapolres mengatakan aksi saling serang antar massa pendukung berhenti dikarenakan adanya Penyisiran dari Satgas Brimob, dan Personil Polres terhadap 2 Orang Masyarakat yang membawa 2 pucuk senjata laras panjang di seputaran Kali Belakang Kampung Usir.

Baca juga: Komnas HAM Kecam Aksi Brutal KKB Papua: Minta Pemerintah Pusat, Pemda dan Aparat Lindungi Warga

“Selanjutnya, seluruh Personil Polres Puncak Jaya, dan Bko Brimob, dengan pimpinan Kabag Ops Polres Puncak Jaya meninggalkan TKP Aksi saling serang (Kampung Usir Belakang) menuju Ke Lokasi Aksi Saling Serang di Sekitar Kali Mati Depan Kantor Distrik Pagaleme” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, konfllik antar pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati Puncak Jaya, Papua, Papua Tengah terus berlanjut.

Konflik tersebut dengan terjadinya aksi saling serang diantara pendukung kedua pasangan calon.

Paslon tersebut yakni Yuni Wonda dan Mus Kogoya (nomor urut 1) serta Miren Kogoya dan Mendi Wonerengga (nomor urut 2).

Kondisi itu mengakibatkan dua rumah dan enam Honai (rumah tradisional di Papua) milik warga terbakar.

Adapun konflik tersebut terjadi di Kampung Usir, Distrik Pagaleme.

Aksi saling serang antar pendukung tersebut dibenarkan Kabid Humas) Polda Papua, Kombes Ignasius Benny Ady Prabowo, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/4/2025).

"Iya benar. Bentrokan antara massa pendukung di Kabupaten Puncak menyebabkan delapan bangunan terbakar, yakni dua rumah dan enam honai milik warga," ungkapnya.

"Aksi saling serang antara massa pendukung ini pecah di seputaran Usir Belakang sampai dengan Kali belakang Kampung Usir, Distrik Pagaleme, Kabupaten Puncak Jaya," kata Benny.

Benny juga menjelaskan bentrokan tersebut menggunakan penggunaan busur dan panah.

Sehingga mengakibatkan puluhan warga mengalami luka-luka. 

Baca juga: KKB Papua Tuduh Bu Guru Rosalia Mata-mata TNI, Dibantah IKF NTT: Pakai Baju Loreng Karena Ikut Menwa

"Ada 59 warga yang terluka akibat terkena panah. Warga ini berasal dari massa pendukung dari kedua paslon yang bertikai," ujarnya.

Kapolres Puncak Jaya, AKBP Kuswara menyatakan pihaknya sedang melakukan penyelidikan terkait aksi saling serang tersebut. 

"Kami sedang melakukan penyelidikan, terkait aksi saling serang antara kelompok massa yang menyebabkan delapan unit bangunan terbakar dan 59 warga luka-luka," ujarnya. 

"Saat ini 59 orang yang terkena panah telah mendapatkan perawatan dari tim medis di Puncak Jaya," tambahnya.

Bentrokan ini terjadi di seputaran Usir Belakang hingga Kali Belakang Kampung Usir, Distrik Pagaleme.

Kuswara menambahkan bentrokan telah berhenti berkat kehadiran personel kepolisian dari Polres Puncak Jaya dan BKO Brimob yang diterjunkan untuk melerai dan menghentikan konflik tersebut. 

"Bentrokan sudah berhenti, karena aparat keamanan telah melakukan penyisiran dan menghentikan bentrokan tersebut," ujarnya. 

Dari data yang diterima Kompas.com, terdapat 428 orang luka-luka akibat pertikaian antara kedua massa pendukung di Puncak Jaya.

Selain itu, Polda Papua Tengah dan Pemda Provinsi Papua Tengah telah berupaya memediasi kedua paslon untuk mengakhiri bentrokan antara massa pendukung. 

Aksi saling serang antara kedua kelompok massa ini menambah deretan konflik Pilkada yang belum usai di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Konflik Pilkada di Papua Berlanjut, Pendukung Paslon Saling Serang, 2 Rumah dan 6 Honai Terbakar

Baca juga: Sosok Sugiyanto, Nelayan WNI yang Selamatkan 7 Lansia dari Kebakaran di Gyeongsang Utara Korsel

Baca juga: Terduga Maling Ayam di Subang Tewas Diamuk Massa di Depan Kantor Desa

Baca juga: Update Hasil PSU Pilkada Bungo Dedy-Dayat vs Jumiwan-Maidani Siang Ini Hitung

Berita Terkini