LIPUTAN KHUSUS

Obat Berkhasiat, 159 Daun dan Tumbuhan Ramuan Suku Anak Dalam di TN Bukit Duabelas Sarolangun

Penulis: tribunjambi
Editor: Duanto AS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tribun Jambi Edisi 1 Agustus 2024

TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Sembari menunjukkan daun di tangannya, Tumenggung Grib mengatakan Suku Anak Dalam (SAD) di Bukit Suban, kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, Sarolangun, mengetahui puluhan bahkan ratusan daun-daunan untuk obat-obatan tradisional.

Tumenggung Grib, memperkirakan ada 159 jenis tanaman dan tumbuhan di kawasan Taman Nasional Bukit 12 yang bisa dijadikan ramuan dan obat-obatan tradisional.

"Tanaman dan tumbuhan itu bisa dan kami percaya bisa mengobati segala penyakit, seperti sakit demam, penyakit kulit dan banyak penyakit lainnya," kata Grib, pekan lalu.

Kepada Tribun, Grib mengatakan tanaman dan tumbuhan itu diyakini sebagai tanaman obat karena sudah dicoba untuk pengobatan.

Ketika SAD kelompoknya mengalami sakit, seperti penyakit perut, sakit kulit, demam dan penyakit lainnya, mereka memberikan ramuan itu.

Bahkan, kata Tumenggung Grib, obat tradisional dari tumbuhan yang ada di hutan kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas dianggap sebagai obat yang permanen untuk mengobati penyakit yang dialami SAD kelompoknya.

Dari tumbuhan yang biasa dimanfaatkan oleh Suku Anak Dalam dalam berbagai mengobati penyakit yang sedang dialaminya.

"Daun karuduk untuk obat batuk, daun asam obat demam panas, paladang obat maag," ujarnya, seraya menyebut banyak sekali jenis tumbuhan obat.

Suku Anak Dalam memiliki pengetahuan obat-obatan yang sangat baik.

Mereka mampu membedakan tumbuhan beracun termasuk cara pengolahannya.

Menurut Tumenggung Grib, bagian tanaman yang kerap dimanfaatkan untuk obat, seperti tumbuhan kayu dan daun.

Pengolahan tanaman itu menjadi obat, rata-rata dengan cara direbus.

Air rebusan tanaman itu kemudian diminum.

Banyak persediaan

Kawasan Taman Nasional Bukit Duabelas, tepatnya di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, menjadi tempat tinggal kelompok Suku Anak Dalam di bawah Tumenggung Grib.

Di sana masih banyak tumbuhan dan tanaman obat-obatan yang bisa dimanfaatkan.

Di Desa Bukit Suban atau Bukit 12 saat diwawancarai belum lama ini, dia mengatakan, kawasan hutan yang mereka diami masih banyak tanaman dan tumbuhan obat-obatan tradisional.

Masyarakat Jambi masih pakai

Masih banyak sekali masyarakat Jambi yang menggunakan daun-daunan sebagai obat. Itu sudah dilakukan secara turun temurun dan terbukti berkhasiat.

Muzakkir, warga asli Tebo Ilir, Kabupaten Tebo, membagikan pengetahuannya tentang khasiat daun-daunan tradisional untuk kesehatan, terutama untuk menurunkan demam pada anak.

Menurutnya, daun cocor bebek (Kalanchoe pinnata) memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menurunkan demam anak.

"Caranya sederhana, ambil beberapa lembar daun cocor bebek, masukkan ke dalam mangkuk, isi dengan air, lalu remas-remas atau potong halus. Tambahkan sedikit sagu, kemudian lumurkan ke badan anak yang demam," tuturnya.

Metode itu telah digunakan Muzakkir dan keluarganya selama bertahun-tahun.

Penggunaan obat tradisional itu sangat efektif dan aman, terutama bagi anak-anak.

Selain daun cocor bebek, Muzakkir juga mengungkapkan daun kembang raya atau kembang kertas juga memiliki khasiat sama.

"Ambil daun itu secukupnya, masukkan ke dalam mangkuk, remas hingga berlendir, lalu usapkan ke kepala anak," tambahnya.

Pengetahuan itu diturunkan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian dari kearifan lokal yang masih dipegang teguh masyarakat Jambi hingga saat ini.

Demam dan kembung

Begitu juga untuk untuk meredakan demam dan perut kembung, keluarga Muzakkir juga menggunakan daun-daunan tradisional.

Dia berbagi ilmu tentgan khasiat daun capo atau daun sembung (Blumea balsamifera) dan daun bungur (Lagerstroemia speciosa). Itu telah lama digunakan sebagai obat tradisional meredakan berbagai keluhan kesehatan.

"Daun capo memiliki banyak khasiat, terutama untuk meredakan demam yang disebabkan oleh berbagai faktor. Caranya, ambil beberapa lembar daun capo, kemudian direbus. Setelah mendidih, ambil airnya dan seduh. Rasanya sedikit pahit, jadi bisa ditambahkan madu untuk mengurangi rasa pahitnya," beber Muzakkir.

Daun capo tidak hanya bermanfaat bagi orang dewasa, tetapi juga bisa digunakan untuk anak-anak yang demam flu.

"Caranya, rebus beberapa helai daun capo, lalu air rebusannya dimasukkan ke dalam air mandi anak-anak," tambah Muzakkir.

Selain itu, Muzakkir juga menjelaskan tentang manfaat daun bungur.

"Daun muda dari pohon bungur bisa digunakan sebagai obat untuk anak-anak yang kembung. Caranya, layur daun muda di atas api sedang, kemudian dibarutkan di atas perut anak yang kembung."

Pengalaman keluarga

Muzakkir menegaskan semua pengetahuan itu berasal dari pengalaman pribadi dan keluarganya yang sering menggunakan obat tradisional.

"Itu yang Abang tahu, soalnya sering gunakan itu," ujarnya.

Dia akan mencari lebih banyak informasi dari mertuanya yang memiliki pengetahuan luas tentang ramuan tradisional.

Menurut Muzakkir, [engetahuan tentang obat tradisional masih sangat penting dan relevan bagi masyarakat Jambi.

Selain itu, menunjukkan bahwa warisan leluhur tetap hidup dan bermanfaat hingga kini. (sbi/rra)

Baca juga: Penampakan dari Helikopter Karhutla Perbatasan Jambi-Sumsel Berhasil Dipotret Polda Jambi

Baca juga: Fakta Tinggi Badan Jessica Milla, Prilly Latuconsina dan Yuni Shara Beda-beda Dikit

 

Berita Terkini