Wawancara Eksklusif

Wawancara Eksklusif Nufa Berbagi Kasih ke Anak-anak Autisme

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Toriq anak dengan autisme yang menembus batas memenangkan juara satu lomba menggambar komik FLS2N tingkat Provinsi Jambi dan sedang mempersiapkan diri bertanding tingkat nasional, Sabtu (08/07/2023).

TRIBUNJAMBI.COM,JAMBI - Berbagi cerita tentang kehidupan Nufa yang berbagi kasih dengan anak Autisme.

Dia bahkan mengajar anak-anak kebutuhan khusus itu di sekolah.

Tribun Jambi: Jadi guru apa ini Jadi selain jadi guru?

Nuva: biasanya kan kalau kalau guru SD ya kalau guru SD itu kan biasa dia mencakup semua mata pelajaran. Hanya keahlian keahliannya keahlian khusus bahasa isyarat.

Tribun Jambi: Kenapa bisa memutuskan untuk belajar bahasa isyarat?

Nuva: Bahasa isyarat itu mungkin karena saya punya Putra, anak pertama itu kebetulan tunarungu alias tuli. Jadi memang komunikasi kami kalau hanya sebatas vokal saja enggak akan tersampaikan gitu. Jadi acuannya sih dari itu gitu saya pengin belajar bahasa isyarat supaya komunikasi dengan anak saya lancar. Gitu kan awalnya, ternyata akhirnya terkait juga dengan pekerjaan saya sebagai guru kebetulan guru di SD inklusi yang menerima anak-anak berkebutuhan khusus.

Juga gitu dan kemarin di tahun berapa itu salah satunya ada anak yang berkebutuhan khusus tunarungu juga gitu.

Jadi dari situ sudah terpacu gitu jadi untuk belajar bahasa isyarat tadi gitu. Awalnya otodidak otodidak, belajar di YouTube gitu lihat video-video edukasi yang membahas bahasa isyarat kemudian. Setelah ke sini ada komunitas yang namanya komunitas tuli Gerkatin, jadi saya ikut di situ.

Komunitas itu bahasa bahasa isyarat semua pakai bahasa isyarat semua pengajarnya pun orang-orang yang tuli. Karena mereka puny legalitas atas bahasa mereka gitu. Jadi yang wajib menyampaikan itu ya mereka-mereka itu.

Tribun Jambi: Sulit enggak sih Mbak belajar bahasa isyarat?

Nufa: Balik lagi ke kitanya gitu ya kalau menurut saya enggak terlalu sulit karena kalau memang tahu pola dari bahasa isyaratnya, itu ngeh kita gitu kan. Maksudnya kayak abjad gitu kan abjad A B gitu kan mengikuti hurufnya. Sebenarnya mudah sih gitu tapi kan simbol-simbol A B itu kan enggak sembarangan kan itu yang harus dihafalkan.

Tapi lebih ke bahasa sehari-hari itu kita ngungkapinnya itu kita susah karena tidak terbiasa. Itu kalau emosi gimana. Nah dari guru kan sekarang ini kan kayak TV kayak apa kan sekarang memakai itu.

Mbak seperti mbak ini kan basa isyarat itu juga sempat ngisi-ngisi di TV gitu belum ke sana karena baru level 1.

Tribun Jambi: Kalau video call gimana?

Nufa: Kalau video call pakai bahasa isyarat, kalau chatting tapi tulisannya beda terbalik-balik terbalikbalik iya kalau kalau bahasa Indonesia kan diterangkan-menerangkan. Kalau mereka dibalik. Misalnya "aku mau pulang ke rumah" jadi "aku rumah pulang".

Halaman
123

Berita Terkini