Wawancara Eksklusif

Pohon Karet Tumbang untuk Cabai, Ketika Program Nasional Bertabrakan dengan Nasib Petani di Jambi

Penulis: Syrillus Krisdianto
Editor: Nurlailis
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PETANI - Sur, seorang petani di Desa Petaling Jaya, Sungai Gelam, Muaro Jambi merugi akibat penggusuran lahan beberapa waktu silam, Minggu (20/7/2025).

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pemerintah Desa Petaling Jaya, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi, mulai melakukan pengosongan lahan desa untuk mendukung pelaksanaan Program Ketahanan Pangan Nasional tahun 2025. 

Lahan tersebut merupakan aset desa yang selama ini dikelola warga untuk pertanian, termasuk Suratno, petani karet yang kini mengaku dirugikan akibat eksekusi yang dinilai terlalu cepat. 

Pemerintah desa menyebut lahan akan digunakan untuk menanam cabai dan jagung, sementara warga meminta ganti rugi atas hasil tanam yang belum sempat dipanen.

Baca juga: Musyawarah Tak Mufakat, Petani Sungai Gelam Jambi Tuntut Ganti Rugi Karet Usai Lahan Dieksekusi

Seorang petani karet, Suratno merasa dirugikan karena eksekusi lahan tersebut. 

Namun, Kepala Desa Petaling Jaya, Gunawan Saputro membenarkan eksekusi lahan tersebut untuk menunjang Program Ketahanan Pangan Nasional.

Bagaimana Status Lahan Tersebut Sebelum Pengosongan?

Saya ingin menyampaikan kronologi eksekusi lahan tersebut. 

Memang benar, lahan tersebut digunakan masyarakat sejak puluhan tahun, untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut sudah mendapatkan izin dari pemerintah desa periode sebelumnya, dengan kesepakatan siap melepas lahan tersebut saat pemerintah membutuhkannya.

Lahan tersebut merupakan aset desa Petaling Jaya, yang dianggarkan untuk pemakaman umum.

Pemakaman tersebut digunakan masyarakat beragam agama, yaitu Islam, Kristen, dan Hindu.

Selama lahan tersebut belum digunakan sebagai pemakaman umum, masyarakat diperbolehkan menanam di lahan tersebut.

Saat ini, lahan sekira satu hektare tersebut dikelola oleh Suratno dan Karmin.

Suratno menanam pohon karet, sementara Karmin menanam Kelapa Sawit di lahan tersebut.

Namun pengelola lahan tidak ada kontribusi untuk desa dan lingkungan sekitar terkait pengelolaan tersebut.

Baca juga: Rabu Pagi, Gunung Marapi di Sumbar Erupsi Lagi Disertai Dentuman

Halaman
1234

Berita Terkini