Teman Tuli dan Kopi, Saat Tunarungu Diberdayakan Dunia Kerja

Penulis: Nurlailis
Editor: Deddy Rachmawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

teman tuli atau tunarungu yang bekerja di kedai kopi di Kota Jambi

TRIBUNJAMBI.COM - Di tengah sedikitnya dunia kerja yang mau menerima teman tuli, ada teladan baik dari sebuah kafe di Kota Jambi. Kopi Ketje namanya.

Kafe di bilangan Jelutung itu memberi kesempatan yang sama kepada teman tuli untuk bekerja di sana.

Saat ini ada 7 orang teman tuli yang bekerja di Kopi Ketje. 3 orang di antaranya laki-laki dan 4 lainnya perempuan. Itu setara dengan 30 persen dari jumlah pegawai kedai kopi tersebut.

Heny, pemilik Kopi Ketje mengaku memang butuh waktu untuk mempekerjakan teman tuli di kafe miliknya. Tentu, persoalan komunikasi yang jadi masalah.

Namun baik karyawan ataupun teman tuli bisa sama-sama saling belajar hingga akhirnya masalah komunikasi tidak jadi halangan.

“Kita belajar dari teman tuli karena potensi mereka sangat luar biasa. Mereka sangat tekun dalam bekerja. Kita berusaha untuk menganggap mereka sama,” ucap Heny.

Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya komplain dari pengunjung terjadap pegawainya.

Pada awal mempekerjakan teman tuli ia mengatakan ada komentar dari pelanggan bahwa pegawai Kopi Ketje tidak ramah. Namun ia menjelaskan bahwa pegawai mereka ada yang tuli sehingga ia meminta pemakluman.

Saat bekerja yang membedakan adalah pada apron (celemek) yang pegawai pakai. Pegawai yang tuli pada apronnya diberikan tanda.

Lalu, salah satu cara untuk mempermudah komunikasi antara teman tuli dan pengunjung, Kopi Ketje menyediakan alat tulis.

Heny melihat dampak dari mempekerjakan teman tuli adalah hadirnya pelanggan dari teman tuli juga. Kedepannya ia sedang mempersiapkan kafe baru dan tetap akan mempekerjakan teman tuli.

Suasana Kopi Ketje Jambi. Pegawai Tuna Rungu Menggunakan Apron Khusus. (Tribun Jambi)

Baca juga: Teriakan Tunarungu di Tengah Pandemi, Butuh Masker Transparan Hingga Kesulitan Belajar Daring

Baca juga: Puluhan Orang Ikuti Pelatihan Bahasa Isyarat Dasar Oleh Teman Tuli

“Saat pandemi covid ini semua usaha besar atau kecil kena dampaknya. Namun apa yang bisa kita lakukan untuk Jambi ini. Setelah berbincang sama suami jadi kepikiran untuk memperkerjakan kawan-kawan disabilitas,” ungkap Heny.

Rachel Ramadhini mengamini bahwa pekerjaan masih menjadi persoalan teman tuli. Kata dia, tidak banyak perusahaan yang membuka lapangan pekerjaan untuk teman tuli.

Rachel mengatakan kebanyakan dari teman tuli setelah lulus sekolah akan menganggur padahal teman tuli memiliki potensi sama seperti masyarakat umum.

“Di Jambi ada Kopi Ketje dan Alfamart yang mempekerjakan teman tuli namun tidak banyak. Sedangkan selebihnya memiliki usaha yang tidak terlalu berkembang karena Covid-19,” ujarnya. (lai)

Berita Terkini