Berita Internasional

Pejabat Korea Utara Ketakutan dengan Adik Kim Jon Un Ini, Kim Yo Jong Sampai Dijuluki 'Wanita Iblis'

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kim Yo Jong bersama sang kakak, Kim Jong Un

TRIBUNJAMBI.COM - Ketakutan muncul dari para pejabat di Korea Utara setelah serangkaian eksekusi terjadi atas perintah Kim Yo Jong dan menjulukinya sebagai "wanita iblis".

Sejak pemerintahan Kim Jong Un dimulai pada 2011, Kim Yo Jong, yang merupakan saudara perempuannya, memiliki kekuasaannya sendiri dan puncaknya dengan ia menjadi anggota alternatif Politbiro pada April 2020.

Pada saat itu, saudara laki-lakinya juga dikabarkan mengalami masalah kesehatan dan beberapa ahli percaya dia bisa menjadi kandidat untuk menggantikan Kim Jong Un, jika nantinya meninggal.

Namun, dia diturunkan jabatannya selama Kongres Partai ke-8 Partai Buruh Korea pada Januari 2021.

Kim Yo Jong, adik perempuan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un menghadiri sebuah acara di Ho Chi Minh Mausoleum, Hanoi, 2 Maret 2019. (AFP/POOL/JORGE SILVA)

Ia cuma menjadi anggota Komite Sentral Partai dengan golongannya diturunkan dari wakil direktur I menjadi wakil direktur saja, seperti yang dilansir dari Radio Free Asia (RFA) pada Selasa (18/5/2021).

Namun, Kim Yo Jong pun tetap menjadi salah satu orang paling berkuasa di Korea Utara, dan menurut informasi dua pejabat bahwa ia juga telah memerintahkan eksekusi pejabat pemerintah hanya karena "membuat dia kesal".

“Berita bahwa mereka menembak mati seorang pejabat tinggi di Pyongyang menyebar di antara para pejabat di Hyesan sekarang," ujar seorang pejabat badan administratif di provinsi Ryanggang utara tengah kepada RFA Korean Service pada Kamis (13/5/2021).

"Kami tidak tahu siapa pejabat yang dieksekusi itu, tetapi saya mendengar dari seorang pejabat yang dekat dengan saya bahwa dia dieksekusi atas perintah Kim Yo Jong," sambung perjabat tersebut.

Kemudian pejabat itu juga menceritakabn bahwa pada November 2020, ada insiden penyelundupan emas yang dilaporkan ke Komite Sentral Partai.

Lalu, "tentara komando keamanan perbatasan dieksekusi oleh regu tembak pada Desember, sementara 9 warga dipenjara seumur hidup."

"Puluhan anggota keluarga mereka, sementara itu, dikirim ke kamp penjara politik," kata sumber itu, yang meminta namanya dirahasiakan karena alasan keamanan.

Baca juga: Kim Jong Un Dikenal Kejam dan Diktator, Begini Penampakan Rumah Presiden Korea Utara, Bak Museum

Baca juga: Situasi Mengerikan Kim Jong Un Perintahkan Rudal Korut Siap Tempur, Begini Reaksi Amerika Serikat

Baca juga: Usai Jenderalnya Jadi Santapan Ikan Piranha, Kim Jong Un Kembali Hukum Mati Menteri Pendidikannya

RFA turut melaporkan pada November bahwa 2 tentara tertangkap menyelundupkan sejumlah emas bernilai 10 juta dollar AS (Rp 142,9 miliar) ke China dekat Hyesan, pada 1 November.

Salah satu tentara pun telah ditangkap segera, sementara yang lain seorang penjaga keamanan perbatasan melarikan diri ke China dan diyakini menjadi tahanan otoritas China, menurut sumber pemerintah setempat.

Sumber di pemerintahan provinsi Ryanggang juga memberitahu RFA bahwa tentara yang ditangkap pada 1 November, mengungkapkan selama investigasi bahwa mereka telah bekerja dengan 6 warga dalam perjalanan menyelundupkan emas ke China.

Setelah itu, 6 warga yang membantu juga turut ditangkap pada 16 November, menurut keterangan seorang pejabat pengdailan kepada RFA pada saat itu.

Salah satu sumber Ryanggang turut mengatakan kepada RFA pada November ada kemungkinan penyelundup dieksekusi karena emas dikontrol ketat oleh negara.

Pelanggaran mereka itu juga termasuk menentang lockdown ketat di perbatasan, yang diberlakukan untuk memerangi virus corona.

Sumber yang berbicara kepada RFA pada pekan lalu turut mengatakan warga dan pejabat kesal karena eksekusi tersebut atas perintah Kim Yo Jong.

"Dia memberikan perhatian khusus kepada pejabat yang membuatnya kesal. Dia mengumpulkan data yang menunjukkan bahwa mereka menantang otoritas partai dan melaporkan hal ini kepada atasannya, saudara laki-lakinya Kim Jong Un," kata sumber itu.

Baca juga: Sejumlah Penghargaan yang Pernah Dicapai Walikota Jambi Disampaikan pada Paripurna HUT Pemkot

Baca juga: Harifin Ditangkap Polisi Saat Antar Sabu ke Dermaga Perahu Angso Duo

Baca juga: Soal Latihan Materi Tes CPNS 2021 TWK dan TIU Lengkap Dengan Jawaban dan Pembahasannya

“Ada serangkaian eksekusi pejabat karena (Kim Yo Jong) 'anti-revolusioner partai'. Kebencian terhadap Kim Yo Jong semakin dalam,” kata sumber itu.

Sumber tersebut mengatakan Sentral Partai saat ini sedang menyelidiki semua pejabat provinsi Ryanggang atas perintahnya.

“Mereka mengatakan bahwa mereka menangkap orang-orang yang reaksioner karena menyerahkan data rahasia dan materi kuliah ke Badan Intelijen Nasional Korea Selatan," kata sumber itu.

"Banyak orang dikirim ke kamp penjara politik dengan tuduhan terlibat dalam hal ini," imbuhnya.

Kekejaman Kim membuat orang membandingkannya dengan tokoh sejarah wanita lain yang mereka anggap menghukum tanpa ampun.

"Mereka mulai memanggilnya Janda Permaisuri Cixi untuk mengungkapkan kemarahan mereka," kata sumber itu.

Janda Permaisuri Cixi adalah tokoh pada masa penguasa de-facto Dinasti Qing di China, yang dianggap oleh beberapa sejarawan sebagai seorang lalim yang menentang reformasi modern untuk memperpanjang kekuasaannya sendiri.

Sumber lain, seorang pejabat di provinsi barat laut Pyongan Utara, mengatakan kepada RFA pada hari yang sama bahwa Kim memerintahkan penyelidikan di Sinuiju, kota lain di perbatasan dengan China.

"Menyusul eksekusi petugas bea cukai Sinuiju oleh regu tembak di Pyongan Utara pada 2019, sejumlah pejabat juga dieksekusi setelah penyelidikan badan administrasi, dan departemen keamanan negara," kata sumber kedua, yang meminta namanya tidak disebutkan.

"Wanita iblis"

"Ketika tersiar kabar bahwa Kim Yo Jong berada di balik eksekusi ini, para pejabat mulai memanggilnya 'wanita iblis'," kata sumber kedua.

Para pejabat bahkan merasa takut mendapat pujian Kim Yo Jong, karena itu berarti dia memperhatikan mereka.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un panik mengatasi dampak virus corona membuat nilai tukar won merosot drastis. (KCNA)

Mereka pun takut bahwa mereka juga harus bersiap untuk dieksekusi suatu hari nanti, jika mereka mendapatkan sisi buruknya, menurut sumber kedua.

“Saat eksekusi yang tidak adil ini meningkat, bahkan penduduk biasa pun takut padanya. Mereka bilang dia adalah iblis yang haus darah,” ujar sumber kedua

“Tahun ini, dia bahkan memimpin pembersihan pejabat senior yang dekat dengan saudara laki-lakinya Kim Jong Un, ketika dia tanpa ampun mengeksekusi para pembantunya," ungkapnya.

"Dia adalah teror bagi para pejabat. Meskipun dia sekarang di posisi yang lebih rendah, dia menunjukkan kekuatannya dengan mengeksekusi yang kuat," tandasnya.

Pembersihan politik itu berperan penting dalam upaya Kim Jong Un untuk mengkonsolidasikan kepemimpinannya setelah kematian ayahnya Kim Jong Il pada 2011.

Setelah mengambil alih kendali negara, ia juga dengan cepat menyingkirkan saingan politik, yang sebagian besar adalah pejabat tinggi di bawah pemerintahan ayahnya, termasuk pamannya Jang Song Theak, yang diyakini pernah menjadi orang kedua di Korea Utara.

(*)

Baca juga: Ambisi Kapten Timnas Italia di Euro 2020: Normal Memiliki Ambisi untuk Menang

Baca juga: Ramalan Zodiak Keuangan Besok, Gemini Tahan Keinginan Belanja

Baca juga: Pantas Selalu Ramai di Pagi Hari Mie Ayam Pakde Handil Jadi Tempat Sarapan Porsi Jumbo di Kota Jambi

Berita lainnya seputar Kim Jong Un

SUMBER: SOSOK.ID

Berita Terkini