Baca tanpa iklan
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Memasuki bulan suci Ramadhan 2020/1441 H, harga kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Sarolangun, relatif stabil.
Hal itu diketahui saat Wakil Bupati Sarolangun Hilalatil Badri, melakukan sidak ke pasar tradisional yaitu Pasar Atas Sarolangun dan Pasar Singkut.
Dari pantauan, Wabup Hilalatil Badri mengaku harga kebutuhan sembilan bahan pokok menjelang Ramadhan masih stabil.
"Pemantauan harga secara keseluruhan masih stabil," jelasnya, Rabu (22/04/2020).
Dari beberapa komoditi, ada sejumlah bahan pangan yang mengalami kenaikan yang cukup tinggi, seperti gula dengan harga Rp18 ribu per kilo. Sementara harga di Bulog masih Rp12.500.
• 1,6 Kg Sabu Diblender & Dicampur Oli Bekas Polres Sarolangung Musnahkan Barang Bukti Narkoba & Miras
• Peruntungan 12 Zodiak Kamis (23/4) - Pisces Perlu Hati-hati, Cancer Penuh Emosional
Dengan begitu pihaknya akan melakukan operasi pasar pada Ramadhan melalui agen-agen. Namun dengan kondisi Covid-19, hal demikian dapat memicu penumpukan massa yang berlebihan.
Oleh karena itu, penerapan sosial distancing nantinya akan diterapkan dalam operasi pasar tersebut.
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada harga telur. Hal ini dipicu karena tidak adanya peternak telur di daerah Sarolangun, sehingga telur didatangkan dari luar daerah.
• Cara Budidaya Rumput Laut, Kaya Vitamin & Nutrisi, Meningkatkan Kesehatan Jantung, Stabilkan Gula
• Tidak Pulang-pulang, Warga Tanah Kampung, Kota Sungai Penuh Dikabarkan Hilang saat Mandi di Sungai
"Ya harga dari transportasilah naik, seandainya peternak ada di Sarolangun, maka bisa kita tekan harga," ujarnya.
Dengan demikian, Hilallatil Badri meminta agar pihak peternakan melakukan pembinaan untuk peternak agar memvariasi jenis ternak.
"jangan hanya semua menjadi peternak ayam pedaging. Tapi juga ada peternak ayam petelor," kata Wabup.
Sementara untuk harga lain seperti daging, ikan, cabai masih relatif stabil.
"Secara umum bahan 9 bahan pokok aman, dan harga stabil,"katanya.
Disela itu ia juga menghimbau untuk semua pedagang atau pembeli diwajibkan memakai masker.
"Kita khawatirkan kontak langsung," katanya. (Tribunjambi.com/Wahyu Herliyanto)