"Bisa dibayangkan gerakan sangat aktif saat menangkap dan memainkan ular.
Itu mempercepat penyebaran bisa," kata Amir.
Tri menuturkan bahwa meskipun antibisa ular tidak tersedia, Iskandar sebenarnya tetap berpotensi besar untuk selamat.
"Kita tidak selalu membutuhkan antibisa ular.
Baca: Lihat Foto Hotman Paris IG dengan Prabowo dan Gibran, yang Jadi Sorotan Caption di Bawahnya
Baca: Seribuan Goweser Serbu Event Gowes 74 Bank Indonesia, Tempuh 17 Km dan 45 Km
Bisa ular dapat dilokalisasi dengan imobilisasi selama 24-48 jam," kata Tri.
Kasus gigitan ular, kata Tri, membutuhkan perhatian.
Jumlah kasusnya hingga 135.000 per tahun, bersaing dengan HIV/AIDS dan kanker.
"Ïni tandanya gigitan ular ini adalah penyakit yang harus diberi perhatian," katanya.
"Perlu edukasi tentang penanganan pertama yang tepat di sekolah, masyarakat, dan rumah sakit." (Kompas.com/Yunanto Wiji Utomo)
Ular Weling Gigit Satpam hingga Tewas, Perhatikan Ini Area Sebarannya
Seorang petugas keamanan bernama Iskandar (45) di Gading Serpong, Tangerang, Banten, meninggal setelah digigit oleh seekor ular Welingpada Selasa (20/8/2019).
Korban meninggal setelah sempat menjalani perawatan di rumah sakit.
Terkait ular Weling tersebut, peneliti reptil dan amfibi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Amir Hamidy menjelaskan bahwa ular Weling ini habitatnya banyak dijumpai sekitar kita.
"Memang habitatnya ada di sekitar kita, di sawah, deket air, di tempat basah dan lembap," kata Amir saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/8/2019).
Menurutnya, persebaran ular Weling di Indonesia sendiri ada di Sumatera, Jawa hingga Bali.