TRIBUNJAMBI.COM - Siapa sangka anak seorang supir ambuland pernah menjadi orang penting di negeri ini. Dia adalah mantan Wakil Presiden Indonesia Try Sutrisno yang juga mantan Panglima ABRI.
Sempat beredar kabar Wakil Presiden ke-6 RI, Try Sutrisno meninggal dunia pada Senin (15/1/2018) pagi.
Informasi ini tersebar di media sosial serta aplikasi berbagi pesan WhatsApp.
Namun, kabar Try Sutrisno meninggal dunia ternyata adalah berita bohong alias Hoax.
Baca: Siapa Sebenarnya Coki Manurung, Mantan Kapolda Bengkulu yang Mencalonkan Diri Sebagai Ketua KPK?
Baca: SEDERETAN Selebriti Meninggal di Hari Jumat, Pelayat Sampai Berdesak-desakan, No 2 Kecelakaan Tragis
Baca: Ini Alasan Casidy Tolak Divonis PN Jambi, Sebut-sebut Nama Istri
Menteri Sekretaris Negara RI, Pratikno mengaku sudah mengecek langsung ke ajudan Try Sutrisno.
"Saya sudah cek ke Ajudan Bapak Try Sutrisno. Jawabnya: Bapak Try Sutrisno sehat-sehat saja. Alhamdulillah," kata Pratikno kepada Kompas.com, Senin pagi dilansir Bpost Online dari Kompas.com.
Try Sutrisno merupakan Wakil Presiden RI ke-6 yang saat itu mendampingi Presiden Suharto pada periode pemerintahan tahun 1993-1998.
Dia merupakan salah satu wakil presiden yang berasal dari kalangan militer.
Baca: Setelah Putus Cinta, 3 Cewek dengan Zodiak Ini Susah Buka Hati Lagi
Baca: Lion Air Klaim Sudah Menurunkan Harga Jual Tiket, Simak Harga Terbaru Rute Domestik Dari Jambi!
Baca: Pasokan Bergantung dari Sumbar, Tingkat Konsumsi Ikan Warga Merangin Masih Rendah
Sebelum jadi wakil presiden, Try Sutrisno merupakan Panglima ABRI periode 27 Februari 1988 - 19 Februari 1993, menggantikan LB Moerdani 'sang intelijen', seperti dilansir Bpost Online dari Wikipedia.
Try Sutrisno lahir pada 15 November 1935 di Surabaya, Jawa Timur.
Ayahnya Subandi adalah sopir ambulans, dan ibunya Mardiyah adalah ibu rumah tangga.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Belanda kembali untuk mengklaim kembali Indonesia sebagai koloni mereka.
Try Sutrisno dan keluarganya pindah dari Surabaya ke Mojokerto.
Baca: KISAH Sukes Polisi Menangkap Buronan Berkat Jumlah Like di Facebook, Viral & Menyatukan Netizen
Baca: Mitos Kupu-kupu Masuk Rumah yang Masih Dipercaya Hingga Saat Ini, Juga Masih Berlaku di Luar Negeri
Baca: Anak di Jambi Diwajibkan Punya KIA, Ini Manfaatnya
Ayahnya bekerja sebagai petugas medis untuk Batalyon Angkatan Darat Poncowati, memaksa Try Sutrisno untuk berhenti sekolah dan mencari nafkah sebagai penjual rokok dan penjual koran.
Pada usia 13, Try Sutrisno ingin bergabung dengan Batalyon Poncowati dan melawan tetapi tidak ada yang menganggapnya serius dan ia akhirnya dipekerjakan sebagai kurir.