KawalPemilu mengimbau semua simpatisan dan tim pendukung kedua kandidat capres-cawapres untuk membantu tim relawan KawalPemilu secara jujur dan berintegritas.
"Ingatlah, apabila kalian berupaya mengacaukan perhitungan real count KP, KITA SEMUA RUGI," tulis admin.
Sistem IT Sangat Kuat
Menyikapi hal tersebut, Tim Admin dan Pengawasan KawalPemilu akan lebih tegas memonitor akun-akun Facebook yang terindikasi berupaya melakukan perusakan atau mengacaukan proses perhitungan real count KawalPemilu2019 "Kami akan melakukan "BAN" bagi yang tetap bersikukuh," tulis admin.
Selain itu, tim moderator diminta lebih teliti melakukan moderasi dengan memperhatikan keaslian formulir C1, jumlah suara dengan data jumlah pemilih sesuai aturan KPU.
"Kami melakukan monitor dan verifikasi selalu, tidak ada data mentah yang tidak diproses dan diteliti. Ini sudah biasa kami lakukan, 5 tahun yang lalu dan tahun ini. Sistem IT kami sgt kuat :) , partisipasi terbuka demokrasi memang ada downside selalu :) - sudah diantisipasi," tulis admin.
Baca: Begini Penjelasan Apakah Jokowi Tak Bisa Menang Pilpres meski Raih 51 Persen Suara Lebih ?
Baca: Mahfud MD Sebut Deklarasi Prabowo Sebagai Presiden Terpilih Tak Melanggar Hukum, Ingatkan Ini ke 02
Baca: Final Quick Count Versi LSI Denny JA: Jokowi Menang di 20 Provinsi, Prabowo Unggul 14 Provinsi
"Mari kita Kawal bersama dengan JUJUR dan BERINTEGRITAS. Terima kasih," pungkasnya.
KawalPemilu.org adalah proyek urun daya (crowdsourcing) netizen pro data Indonesia yang didirikan tahun 2014 untuk menjaga suara rakyat di Pemilu melalui penggunaan teknologi.
Kawalpemilu.org melakukan real count secara cepat dan akurat. Pada Pemilu 2014, perbedaan suara KawalPemilu dengan hasil rekapitulasi KPU, yaitu 0,14 persen.
Gerakan bernama KawalPemilu hendak mengulang keberhasilan penghitungan suara yang mendekati hasil akhir Pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum ( KPU) pada Pemilu serentak 2019.
Gerakan itu juga diharapkan dapat memperkuat legitimasi KPU. Salah satu penggagas gerakan KawalPemilu, Ruly Achdiat mengungkapkan, pada Pilpres 2019, hasil penghitungan suara yang mereka lakukan hanya berbeda 0,14 persen dari KPU.
"Kawal Pemilu 2019 ingin mengulang apa yang sudah terbukti kami lakukan pada 2014. Pada waktu itu, perbedaan suara KawalPemilu dengan KPU yaitu 0,14 persen," ujar Ruly konferensi pers peluncuran gerakan KawalPemilu di Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019).
Ia menjelaskan, pada 2014, jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang ditabulasi oleh KawalPemilu.org yaitu sebesar 97,76 persen dari total 472.000 TPS di Indonesia.
Adanya gerakan KawalPemilu, lanjut Ruly, sebenarnya membantu KPU dalam mendapatkan legitimasi kuat dari masyarakat sebagai penyelenggara pemilu.
Baca: Highlight & Cuplikan Gol Barcelona vs Real Sociedad Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Spanyol
Baca: Kondisi Cawapres Sandiaga Uno Membaik, Amien Rais Langsung Telepon Sandiaga Uno, Soal Apa ?
Baca: Highlight & Cuplikan Gol Man City vs Tottenham Hotspur, Hasil Liga Inggris dan Klasemen Sementara
"2019 harapannya KPU mendapatkan data pembanding yang membuat legitimasinya makin kuat," ungkapnya kemudian.