TRIBUNJAMBI.COM - Pada 18 Desember tahun lalu, sebuah meteor diketahui meledak di atas langit Laut Bering yang terletak di antara Rusia dan Alaska, AS.
Fenomena tersebut pun berhasil diabadikan oleh NASA.
Menurut laporan BBC, Selasa (19/3/2019), ledakan meteor dengan berat 1.360 ton itu merupakan ledakan meteor terbesar ketiga di dunia sejak 1900.
Baca: Operasi Pasar di Jambi, Bea Cukai Temukan Alat Bantu Seks Ilegal Ditemukan Beredar di Jambi
Baca: Hari Keempat, Belum Satupun Peserta Pemilu di Jambi Lakukan Kampanye
Baca: Promo Big Sale Matahari Lippo Plaza Jambi, Beli Satu Gratis Dua
Ahli mencatat, kekuatan ledakannya 10 kali lebih besar dari bom atom Hiroshima, persisnya 173 kiloton TNT.
Hanya beberapa menit setelah meteor meledak, instrumen Multi angle Imaging SpectroRadiometer (MISR) yang ada di satelit Terra menangkap fenomena menakjubkan itu dalam urutan gambar.
Meteor itu memiliki diameter 10 meter dan meluncur dengan kecepatan 115.200 kilometer per jam.
Kita tidak dapat melihat jelas bagaimana penampakan meteor saat menghantam Bumi.
Baca: MENYELAMATKAN Wanita dari Perkosaan, Pria Ini Tewas Ditembak Pelaku: Ini Kronologinya
Baca: Bandar Narkoba Digerebeg BNNP Jambi Saat Lagi Transaksi di Rumah Kost Danau Sipin
Baca: Info Terbaru Pembunuhan Calon Pendeta Cantik, Polisi Ungkap Penyebab Meninggalnya Melinda Zidemi
Sebaliknya, yang terlihat jelas adalah bayangan bolide (ledakan meteorik) yang nampak seperti goresan gelap awan di bawahnya.
Bila diperhatikan dengan cermat, Anda mungkin bisa melihat awan oranye menyala.
Itu adalah jejak meteor yang memanaskan udara saat melewatinya dengan kecepatan 115.200 kilometer per jam.
Disinggung di atas, ini adalah ledakan meteor terbesar ketiga sejak 1900.
Baca: Barang Ilegal Beredar di Jambi Potensi Kerugian Mencapai Ratusan Juta
Baca: HUT Swiss-Belhotel Jambi dan Tribun Jambi, Ikut Jalan Sehat Bisa Dapat Rumah dan Motor
Baca: Kasus OTT Pejabat BKD Muarojambi, Nasrul Mengakui Dimintai Uang Rp 100 Juta Jika Ingin Lolos CPNS
Melansir Science Alert, Senin (25/3/2019), ledakan meteor paling dahsyat terjadi di Tunguska pada 1908 dengan kekuatan 3 megaton.
Kemudian disusul ledakan meteor di Chelyabinsk 2013 dengan kekuatan 440 kiloton.
Namun, karena meteor ini berada jauh dari pemukiman, tak ada yang menyaksikannya secara langsung.
Hal ini patut disyukuri karena dengan begitu tak ada yang terluka akibat peristiwa itu.
Hal ini berbeda dengan ledakan meteor di Chelyabinsk yang melukai lebih dari 1.200 orang karena luka pecahan kaca jendela.
Baca: Jadwal Terbaru Piala Presiden 2019, Persija Jakarta vs Kalteng Putra Mulai 28 Maret 2019, Catat
Baca: Meme Tuman yang Viral di Media Sosial Dimanfaatkan Polisi, Begini Tulisannya, Tentang Golput
Baca: Resmi Perkenalkan Model HP Terbarunya, Samsung Galaxy A70, Lihat Keunggulan dan Spesifikasinya
Ledakan meteor sebenarnya sangat umum, meski biasanya jauh lebih kecil.
NASA mencatat ada 775 bola api yang menghantam atmosfer Bumi sejak 1988. Fenomena itu sebagian besar terjadi di atas lautan.
Jumlah korban luka akibat ledakan meteor di Rusia, Jumat (15/2/2013) pagi, terus bertambah.
Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia Vadim Kolesnikov mengatakan, lebih dari 400 orang terluka akibat ledakan meteor itu dan mencari bantuan medis.
Baca: KPU Bebaskan Parpol Kampanye di Wilayah Tanjab Barat, Asalkan Sesuai Jadwal dan Punya STTP
Baca: Jelang Puasa Ramadan 2019: Tata Cara dan Niat Bayar Utang Puasa dan Ketentuan Fidyah
Baca: Nelayan di Tanjab Barat Mengaku Diusir Petugas DKP Tanjab Barat dari Perumahan Bantuan Pemerintah
Selain korban luka, sebanyak tiga orang korban saat ini dirawat di rumah sakit dalam kondisi serius.
Sebagian korban luka diakibatkan pecahan kaca yang melayang akibat ledakan meteor yang kuat.
Sebelumnya, sebuah meteorit meledak di atas Kota Chelyabinks, Pegunungan Ural, Rusia bagian tengah sekitar pukul 09.00 waktu setempat.
Ledakan itu tak hanya mengakibatkan korban luka, tetapi juga membuat suhu udara anjlok hingga -18 derajat Celcius dan komunikasi telepon genggam terganggu.
Baca: Tampang CBR250RR Versi Thailand di BIMS 2019 Harganya Lebih Mahal dari Versi Indonesia, Desain Sama?
Baca: Luna Maya Masuk Daftar 99 Most Inspiring Women, Merasa Terhormat Ketemu Menteri Susi Pudjiastuti
Baca: MotoGP Argentina 2019 - Valentino Rossi Penuh Energi Positif, Hal Ini yang Jadi Penyebabnya
Sebuah pabrik seng di Kota Chelyabinks juga porak-poranda. Namun, ledakan tidak berdampak terhadap fasilitas nuklir di kota tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com oleh Gloria Setyvani Putri dengan judul "Video: Detik-detik Jatuhnya Meteor 10 Kali Bom Hiroshima Dirilis NASA"