Laporan wartawan Tribun Jambi, Wahyu Herliyanto
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Cuaca ekstrem, hujan deras disertai petir dan angin kencang yang melanda Kabupaten Sarolangun beberapa hari terakhir mengakibatkan sejumlah wilayah mengalami bencana alam seperti banjir dan longsor.
Dari musibah cuaca ekstrim beberapa hari belakangan yang melanda kabupaten sarolangun, pihak BPBD Kabupaten Sarolangun menyebut sedikitnya 6 Kecamatan yang mengalami dampaknya.
Dari data BPBD Sarolangun, wilayah yang dilanda banjir yakni Kecamatan Sarolangun, Batang Asai, Cermin Nan Gedang, Limun, Pelawan dan Air Hitam.
Baca: Dinsos Sarolangun Salurkan 17 Ton Beras untuk Ribuan Korban Banjir di Sarolangun
Baca: Dukcapil Akui Ada 10 WNA Punya e-KTP Kota Jambi
Baca: Beberkan Hasil Operasi Antik 2019, Kapolres Tanjab Timur Ungkap Kasus Narkotika Meningkat
Baca: 20 Hari Operasi Antik, Polres Tanjab Timur Berhasil Tangkap Delapan Pelaku Narkotika
Baca: Hasil All England 2019 Gregoria Mariska Tunjung Kalah Dari Nozomi Okuhara Unggulan Kedua Dari Jepang
Akibat banjir di enam kecamatan tersebut, sekitar 2 ribuan warga terganggu aktifitasnya. Tak hanya itu, banjir juga merendam 250 hektare sawah dan kebun milik warga. Akibatnya puluhan hektare sawah dinyatakan gagal panen.
"Dampak dari banjir aktivitas masyarakat di beberapa desa lumpuh total, seperti di Desa Pulau Pandan, Kecamatan Limun," kata Trianto, Kepala BPBD Sarolangun.
Tak hanya itu, Banjir yang melanda Kabupaten Sarolangun, membuat sejumlah infrastruktur mengalami kerusakan, seperti yang terjadi dengan jembatan di Desa Pulau Aro, Kecamatan Pelawan, yang ambruk diterjang banjir.
Akibat ambruknya jembatan dari kayu itu, membuat aktivitas warga terganggu.
Kepala BPBD Sarolangun, Trianto mengatakan akibat ambruknya jembatan semi permanen di Desa Pulau Aro, sedikitnya terdapat 140 kepala keluarga yang melintasi jembatan tersebut terganggu aktvitas dan ekonominya.
Belum habis di situ, beberapa titik longsor berulang kali terjadi pada saat musim penghujan saat ini.
Bencana longsor terjadi di beberapa desa Kecamatan Batang Asai. Dengan kontur perbukitan dan tebing di kanan kiri jalan akses menuju kecamatan bisa saja ambrol dan menutup akses jalan desa.
Salah satu Kepala Desa Kasiro Ilir, Spani menyebutkan jika longsor itu terjadi sehingga menutup badan jalan.
Dia menyebutkan, jika longsor tersebut terjadi dampak dari curah hujan yang tinggi, di mana tanah di tebing tak dapat menampung air hujan, sehingga terjadi longsor.
Baca: Mashuri Minta Biaya Sewa Kantor BKAD Rimbo Tengah Dihapus
Baca: KPU Kota Jambi Akan Lakukan Verifikasi Soal WNA Masuk DPT
Baca: Hampir 1.000 Lowongan Kerja Dibuka Kemensos RI Untuk D3 & S1, Sampai 8 Maret, Ini Syarat & Link
Baca: Rizky, Bocah 4 Tahun Penderita Gizi Buruk dari Kuala Tungkal, Terbaring Lemah di RSUD KH Daud Arif
Mengingat jalan tersebut merupakan satu-satunya jalan desa yang menghubungkan ke desa lain.
Lebih lanjut Spani mengatakan, jika saat ini jalan tersebut sudah bisa dilalui akan tetapi warga harus terus berhati-hati karena dikhawatirkan longsor bisa saja kembali terjadi jika curah hujan masih tinggi.