Laporan Wartawan Tribun Jambi, Muzakkir
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO - Perwakilan dari PT Rehan Faisal, ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa pihaknya tetap fokus membuka perkebunan di Tabir Barat.
Dikonfirmasi melalui sambungan teleponnya, Faisal menyebut bahwa pihaknya tidak mengurus soal izin kayu, mereka hanya melakukan penanaman sawit.
"Kita fokus dengan sawit. Kita melakukan pembibitan," kata Faisal, Senin (14/1/2019).
Lantas bagaimana tudingan masyarakat terhadap PT Rehan yang mengelola kayu balok, Faisal menyebut bahwa mereka hanya sebagai mitra saja, mereka membeli kayu dari seseorang bernama Thobroni.
Baca: Dua Tetangga di Jambi Ini Kompak Jual Ganja dan Sabu, Lalu Ini yang Terjadi
Baca: Ada Asumsi Pegawai Titipan, Sekda: Untuk PTT, Assessment akan dilakukan Tanpa Pemberitahuan
"Kita beli lagi sama pak Thob, itupun bukan dilokasi, kita beli dilopon luar. Kalau cocok kita ambil, kalau tidak, ya tidak kita ambil," kata Faisal.
Atas hal itu, dirinya juga tidak mengetahui perihal urusan dan perjanjian dengan pihak desa.
"Itu semua urusan pak Thob, saya taunya kayu sampai dilopon kita. Jadi dengan masyarakat dan kepala desa urusan pak Thob," imbuhnya.
Baca: Penutupan Gerai Perusahaan Ritel Tahun Ini Diprediksi Terus Berlanjut, 92 Persen Karyawan Memahami
Baca: Dibanding Sebelumnya, Tahun 2018 Lalu Angka Perceraian di Tanjab Barat Menurun
Untuk diketahui, puluhan mahasiswa yang tergabung dari himpunan mahasiswa pelajar tabir barat (HMPTB) mendatangi kantor DPRD Merangin, Senin (14/1)
Kedatangan mereka mengadukan persoalan yang terjadi di Tabir Barat. Saat ini, diwilayah tersebut sedang marak usaha penebangan kayu dari hutan sekitar yang dilakukan oleh PT Rehan.
Banyak hal buruk yang terjadi akibat pembalakan kayu tersebut, diantara ruas jalan desa menjadi rusak akibat dilalui kendaraan yang melintas dengan tonase besar.
Baca: VIDEO: Motor Ducati Panigale V4 S yang Kecelakaan di Sirkuit Sentul, Harganya Hampir Rp 1 Milyar
Baca: Terdakwa Perkara Dana Desa Batang Aburan Tebo, Divonis Majelis Hakim Tipikor Jambi, Ini Vonisnya
Baca: Persoalan Infrastruktur jadi PR, Penyampaian Hasil Reses Anggota DPRD Muarojambi
"Perusahaan ini banyak menimbulkan dampak buruknya dibandingkan manfaatnya," kata pendemo yang berasal dari Desa Muaro Kibul.
Mahasiswa juga mempertanyakan izin usaha kayu yang melintasi jalan Pemerintah, dan mengutuk para Kades yang menyetujui sepihak tampa musyawah pada Masyarakat.
"Logika kami, jangankan membangun infrastruktur diwilayah Tabir Barat, ini malah membiarkan pengusaha untuk menghancurkan tanpa jaminan kepada Pemerintah dan Masyarakat," kata Muzakkir Walid koordinator aksi. (*)