Ledakan awal di 26 Agustus sore meluluhkan dua pertiga bagian utara dari pulau. Menghasilkan serangkaian aliran piroklastika dan tsunami.
Empat ledakan susulan terjadi lagi pada 27 Agustus pukul 05.30 pagi, mencapai puncaknya pada pukul 10.02.
Dentuman yang menyertai ledakan terdengar hingga ke Singapura dan Australia.
Selama itu, batu apung dan abu halus dihembuskan hingga ketinggian 70-80 kilometer, menutupi daerah seluas 827.000 kilometer persegi.
Sebanyak 31.000 hingga 36.000 warga yang tewas merupakan korban tsunami ketika sebagian besar pulau yang didiami Krakatau tenggelam ke Selat Sunda.
Sedangkan 4.500 orang lainnya tewas terpanggang karena aliran piroklastika.
Letusan ini tidak berhenti dalam hitungan hari. Karena hingga periode September-Oktober di tahun yang sama, terjadi letusan lumpur dalam skala kecil.
44 tahun setelah ledakan ini, Krakatau mulai membangun diri kembali dengan beberapa letusan antara 29 Desember 1927 dan 5 Februari 1928. (*)
Baca: Keanehan Setelah Tsunami, Penyu Raksasa Terdampar di Cilegon, 5 Orang yang Bisa Mengangkatnya
Baca: Ternyata Anak Krakatau Terus Tumbuh Membesar, Mengulang Peristiwa 1883? Ini Prediksi Para Ahli
Baca: Taklukkan Tim Asuhan PSSI Tanjab Barat, Ketapang FC Juarai Turnamen Air Panas Sakti 2018
Baca: VIDEO: Misteri, Suara Dentuman Misterius di Langit Sumatera Selatan
Baca: Kisah Ade Jigo Disapu Tsunami Terbangun di Tempat Sempit, Mengira Mati, Lihat Ini Ucap Subhanallah
Baca: Suara Dentuman Misterius Terdengar di Purwakarta, Sumsel, Cianjur, dan Bandung
TONTON VIDEO TERBARU KAMI DETIK-DETIK DYLAN ISTRI IFAN SEVENTEEN DITEMUKAN
IKUTI INSTAGRAM KAMI:
ARTIKEL INI SUDAH TAYANG DI GRID ID DENGAN JUDUL SAAT GUNUNG KRAKATAU...