Dibentuk Memerangi Teroris & Gerakan Separatis, Akankah TNI Akan Turunkan Kopassus dan Elite Lainnya

Editor: Andreas Eko Prasetyo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Raider Kostrad

Namun sekarang terbukti siapa pelanggar HAM sebenarnya.

Ilustrasi: Jusuf Kalla dan TNI (Kolase/KompasTV/Capture Film Merah Putih Memanggil)

"Ya sering pola seperti ini ingin lebih soft supaya jangan dituduh kita (pemerintah) yang melanggar HAM, padahal ini yangg melanggar HAM itu siapa? mereka kan yang melanggar HAM," ungkap Jusuf Kalla.

Sebelumnya telah terjadi pembunuhan sadis yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya terhadap 19 orang pekerja Trans Papua pada Minggu (2/12) di Nduga.

Dugaan penyebab pembunuhan ketika seorang pekerja trans papua mengambil foto upacara peringatan HUT OPM.

Berang, KKB lantas membantai para pekerja tersebut.

Baca Juga:

Air Mata Gisella Menitik Saat Ditanya Soal Gading, Terbata-bata Ungkap Rencana Setelah Menjanda

VIDEO: Sosok Alya Nurshabrina, Miss Indonesia 2018 yang Jadi Finalis Miss World 2018

Malam Puncak Miss World 2018, Inilah Alya Nurshabrina yang Jadi Wakil Indonesia, Cantik Banget!

Berikut video pernyataan Jusuf Kalla:

Bila Benar Terjadi Operasi Skala Besar, Menanti Aksi Kopassus dkk

Wakil Presiden Indonesia, Jusuf Kalla pun menyatakan operasi militer besar-besaran untuk menumpas KKB.

Lalu pasukan khusus TNI ini yang digadang-gadang disiapkan menumpas teroris ini turut disertakan.

Bila benar terjadi, maka akan 'terbangun dari tidurnya' sosok mengerikan ini dalam berperang.

Ya mereka adalah Komando Operasi Khusus Gabungan (Koopssusgab) sebelumnya pasukan ini sudah lama dibentuk.

Dan pada aksi terorisme di Surabaya dan Pekanbaru secara berentetan, membuat pemerintah membangunkan Koopssusgab kembali.

Baca Juga:

IPANI Gelar Seminar Perawatan Bayi Baru Lahir di Ruang Pola, Upaya Turunkan Angka Kematian Bayi

Aksi Mendebarkan Kopassus Terjun Freefall Kibarkan Bendera Raksasa di Ketinggian 4.000 Meter

Link Live Streaming Proliga 2018 Antara PA Jakarta BNI 46 Vs Sidoarjo Aneka Gas Industri Pukul 16.00

Dibentuk untuk memerangi terorisme pada Juni 2015, pasukan khusus gabungan TNI dan Polri sebenarnya pernah melakukan latihan bersama.

Latihan itu berlangsung pada tahun 2004 dan berlokasi di gedung MPR/DPR kompleks Senayan, Jakarta.

Simulasi latihan menggambarkan ketika 40 teroris bersenjata lengkap tiba-tiba menguasai gedung MPR/DPR dan menyandera ketua MPR dan DPR beserta seluruh anggota dewan yang tengah melakukan persidangan.

Halaman
1234

Berita Terkini