Dia mengatakan mesin ATM itu dapat dijadikan rumpon untuk ikan, dan diletakkan di lokasi yang terumbu karangnya sudah rusak.
"Casing ATM yang kami pasang di sana betul-betul di daerah yang selama ini sudah rusak dengan harapan bisa ditumbuhkan terumbu karang bisa dijadikan rumpon, berkumpulnya ikan di sana dan terjadi proses perkembangbiakan," jelas Yoshua.
Namun Suharsono, pakar oseanografi yang meneliti terumbu karang dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai pemasangan tiga mesin ATM di dasar laut itu tidak cocok untuk dijadikan rumpon.
Baca: SMP di Kota Jambi Terancam Tidak Bisa UNBK: Pengadaan 1.200 Komputer Belum Jelas
Baca: Ada Tato Bertuliskan Bahasa Arab di Lengan Sophia Latjuba! Mau Tau Arti Tatonya?
"Kalau hanya tiga hanya merusak pandangan saja, kalau rumpon yang ideal itu kan penempatannya tidak dapat sembarangan, penempatannya itu tidak boleh dasarnya yang lumpur. Makanya yang penting itu berongga, terus besar ukurannya, bisa memang sebagai shelter untuk ikan nanti ikan mau datang, bertelur, memijah. Nah itu baru rumpon," jelas Suharsono.
Biota laut di kawasan Pulau Pahawang dikhawatirkan akan terganggu jika banyak penyelam berswafoto di atas ATM.
Seain itu menurut Suharsono, lokasi pemasangan rumpon juga harus tepat.
"Penempatan jadi penting harus tahu juga sumber larva ikan dan sarang arahnya dari mana itu dari pola arusnya dari mana yang ada di situ. Kalau tidak, malah akan merusak sekitarnya bukan diperbaiki," jelas dia.
Suharsono juga mengatakan pemasangan mesin ATM di dasar laut untuk kebutuhan swafoto atau selfie dapat merusak lingkungan dan tidak akan bertahan lama.
"Kalau tidak pakai alat diving itu orang pasti buru-buru dan tidak stabil dan menaruh (ATM) di atas karang pasti karangnya juga akan rusak karena terinjak, lama-lama ATM juga akan tertutup lumut," jelas Suharsono.
Banyaknya pengunjung yang berswafoto, menurut Suharsono, justru akan membuat ikan-ikan menghindari lokasi tersebut.
"Karang malah tak bisa hidup karena banyak orang yang selfie, malah mengganggu ekosistem, malah naruh sampah di situ," jelas Suharsono. (*)