Adanya ATM BRI di dasar laut justru dapat memancing wisatawan menginjak terumbu karang.
"Mereka mencari sesuatu yang asli, terumbu karang yang masih hidup, anemon yang warna-warni di bawah laut, ikan yang masih banyak sekali di bawah laut. Itu yang mereka harapkan, bukan tulisan dan kalau mereka selfie di bawah laut, itu dipastikan mereka menginjak terumbu karang," jelas Adi.
Baca: Fakta Mengejutkan dari Perceraian Abdee Negara, Istri: Perempuan Itu Minta Saya Diceraikan
Baca: Selamat Siang, yang Populer Pagi Tadi, Ajakan Adang Truk Batu Bara - UAS jadi Target Foto Warga
Dia meminta agar BRI menarik ATM tersebut dari bawah laut.
ATM yang ditenggelamkan di bawah laut Pulau Pahawang itu merupakan mesin bekas yang ditanam di dasar laut dengan kedalaman kurang dari dua meter.
MURI mencatatkannya sebagai rekor ATM pertama di bawah laut.
Manajer senior Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), Jusuf Ngadri, mengatakan pencatatan ATM BRI di bawah laut itu sesuai dengan kriteria penentuan sebuah rekor, yaitu yang pertama kali dilakukan.
Sebelum dicatat dalam rekor MURI, Ngadri meminta agar BRI menyerahkan surat persetujuan dari otoritas setempat yang menyebutkan penenggelaman mesin ATM itu tidak merusak lingkungan.
Baca: Fakta Mengejutkan dari Perceraian Abdee Negara, Istri: Perempuan Itu Minta Saya Diceraikan
Baca: Sedang Alami Demam Tinggi, Konsumsi Satu Diantara 4 Buah ini Karena Bisa Menurunkannya
"Ini sesuatu yang bisa dicatat sebagai yang pertama sebagai penenggelaman ATM di laut untuk terumbu karang dan tujuan wisata, oleh karena itu kami setujui," ujarnya.
"Kami bersandar dari persetujuan dari otoritas terkait. Memang sudah, karena salah satu persyaratan dari MURI itu memang ada dari otoritas dan memang diizinkan dan mendukung kok," imbuh Ngadri.
Selain memberikan izin, menurut Yosua, Dinas Kelautan dan Perikanan juga memberikan sejumlah saran dalam pemasangan tiga mesin ATM di dasar laut agar tidak merusak ekosistem sekitarnya.
"Karena tidak ingin apa yang kami letakkan di sana justru merusak, kami ditunjukkan tempat yang memang sudah rusak, dengan kita letakkan sesuatu yang bisa menjadi media tumbuhnya karang dan seterusnya, kami ikuti," jelas Yoshua.