Berita Batang Hari

Seling Putus Lalu 200 Keramba di Desa Aro Batang Hari Hanyut Kerugian Rp3 M

Sekira 200 unit keramba terdampak, di mana 50 unit mengalami rusak berat, 40 rusak ringan, dan sekitar 30 persen keramba hanyut

Penulis: Abdullah Usman | Editor: asto s
Tribun Jambi/Abdullah Usman
HANYUT - Ratusan keramba ikan warga Desa Aro Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari hanyut di Sungai Batanghari, Rabu (20/8/2025) pagi. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (PPP) Kabupaten Batang Hari mengungkap kronologi peristiwa hanyutnya ratusan keramba ikan milik warga Desa Aro, Kecamatan Muara Bulian, yang mengakibatkan kerugian hingga Rp3 miliar.

Peristiwa itu terjadi pada Rabu pagi, 20 Agustus 2025, sekitar pukul 08.30 WIB. 

Sekira 200 unit keramba terdampak, di mana 50 unit mengalami rusak berat, 40 rusak ringan, dan sekitar 30 persen keramba hanyut bersama ikan.

Kepala Dinas PPP Kabupaten Batang Hari, Farizal, mengatakan peristiwa bermula saat warga hendak menggeser posisi keramba karena meningkatnya debit air sungai.

“Namun saat proses penggeseran dilakukan, seling utama tiba-tiba putus. Hal itu menyebabkan sejumlah keramba lepas dan hanyut terbawa arus,” jelas Farizal kepada Tribunjambi.com, Selasa (26/8/2025).

Dari hasil investigasi lapangan, lanjutnya, diketahui bahwa seling pengikat tidak mampu menahan beban keramba yang sangat banyak, ditambah derasnya arus sungai yang memperburuk kondisi.

Sebanyak 40 unit keramba tercatat mengalami kerusakan berat hingga mengakibatkan lepasnya ikan dari keramba.

Pihak dinas telah menerima laporan resmi dari para petani terdampak dan tengah menindaklanjuti dengan koordinasi bersama pimpinan.

“Karena penyebab utamanya adalah seling yang tidak kuat, kami akan menghitung ulang kebutuhan seling yang ideal. Namun, untuk saat ini kami masih menunggu laporan lengkap dan proposal dari petani,” ujar Farizal.

Ia juga mengimbau agar para petani ikan lebih memperhatikan kekuatan peralatan penambat keramba, terutama pada musim hujan atau saat debit sungai meningkat.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya evaluasi teknis dalam pengelolaan budidaya ikan di keramba, terutama terkait faktor keselamatan dan risiko kerugian ekonomi. (Tribun Jambi/Abdullah Usman)

Baca juga: Sosok Dwi Hartono Crazy Rich Rimbo Bujang Diduga Otak Pembunuhan Kacab BRI, Sempat Beli Helikopter

Baca juga: Wawancara Eksklusif Pengusaha Tebo Dwi Hartono Sebelum Ditangkap Polda Metro Jaya

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved